27

756 129 2
                                    

00:00:34

Ini akan menjadi masa masa tersulit bagi Renjun. Sungguh. Kakinya daritadi nyaris saja meleset dari dahan.

Rupanya jantungnya benar benar diuji, untung ia masih baik baik saja.

Asalkan kalian tau, kaki Renjun tak boleh menapak di dahan barang 3 detik saja, karena Hana langsung menyuruhnya lompat lagi.

"Keseimbangan lo gak bagus, yang ada malah jatoh kalau berdiri kelamaan. Dahan kayunya licin juga, apa habis hujan ya?" Itu jawaban yang Renjun dapat saat ia bertanya pada Hana.

"Han, Stop dulu. Kasih aku waktu beberapa detik buat napas dong" Renjun menghentikan Hana dengan menarik tangan gadis itu.

"Napasmu pendek, ya?" Hana tentunya tau alasan mengapa napas Renjun pendek-pendek, ia hanya berlagak seolah tak tau.

Renjun hanya tersenyum canggung, "Bukannya aku begini dari dulu?"

"Iya juga"

Kalau diingat ingat, Renjun memang seperti ini dari dulu. Hana bersyukur mengetahui penyakit Renjun saat mereka sudah putus.

Bayangkan jika ia mengetahuinya dari dulu, akan seperti apa perasaannya saat tau Renjun memiliki penyakit jantung?

"Udah?"

Renjun mengangguk. Dada kirinya sedikit nyeri sekarang, tapi kalau mereka menetap lebih lama, itu hanya akan membuang waktu.

Hana tak akan pergi jika Renjun tak pergi juga, jadi lebih baik menahan sakit sebentar saja.

Renjun tidak mau mati di sini, dan ia lebih tak mau jika hidup Hana ikut berakhir di sini.

"Bener bener gaada pohon yang lebih pendek buat turun ya?" Hana melihat sekeliling. Percuma saja, pandangannya tetap tertutupi dedaunan.

"Kalo gini terus kita keburu kehabisan waktu" Hana menyodorkan ranting kayu pada Renjun seolah-olah itu adalah mic, "Oke. Tuan Huang Renjun, bisa sampaikan kalimat terakhir anda? Jaga jaga kalau kita beneran mati disini"

"Jangan bicara sembarangan, kalau dikabulin gimana?" Renjun menghela napas pelan, "Tapi karena gak akan ada yang tau nasib, kayaknya ga masalah"

Renjun sedikit ragu untuk menyampaikan hal yang mengganggu pikirannya belakangan ini.

Netra berwarna coklat gelap Renjun menatap gadis di depannya dalam-dalam, hingga tatapan mereka bertemu. Hana masih menunggu jawaban Renjun, ia agak bingung karena ditatap seperti ini.

"Han, kalau aku bilang masih suka kamu, kira kira reaksi kamu bakal kayak gimana?"

____

Jaemin bertatapan dengan Hyunjin, entah mengapa malah mereka yang merasa canggung sekarang.

Begitu pula dengan Felix yang terbangun karena mendengar suara dari earpiece nya.

Jaemin tertawa geli, "ini Hana lupa mute micnya apa gimana?"
____

Bisa dibilang, tali yang dipasang Hyunjin dan Jaemin itu berguna banget. Apalagi buat para 99line di lantai 3.

"Permukaan talinya kasar banget sih, tangan indah gue jadi lecet nih" Xiaojun menatap ngeri luka-luka di tangannya.

Hendery berdecak, "Bersyukur aja masih ditolong Tuhan"

Xiaojun mengangguk, "Daripada itu... Lucas, bisa santai aja gak sih turunnya? Talinya goyang goyang, bego!"

"Kalian keliatan kayak uget uget sekarang" kata Mark dari bawah sambil membersihkan tanah di rambutnya.

Home | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang