"Kita beneran mau ngumpulin kerikil?"
Mereka sudah rapi dengan pakaian lengkap, benar benar menutup wajah mereka, bahkan mereka menggunakan kaus kaki tebal.
"Sebenarnya mengapa kita menggunakan pakaian seperti ini!?" Decak Renjun sebal. Benar, Yangyang lah yang ngotot menggunakan pakaian serba tertutup.
"Menutup aurat"
Renjun menatapnya tak percaya, lagipula untuk apa harus menggunakan sarung tangan segala.
"Ya engga lah, biar wajah kita ga gampang keliatan, kamu gak mau kan identitas mu dikenali?"
Tunggu sebentar, mengapa mereka seolah sedang menjalankan misi seperti di film film.
"Ya enggak begini juga Yangyangg" geram Renjun, bukannya tak suka, hanya saja ia merasa sesak menggunakan pakaian seperti ini.
"Tadi kau bilang penculiknya orang terdekat ayah Jisung, kan?"
Lagi lagi Renjun mengiyakan.
"Faktanya, orang orang di sekeliling ayah Jisung bukanlah orang sembarangan" ucap Yangyang, mengenakan masker hitam yang menutupi setengah wajah nya.
"Hah?"
***
"Kau tahu tidak, hidupku rasanya berbeda sekali semenjak bertemu denganmu, untuk yang kedua kalinya, dan Jisung" Renjun memandangi kantong plastik berisi kerikil di tangannya.
"Apakah ayah Jisung merupakan orang penting?"
Yangyang menelan ludah nya gugup mendengar pertanyaan Renjun.
"Iya, sangat penting"
"Siapa?" Tanya Renjun, berandai andai tentang apa yang akan dijawab Yangyang.
"Dulu beliau adalah polisi yang menangani begitu banyak penjahat, mafia, preman. Dan kesalahannya adalah meloloskan mereka yang justru menyimpan dendam padanya"
Renjun mengernyitkan dahinya.
"Jadi... Apa hubungannya dengan si 'orang terdekat' itu?"
Yangyang tersenyum teduh, padahal hatinya dipenuhi rasa bersalah. Ia sedikit menyesal membiarkan kawannya terlibat ke dalam masalah mengerikan ini.
"Setelah pensiun, ayah Jisung mendirikan sebuah usaha yang berakhir sukses. Sepertinya ada yang menyimpan dendam padanya lalu menyamar dan membuat dirinya menjadi orang terpercaya ayah Jisung untuk membalas dendam"
Renjun mengangguk paham.
"Jika kau ingin tak terlibat, silakan berhenti sekarang. Aku tidak melarangmu" ucap Yangyang final.
"Tidak! Aku akan tetap ikut" Renjun merangkul Yangyang dan memberinya senyuman.
"Tapi aku tidak bisa menjamin keselamatan mu"
Renjun malah semakin tersenyum mendengarnya, tidak, lebih tepatnya ia tersenyum menutupi kesedihan.
"Yangyang, aku sendiri tidak tau apa alasan ku untuk tetap hidup" Renjun terdiam sebentar, "setidaknya aku bisa mengakhiri kisah ku sebagai pahlawan, kan?"
Rahang Yangyang seolah jatuh dibuatnya.
"Renjun? Kau kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home | NCT OT23
FanfictionJika dunia mengucilkanmu, untuk apa merasa bersedih? Kau masih diterima di rumah. Makanya, pulanglah saat kau benar-benar merasa lelah. "Kalian semua tolong berjanji padaku" "Tetaplah disini untukku dan jangan pergi" -Renjun baca aja.