Masih ada yang nungguin? Btw kalian mau ga kalau covernya aku ganti?
____________"Lo gapapa?"
Renjun mendekatkan ponselnya ke telinga, lalu terkekeh pelan sebelum menjawab, "Aku gapapa kok, kenapa nanyain kabar terus? emang ada apa?"
"Gatau, tapi lo beneran gapapa kan?"
"Ya beneran" jawab Renjun agak bingung dengan pertanyaan Mark.
Mark menghela napas, "Yaudah, gue tutup dulu teleponnya"
Sambungan telepon langsung diputus oleh Mark, meninggalkan Renjun yang sedang melamun menatap langit-langit kamarnya.
"Tadi Mark?" Tanya Yangyang yang sedang mengerjakan tugas di kamar kos Renjun, "Dia nanyain apa?"
"Cuma nanyain kabar" jawab Renjun seadanya. Yangyang hanya mengangguk angguk tanpa melepas pandangannya dari lembaran kertas di atas meja.
"He's kinda scary, padahal Mark ga tau apa apa soal kejadian tadi, dia bahkan gak ketemu lo sama sekali" ucap Yangyang pelan, "Tapi dia bisa ada firasat kayak gitu ya, masa dia punya mata mata sih?"
"Gak mungkin deh" kekeh Renjun sembari menyandarkan punggungnya ke tembok.
"Sebenernya kalo beneran ada gue gak akan kaget" Yangyang melirik ke arah Renjun, ekspresinya menjadi serius dalam sekejap, "Lo digituin sama Mike apa gak sakit? Padahal lo bisa ngelaporin dia loh"
Renjun menggeleng, "Kamu gatau? Mike itu anak pejabat disini, yang ada aku yang bakal rugi kalo berlagak ngelaporin dia"
"Ga mau minta bantuan Mark atau gue?" Tanya Yangyang, "Gue bisa buat dia langsung keluar dari kampus dengan mudah"
"Caranya? Pakai duit ya?"
"Ya iyalah, semua hal butuh duit" Seseorang pernah berkata pada Yangyang, yang namanya bertahan hidup pasti membutuhkan uang.
"Kalau begitu berarti kamu sama aja kayak Mike, menyelesaikan semua masalah dengan uang. Curang" gumam Renjun, tanpa sadar membuat Yangyang agak kesal.
"Gue tersinggung loh"
Renjun memandang Yangyang beberapa detik, lalu ia segera mengalihkan topik, "Tugasmu udah selesai?"
"Belom, capek banget. Dulu gue kira akuntansi tuh cuma hitung hitungan biasa doang, taunya bisa bikin gila juga" keluh Yangyang.
"Haha, semangat"
Yangyang melirik jam yang melingkar di tangannya lalu berdecak kesal, "Ini Haechan beli nasi sama rendang aja lama bener"
Renjun hanya mengangkat bahu, "Kalo ga salah tadi dia izin mau ke supermarket sekalian"
"Heh tau gitu tadi gue nitip wafer juga" seru Yangyang kecewa, matanya mengarah ke Renjun sekilas, "Sekalian beli hansaplast, kayaknya lo butuh"
***
"Ini gedung kemaren kan ya? Ada artikelnya ternyata" ucap Haechan sambil menunjukkan layar ponselnya, "Tapi di berita, kejadiannya ga sesuai kenyataan. Johnny bayar berapa ya buat bikin artikel kayak gini?"
"Enak banget emang jadi orang kaya" gumam Karina yang duduk di sebelah Haechan, "Btw lo gak jadi ke supermarket, Chan?"
"Ga jadi, kalo barang yang dicari ada di warung kenapa harus ke supermarket? Di warung lebih murah" ujar Haechan sambil meniup telur gulung yang masih panas, "Kalo di warung ga usah bayar parkir juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home | NCT OT23
FanfictionJika dunia mengucilkanmu, untuk apa merasa bersedih? Kau masih diterima di rumah. Makanya, pulanglah saat kau benar-benar merasa lelah. "Kalian semua tolong berjanji padaku" "Tetaplah disini untukku dan jangan pergi" -Renjun baca aja.