Huang Renjun, terkenal di kampus dengan sebutan si pecundang. Kesehariannya adalah menjadi korban bully mahasiswa lain dan belajar. Dan tentu saja keseharian manusia biasa yang mungkin terlalu biasa(?). Semua orang tau bahwa orang tua Renjun bercerai sedari ia berusia 5 tahun.
Ibu Renjun tidak ingin bertemu anaknya lagi, walaupun Renjun tidak bersalah sama sekali pada ibunya. Sedangkan ayahnya masih membiayai hidup Renjun, tapi ya itu semua hanya sekedar tanggung jawab, tidak ada kasih sayang ayah-anak lagi diantara mereka. Atau mungkin ada, di lubuk hati terdalam masing masing.
***
Di pagi hari yang kelabu ini Renjun sedang melamun di dapur kos kosannya, tangan kanannya sedang meracik bumbu mi instan dan tangan kirinya sedang menjelajahi sosial media. Namun pikirannya masih tertuju pada kejadian semalam.
***
Handphone Renjun berdering. Terdapat tulisan 'Ayah' di layar Handphone nya.
"Kenapa meneleponku?" Tanya Renjun dingin.
"Astaga, santai dong. Ayah cuma bilang kalau ayah sudah menikah lagi, sudah 3 tahun sebenarnya. Kami punya anak juga, namanya Hyein. Kapan mau bertemu?"
Renjun berdecak sebal, "lain kali".
"Terserahmu. Jaga diri, Renjun" pesan ayahnya lalu mematikan telepon.
***
"Sudah tiga tahun katanya? Wah, orang ini tidak bisa ditebak" gumam Renjun jengkel. Bagaimanapun mereka masih seorang ayah dan anak, bisa bisanya dia dilupakan seperti ini. Tanpa sadar bibi kos memperhatikan kegiatannya sedari tadi dengan ekspresi heran, bagaimana tidak heran, Renjun meng-scroll sosial media sambil mengaduk mi instan sedangkan orangnya menatap lurus ke depan.
"Hei nak..." Sapa bibi kos. Renjun tersentak dan sadar dari lamunannya. "Astaga bibi mengagetkanku" Renjun mengelus dadanya yang berdebar. "Nanti siang ada orang baru yang akan tinggal di sebelah kamarmu. Berkawanlah" kata bibi. Renjun hanya mengangguk.
"Apa ada yang mengganggu pikiran mu belakangan ini? Kamu terlihat aneh"
Senyum Renjun sedikit memudar, "ayahku menikah lagi".
Bibi kos terlihat kaget. "Astaga, kamu gapapa?" tanya bibi lagi memastikan apakah perasaan Renjun baik baik saja.
"Ini sedikit menyebalkan" jawab Renjun jujur. Masih ada perasaan mengganjal di hatinya, perasaan yang tidak terima dan merasa dikhianati.
Renjun menyantap mi instan nya sembari mengingat-ingat kenangan sewaktu ia kecil. Dia sampai tersenyum kecil saat mengingat kejadian dimana rumahnya heboh karena Renjun membawakan ibunya seekor kecoa.
"Fokus pada makananmu dan jangan senyum senyum begitu, aku takut" kata bibi akhirnya dan meninggalkan Renjun di ruang makan.
Setelah bersiap sebentar, ia segera berangkat ke kampus. Jarak antara kampus dan kos kosan tidak terlalu jauh, makanya Renjun sering berangkat mepet waktu.
Saat di depan kosnya Renjun bertemu seseorang yang seusia dengannya.
"Hai gue Haechan, gue penghuni baru nih" anak yang memperkenalkan diri sebagai Haechan itu mengulurkan tangannya.
"Huang Renjun" jawab Renjun singkat padat jelas.
"Lo ada kelas kan siang ini? Nanti malem makan bareng yuk sama sepupu gue" ajak Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home | NCT OT23
FanfictionJika dunia mengucilkanmu, untuk apa merasa bersedih? Kau masih diterima di rumah. Makanya, pulanglah saat kau benar-benar merasa lelah. "Kalian semua tolong berjanji padaku" "Tetaplah disini untukku dan jangan pergi" -Renjun baca aja.