Renjun menyandarkan tubuhnya ke tembok, sembari mengipasi lehernya dengan sebuah majalah beberapa kali.
Ia baru sadar, ternyata saat siang kamarnya lumayan panas dan pengap. Tapi sepertinya kamar Haechan dan Yangyang juga begitu.
Walau Renjun kepanasan, setidaknya ia masih punya malu, tidak seperti dua temannya yang bermuka tebal itu, tiduran kok di lantai teras.
"Kalian gak malu diliatin orang yang lewat di depan?"
"Coba sadar diri deh, Ren" Sinis Yangyang, "Lo sendiri ngapain jongkok di teras siang-siang gini?"
"Nyari sinyal" Tapi, jongkok masih lebih mending daripada tiduran, kan?
Haechan sepertinya sedang asik dengan dunianya sendiri, ia sibuk membuka satu persatu bungkus permen karet, lalu mendengus kecewa.
"Nyerah aja, Chan. Bertahun-tahun gue hidup masih aja ga dapet huruf N" kata Yangyang, secara tak langsung mematahkan semangat Haechan, "Mau lo beli permen karet 100 bungkus pun kalo ga beruntung ya percuma"
"Tapi katanya ada yang bisa dapet kertas huruf N kan? Dapet hadiah juga kalo ga salah" Renjun langsung nimbrung saat menyadari bahwa Yangyang dan Haechan sedang membicarakan permen masa kecilnya.
Yangyang mengangguk, "Kalaupun memang ada, tetep aja bukan Haechan yang dapet"
"Bener juga. Jangan terlalu berharap ya, Chan." Kekeh Renjun sambil tetap berusaha mencari sinyal.
***
"Kak, bisa tolong bantu Hyein?"
"Bantu kamu?" Renjun mengernyitkan dahinya, Minhee baru saja keluar ruangan dan nada bicara Hyein langsung berubah. Sama sekali tak terdengar seperti yang tadi.
"Ya, Kakak punya SIM kan? Kapan Kak Renjun bisa pulang ke China?"
"SIM? punya sih" jawab Renjun ragu, ia masih tak mengerti kemana pembicaraan ini menuju, "Kalau pulang ke China mungkin bulan depan bisa, tapi belum tentu. Memangnya kenapa?"
"Aku ada masalah, tapi gak bisa diselesaikan sendiri"
Masalah? Renjun tak mengerti, padahal di sana ada Ayah dan Mama Hyein, kenapa malah minta tolong pada dirinya yang baru pertama kali Hyein temui?
"Kan ada Ayah, Hyein"
Hyein menggeleng, "Ayah gak boleh tau sebelum ada bukti"
Bagus, bukti apa lagi yang dimaksud? Renjun seperti orang bodoh saat berbicara dengan Hyein yang bahkan belum lancar menulis, "Kamu lagi bicarain apa sih? Memang masalahnya tentang apa?"
"Tentang Mama"
***
"Kamu gak kerja? Malah gangguin pelanggan" Renjun tertawa pelan, ia tetap menawarkan tempat duduk pada Hana.
"Sekarang bukan shift-ku, jadi aku juga pelanggan" Jawab Hana tanpa menghapus senyumannya.
Renjun yang sedari tadi disuguhi senyuman, yang sebenarnya terlihat jelas sangat tidak tulus, jadi mulai tidak tenang, "Kenapa? Butuh sesuatu?"
"Mau tanya doang," Hana mengganti posisi duduknya menjadi pose yang lebih serius, mencomot kentang goreng milik Renjun lalu kembali menatap lelaki itu dengan serius, "Cita cita Renjun jadi apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home | NCT OT23
FanfictionJika dunia mengucilkanmu, untuk apa merasa bersedih? Kau masih diterima di rumah. Makanya, pulanglah saat kau benar-benar merasa lelah. "Kalian semua tolong berjanji padaku" "Tetaplah disini untukku dan jangan pergi" -Renjun baca aja.