2;Pengakuan Reza

1.1K 82 18
                                    

"Aqilla tolong antarkan kue ini ke tetangga sebelah kita mereka baru pindahan tadi siang" Qilla dengan cepat meraih jaketnya dan kerudung nya lalu menghampiri mamahnya.


"Omong-omong katanya anaknya seusia kamu loh" Qilla yang mengerti kemana arah pembicaraan mamahnya pun bergegas mengantar kue yang mamahnya buat.


"Permisi Assalamualaikum" Qilla mengetuk pintu beberapa kali, tak lama pintu pun terbuka dan menampakkan lelaki yang seperti nya seusianya.


Sesuai perkataan mamahnya tadi.


"Waalaikumsalam–" lelaki itu terpaku sebentar setelah menatap manik mata Qilla.


"Saya tetangga sebelah hehe, disuruh mamah ngasih kue ini"  lelaki itu tampak ragu menerima pemberian Qilla.


"Eh Aqilla ada apa gerangan calon mantu kesini" Qilla mundur sedikit dan tersenyum ramah kepada wanita paruh baya yang muncul.


Qilla tau itu siapa, teman ibunya di arisan dan cukup akrab dengan Qilla jadi sudah tidak asing lagi.


"Ini Tante kue dari mamah" Qilla menyodorkan kue tersebut ke wanita itu.


"Ohh.. bilangin sama mamah kamu terimakasih banyak ya, mau mampir dulu?"


"Enggak dulu Tante mungkin lain kali aja, Qilla pamit assalamualaikum" setelah berpamitan Qilla pun pulang kerumah.


Sesampainya dirumah Qilla langsung pergi kekamarnya, mengerjakan beberapa tugas yang belum terselesaikan.







---o0o---







Keesokan harinya...


"QILLAAAA" pagi Qilla diawali dengan teriakan Arzan Ravindra Narendra atau yang akrab dipanggil Arza.


"Jangan teriak-teriak mas" Arza yang dipanggil mas langsung berakting meleyot agar disangka baper dipanggil Qilla dengan panggilan mas.


"Heh gak baik buat Jantung gue jangan panggil mas entar gue baper" Qilla tidak mempedulikan sahutan Arza dan hanya terus berjalan kekelas.


"Qilla pr matematika kamu udah?" Baru saja Qilla duduk dibangkunya sudah dihadiahi pertanyaan oleh Jeno yang tak lain juga teman sebangkunya.


"Belum hehe" Jeno menyodorkan buku matematika miliknya dan membuka beberapa halaman buku tersebut.


"Salin aja jawaban aku" Qilla bersorak girang saat mendapat perintah untuk menyalin jawaban dari buku Jeno.


"Oh iya habis pulang sekolah kamu sibuk?" Qilla menggeleng namun ia masih fokus menyalin jawaban.


Jeno tersenyum melihat Qilla dari samping, gadis itu cantik sangat cantik kalau kata Jeno.


Qilla menoleh kearah Jeno karena merasa ditatap orang disebelahnya.


Jeno yang ke gep sedang menatap Qilla pun mengalihkan pandangannya kearah lain.


"REZA WOI BALIKIN BUKU MATEMATIKA GUE LU MAU GUE TAMPOL?" Pagi-pagi sudah bertengkar siapa lagi jika bukan Aghni dan Reza.


Aghni Febiyanti teman sekelas Qilla yang hobi nya bertengkar dengan Kafel Hafizhan Syahreza Adhitama atau biasa dipanggil Reza.


Sebenarnya mereka bisa saja akur namun Reza lah yang membuat Aghni tidak dapat akur dengannya apalagi jika bukan karena ia menjahili Aghni yang suka ngegas.


"REZA WOI CAPEK GUE NGEJAR ANJIR" Yang lain hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Reza dan Aghni.


"MAKANYA PEKA DONG BIASANYA GUE YANG NGEJAR LO GAK NGELUH TUH WALAU LO SUKA YANG LAIN" Semua terdiam mendengar pengakuan Reza.


"Maksud Lo, Lo suka Aghni Za?"


















{AN: ini kayaknya 70% saya ubah ceritanya hehe }





TBC

Istiqlal and Katedral✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang