10: Pertanyaan

286 47 16
                                    

Bantu vote dong:( pembacanya ratusan yang vote nggak sampai 50


Setelah tidak hadir 2 hari, Qilla hari ini sudah masuk.



Yang agak anehnya kacamata sudah bertengger dimata Qilla tidak seperti biasanya.



"Qilla Lo baik-baik aja kan?"

"Qilla Lo kok nggak ngasih tau kita kalau izin?"



"Qilla Lo sakit?" Satu persatu pertanyaan dari teman kelasnya mulai muncul.



"Bisa tukeran tempat duduk gak?" Tanya Qilla ke Arza.



"Kok? Oh yasudah" Arza memasukkan buku-buku nya kedalam tas nya lalu pindah tempat duduk di samping Jeno.



Semua murid menatap Qilla dengan bingung, sedangkan yang ditatap masa bodo dan mengeluarkan buku-bukunya.



"Tinggal pelajaran matematika yang belum aku salin tunggu sebentar" Qilla langsung menyalin tugas dari buku Kenan yang mungkin sudah dari kemarin dipinjamkan oleh Kenan.



"Kasian bener Lo Jen, belum mulai sudah ketikung, paket komplit lagi dia seiman, cakep, pinter, sudah enggak ada harapan buat Lo Jen"



"Ck berisik Lo za" desis Jeno.



"Biarin, biar Lo sadar" sabar banget Jeno itu punya temen modelan Arza.



Masih mending Reza deh walau minus akhlak tapi Reza enggak pernah ngingetin perbedaan Jeno sama Qilla.



Berbanding terbalik dengan Arza yang hobi ngingetin, makanya kata Jeno dia sering keinget perbedaan dia sama Qilla itu ya penyebabnya Arza.



"Lo tuh gak bisa gitu dukung temen sendiri?" Tanya Jeno dengan kesal.



"Gak lah kan lu sama Qilla beda, sekarang gue ship Qilla Kenan"



"Unfriend kita"











--o0o--











"Kenapa kamu ngehindar?" Qilla mendongak, hanya ada dia dan Jeno dikelas.



"Perasaan kamu aja kali" jawab Qilla acuh.



"Kalau gitu kenapa kamu pindah tempat duduk? Kenapa enggak ada ngehubungin aku? Kenapa kamu engga balas chat aku?" Tanya Jeno beruntun.



"Kamu ini gimana sih Jen? 3 hari yang lalu kamu bilang supaya aku jangan bikin kamu terlalu berharap, aku sudah turutin kamunya malah mempertanyakan hal yang sudah ada jawabannya"



"Sudahlah enggak akan ada habisnya debat sama kamu" Qilla pergi dari kelas sedangkan Jeno termenung setelah mendengar jawaban Qilla.



Seperti biasa Kenan dan Reza datang kekelas disaat perdebatan selesai.



"Itu Qilla kenapa gerutu marah-marah gak jelas pas keluar kelas? Habis debat presiden?" Tanya Reza diselingi candaan.



"Iya kali anggap aja begitu" 



"Loh beneran debat dong berarti?" Reza bertukar pandang dengan Kenan lalu mengendikkan bahunya bersamaan.

























-TBC-

Istiqlal and Katedral✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang