Bonchap 1

168 19 15
                                    

Selamat Membaca


4 Tahun kemudian~


"Pokoknya gue gak mau tau Lo harus usaha biar perjodohan kita batal"



"Tanpa Lo suruh juga gue lagi usaha lagian kenapa sih gue dijodohin sama makhluk modelan macan betina"



"MAKSUD LO? GUE JUGA PUNYA ORANG YANG DISUKA KALI SIAPA JUGA YANG MAU DIJODOHIN SAMA TITISAN BUAYA MACEM LO"



"Hus Devina, kak Cheval kalian ngapain tengkar di kampus anjir diliatin orang tuh" Tegur Jeno yang tidak sengaja bertemu dengan sahabatnya itu.



"Aih terserah dah gue capek kelahi sama tu bocah" gerutu Devina.



"Dih tuaan gue 2 tahun kali dari Lo jangan gak sopan ya" lelaki itu—Cheval Saputra atau biasa dipanggil Cheval.

"Dahlah gue mending pergi daripada jadi nyamuk" Jeno nyelonong pergi mendahului Devina dan Cheval.



"JENO TUNGGUIN AH LO MAH"



"Ngeselin banget tu bocah siapa sih yang dia suka sampe ogah banget kayaknya dijodohin sama gue" Cheval mendengus kesal mengingat ucapan Devina tadi.



"Masa Jeno? Tapi Jeno kan beda agama yakali Devina mau" namun Cheval mengingat-ingat lagi ucapan Devina terdahulu.



"Yang nyata bukan Lo dan juga gue gak bisa bersatu sama dia karena berbeda" mata Cheval menajam saat ingat ucapan Devina entah kapan yang nyata itu ucapan Devina.









---o0o---









"Serius Lo mau nembak Rina hari ini!? Gila keren gue dukung Jen" ujar Devina menyemangati Jeno.



Semenjak pergi nya Qilla 4 tahun lalu Jeno memang tidak pernah berhubungan dengan siapapun lagi, hanya saja belakangan ini perasaannya terusik.



Jeno terus kepikiran Rina, gadis dengan paras cantik yang memiliki sifat lemah lembut, idaman 1 kampus.



Rina sempat mengejar Kenan tapi Kenan tetap cuek, entah belum bisa move on dari Qilla atau emang dia menunggu Qilla.



Jeno tidak bisa menunggu Qilla, karena pesan Qilla waktu itu cari wanita yang seiman, bukan yang berbeda.



"Iya gue yakin udah sama perasaan gue"




"Gue kasian sama Kenan yang bener-bener gak move on dari Qilla, aneh padahal dia banyak yang suka kenapa gak ngincer salah satu gitu"



"Maybe dia memang yakin buat nunggu Qilla, oh iya soal Qilla Lo ada denger kabarnya?" Devina menjawab pertanyaan Jeno dengan gelengan.



Sudah beberapa bulan Qilla tidak menghubungi Devina, untuk membaca pesan Devina saja tidak.



Mungkin kalau Qilla datang bisa habis ditangan Devina, "Gak setia kawan tu anak gue dilupain—eh KIRAN KEKELAS BARENG" Jeno menatap kepergian Devina dengan tatapan bingung.



Istiqlal and Katedral✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang