"Qilla mana kok belum datang?" Interupsi suara Kiran membuat murid lainnya sadar karena tidak hadirnya Qilla.
"Jen masa Lo gatau? Kan kemaren dia jalan sama Lo?" Jeno saja bingung, setelah pembicaraan dia dengan Qilla di masjid kemarin keduanya jadi diam-diaman.
"Gue gatau habis pergi kemarin kita enggak ada chatan lagi"
"Bodo sia ah" setelah Kiran mengucap itu guru mapel masuk kedalam kelas.
"Selamat pagi anak-anak"
"PAGI BU!" jawab semua serentak.
"Kita mulai saja pelajaran hari ini, untuk absen-"
"Bu Qilla tidak hadir apa keterangan absennya Bu?" Tanya Devina yang tak lain sekretaris kelas.
"Qilla izin dia sudah bilang ke ibu, untuk anak-anak lainnya kalau besok-besok izin tidak hadir jangan lupa hubungi temannya"
"Baik Bu"
--###--
Di jam istirahat Jeno terus menatap kearah bangku Qilla yang kosong tanpa berpenghuni.
"Pasti Lo ada sesuatu kan kemaren sama Qilla?" Tebak Devina, Jeno mengalihkan pandangannya kebuku catatan nya lalu pura-pura menulis.
"Ck kebiasaan Lo Jen ngacangin orang biar gak ditanya" Devina merampas buku Jeno lalu dia tatap Jeno dengan datar.
"Ya begitulah kejadiannya" Devina berdecak kesal mendengar jawaban Jeno.
"Begitulah begitulah lu kira gue sepinter itu apa sampe bisa nebak apa maksud Lo?" Serius deh Jeno kadang kesel sendiri kalo Devina bisa peka terjadi sesuatu antara dia sama Qilla.
"Gue bilang ke dia jangan terlalu perhatian perasaan gue makin gak terkendali"
"BODOH LO JEN NGAPAIN LO BILANG GITU" Jeno tersentak mendengar teriakkan Devina.
"Loh salah gue dimana? Kan emang bener..."
"Katanya Lo mau pdkt sama dia seharusnya bagus dong kalo dia perhatian ke Lo, daripada dia perhatian ke cowok lain? Lo juga yang ngerasa sakit, dasar lelaki tidak bisa diharapkan" gerutu Devina diakhir.
"Gue harus gimana? Lo gak paham Dev rasanya yang gue rasain tiap kali gue diterbangkan sama Qilla tapi dijatuhkan dengan keadaan"
"Lo kan juga tau siapa yang gue suka, rasanya juga-" Omongan Devina terpotong saat Kenan masuk kelas bersama Erlang.
"Bodo ah Lo mah gak bisa diharapkan" Devina pergi dari kelas sedangkan Kenan dan Erlang menatap Jeno dan Devina bergantian dengan tatapan bingung.
Jeno kembali mengambil buku catatannya yang tadi diambil Devina, lalu menulis sesuatu entah lah seperti nya Jeno pura-pura menulis.
Kenan dan Erlang bertatapan kemudian mengendikkan bahunya.
Soal Qilla, dia izin tidak hadir karena salah satu pamannya ada yang meninggal.
Dan yang tau soal itu cuma Kenan tapi Kenan sengaja enggak ngebocorin itu karena suruhan dari Qilla.
Qilla bilang kalau dia sudah izin ke wali kelas dan guru mapel, tidak ada gunanya bilang ke temannya jadi Kenan nurut saja.
-TBC-
![](https://img.wattpad.com/cover/256399990-288-k420525.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqlal and Katedral✓
Ficção AdolescenteSeries 1 Lokal, non baku ☘︎ Sudah tau berbeda kenapa masih saja diperjuangkan?☘︎ Start: 26 Januari 2021 Finish: 24 Februari 2021 ©DyeraSM, 2021 {Selesai Revisi}