Epilog

266 15 2
                                    

Selamat Membaca


"Selain jadi dokter hewan impian kamu apa?" Tanya Qilla, bukannya menjawab Kenan malah fokus menatap Qilla.


"Kenapa? Ada yang aneh?"


"Subhanallah kamu cantik Qilla" untung Qilla tidak sedang makan atau minum, jadi dia tidak tersedak.


"Kenan ih kok jadi muji aku? Kan aku nanya tadi"


"Impian aku yang lain? Jadi pendamping hidup kamu" entah se merah apa pipi Qilla setelah mendengar jawaban Kenan.


"Kamu berencana punya anak berapa?" Tanya Kenan.


"UHUK! tiba-tiba banget!?" Kenan menepuk pelan punggung Qilla lalu menyodorkan air minum.


"Astaghfirullah Qilla aku kan cuma nanya, ada yang salah ya sama pertanyaan aku?"


"Salah dong! Kita aja belum nikah masa udah nanya rencana punya anak berapa" jawab Qilla sesudah tidak batuk lagi.


"Iya kan aku cuma bertanya Aqilla... Lagipula aku dulu juga pernah ngerencana nikah sama kamu walau belum lulus SMA"


"Sesuka itu kamu sama aku? Padahal aku banyak kekurangan"


"Aqilla.. aku memilih kamu pasti ada sebabnya, semua manusia tidak ada yang sempurna dan pasti banyak kekurangan. Dengan begitu kita saling melengkapi satu sama lain" Qilla bingung mau ngomong apa lagi.


Kenan itu dulu memang semenyebalkan itu tapi sekarang siapapun bisa jatuh cinta dengannya, termasuk Qilla.


"Ken... Makasih ya sudah hadir didalam hidup aku, walau kamu bukan yang pertama tapi aku berharap kamu menjadi yang terakhir buat aku"






---o0o---






"Kamu pakai kaos malam-malam gini dingin Rina, lain kali jangan lupa pakai jaket atau Hoodie" omel Jeno sembari memakaikan jaket ke tubuh Rina.


"Perhatian bener pak gimana tadi ketemu mantan? Cantik banget kan ya?"


"Semua wanita itu cantik, walau dulu aku nganggap cantikan Qilla daripada kamu tapi sekarang berbeda, sekarang kamu yang paling cantik" Jeno bisa aja bikin Rina salting padahal Rina anaknya susah salting.


"Rina... Jangan pernah tinggalin aku ya? Walau kamu bukan yang pertama tapi aku harap kamu menjadi yang terakhir buat aku"




---###---




Jeno, Aqilla, mereka dipertemukan oleh waktu hanya untuk tempat berlabuh sementara.. bukan menjadi rumah.


Karena perbedaan yang ada mereka tidak bisa menjadi rumah satu sama lain.


Dari Jeno dan Qilla, kita belajar bahwa perbedaan agama bukanlah sekedar perbedaan biasa.


Karena perbedaan agama tidak bisa menyatukan dua perasaan yang sama.


Walau begitu kisah mereka tetap berakhir bahagia karena keduanya telah menemukan rumah mereka masing-masing, entah itu Qilla maupun Jeno.

















-END-

Istiqlal and Katedral✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang