Xukun

776 84 13
                                    

Sinb berdiri didepan resepsionis, bertanya dimana tempat sepupu nya itu di rawat. Setelah itu menyebutkan nama sepupu nya itu resepsionis pun memberitahu dimana letak kamar pasien sepupu nya.

Tangan kanan kiri Sinb sudah menenteng buah-buahan yang di bungkus rapi, sedangkan tangan kanan Sinb memegang ponsel seraya mengotak-atik nya dan tanpa sadar Sinb tidak melihat jalan didepannya dan malah menabrak seseorang.

Bruk!

Ponsel Sinb terjatuh dari genggamannya. Sinb melotot kaget melihat ponselnya sudah terpental di lantai. Dengan histeris Sinb berteriak seraya memungut ponselnya.

"Astaga hape gua!!" Sinb berjongkok, ia memeriksa keadaan ponselnya, melihat apakah ada yang lecet atau tidak. Sebenarnya Sinb adalah anak sultan, dia bisa saja membeli ponsel baru namun bukan Sinb kalau tidak menyayangi barang-barang nya, apalagi ponsel yang tersimpan banyak sekali data didalam sana.

"Maaf, mba," ucap orang yang bertabrakan dengan Sinb. Sinb berdiri lalu menatap tajam orang itu.

"Kalo jalan itu pake mata dong, jangan cuman pake kaki doang. Hape gue jadi rusak kan nih!" omel Sinb seraya menatap sinis orang itu.

Orang itu diam, menerima segala omelan Sinb. Padahal dirinya tak sepenuh nya salah disini. Sinb lah yang sepenuh nya salah.

"Mbak nggak usah ngegas kalo salah."

Bukan orang itu yang berucap melainkan pria bertubuh tinggi yang kini berdiri di samping nya. Pria itu menyaksikan semua kejadian antara Sinb dan orang itu.

"Saya liat sendiri kok kalo yang sepenuh nya salah disini itu, Mbak. Mbak jalan itu nggak liat-liat, malah liatin hape Mbak. Yang seharusnya minta maaf itu, Mbak." ucap pria itu. Sinb menatap sinis pria itu. Apa-apaan orang ini, kenapa jadi ikut campur urusannya? Pikir Sinb.

"Lo siapa?! Urusan gue sama dia kok. Kenapa jadi lo yang sewot yah."

"Karena Mbak salah."

"Yaudah kenapa kalo gue salah? Dia juga nabrak gue kok!"

"Kalo Mbak nggak liatin hape Mbak terus kejadian ini nggak akan terjadi!"

Sinb bungkam di buat pria itu. Karena kesal tak dapat membalas ucapan pria itu lagi, Sinb menghentak-hentakkan kaki nya kesal lalu pergi dari sana.

"Eum... Makasih yah Mas udah nolongin saya tadi." ucap orang itu.

"Oh iya nggak papa kok, Mas. Saya hanya membela keadilan. Bukan sok suci tapi saya punya mata kepala buat nyaksikan kejadian tadi. Kalau begitu permisi."

Suster-suster dan juga para pasien yang menyaksikan kejadian itu berdecak kagum pada pria itu. Jarang-jarang ada orang sebaik itu di dunia jaman sekarang, tambah lagi paras pria itu tidak main-main. Mereka sudah seperti menonton drama saja.

♡♡♡

"Kenapa tuh muka asem banget?" tanya Jennie yang duduk di samping ranjang Lisa seraya membaca majalah.

Sinb yang baru saja masuk kedalam kamar inap sepupu nya itu menampilkan wajah kesal. Sinb mengambil duduk di sofa yang ada di ruangan Lisa.

"Nggak tuh, Mbak. Ada orang nyebelin tadi." jawab Sinb dengan kedua tangan yang melipat didepan dada serta wajah cemberut yang di berikannya.

Lisa dan Jennie terkekeh kecil melihat raut wajah Sinb, adik mereka.

"Ada-ada aja kamu." ucap Jennie menggeleng kecil.

All About Hwang EunbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang