12. Bagaimana

27 9 0
                                    

"Jangan berduka. Apa pun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain".

Maulana Jalaludin Rumi

🍂🍂🍂

Dua hari yang lalu, selepas pulang dari acara pernikahan Fauzan yang cukup melelahkan Lim dan ayah dua orang anak itu, Daud. Kembali bekerja seperti biasa dirumah sakit. Awalnya berjalan baik, Lim masih dengan semangat memeriksa pasien yang berkunjung sama halnya dengan partner kerja yang seruangan dengan laki-laki itu.

Keterkejutan bermula saat Lim mendapat panggilan dari rumah sakit D&G Healthy. Direktur rumah sakit tersebut, Andi Syahrul Fawaz. Mengabrakan bahwa Lim akan dipindah tugaskan ke rumah sakit negeri yang berada di kota Surabaya yaitu rumah sakit 'Bina Hus*da' sebab rumah sakit terbesar itu kekurangan dokter spesialis orthopedi.

Dokter Iwan Pramudya selaku dokter spesialis orthopedi rumah sakit terbesar itu mengaku kewalahan dan akhirnya mendadak meminta bantuan ke pada dokter Andi untuk membantu menemukan partner saat bertugs dan Lim adalah pilihannya. Jika dijelaskan hubungan kedua dokter senior itu adalah kerbat dekat. Fadli, ayah Alfa selaku ketua yayasan menyetujui mutasi tersebut.

Sementara itu, dokter Zaki akan menggantikan tugas Lim di rumah sakit Pelita Harapan. Lim, Laki-laki itu mendadak beku tak tahu harus berbuaat apa. Ia sudah merasa nyaman di rumah sakit Pelita Harapan ini pasien yang berkunjung untuk chekup kesehatan sangat bersahabat, kepala dinas rumah sakit. Dokter Irwan sudah ia anggap sebagai ayah kedua karena kebaikan hati beliau, belum lagi abangnya, dokter Daud Izam Al-Fariski dan kedua anak laki-laki itu, mereka seperti keluarga sendiri bagi Lim. Terlalu berat untuk meninggalkan semua itu.

Disisi lain rumah sakit Bina Hus*da adalah rumah sakit yang sangat bagus untuk mengembangkan skilnya. Banyak dokter ahli yang berkompeten dan profesional disana terutama dokter Iwan adalah dosennya semasa kuliah dulu, itu akan menyenangkan jika bertugas bersama. Akan banyak ilmu yang dia pelajari. Terspesial adalah ada perempuan yang berhasil mengisi kekosongan hatinya ditempat itu. Dia bimbang sekarang.

"Bagaimana bang? Saya dirotasi ke rumah sakit Surabaya. tapi saya sudah terlanjur nyaman dengan rumah sakit dan keadaan disini." Ungkap Lim mencoba meminta pendapat pada dokter Daud.

"Saya sebagai kakakmu disini akan mendukung keputusan yang kamu buat Lim, saran saya jangan terjebak zona nyaman."

Lelaki itu tampak berfikir apakah ia sanggup meninggalkan semua ini. Tapi keluar dari zona nyaman memang perlu terlebih ini adalah kesempatan emasnya.

Daud yang melihat kebingungan Lim itu terkekeh. "Ambil Lim, kamu butuh itu. Ingat kita semua perlu berkembang. Jangan terjebak dengan zona nyaman." Saran laki-laki berusia 26 tahun tersebut.

Dengan banyak pertimbangan akhirnya Lim setuju untuk melakukan perputaran tempat tugas. Sehari sebelum berangkat ia memohon ijin pamit pada rekan-rekan sejawat, kepala dinas, dokter Daud beserta keluarganya. Saka dan Airin berkata akan sering mengunjunginya nanti. Begitupula dokter Irwan beserta istri dan anaknya yang mengatakan kalimat serupa.

Selesai berpamitan yang diringi suasana haru oleh para rekan dan pasien-pasien yang pernah ia tangani. Lim akhirnya berangkat ke Surabaya. Dan disinilah ia, rumah sakit Bina Hus*da.

🍂🍂

"Saya sangat tidak menyangka bahwa dokter yang akan menjadi partner profesor dokter Iwan." Ucap Ardewa yang memang sangat kaget sebab dua hari yang lalu mereka baru saja bertemu.

"Sama, entah mengapa saya harus berdamai dengan logika bahwa pimpinan rumah sakit ini sepantaran dengan saya." Balas Lim sambil tersenyum. Laki-laki itu memang terkenal murah senyum kepada semua orang.

UNIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang