5. Apa kabar Hati

32 8 0
                                    

"Mengikhlaskan bukanlah pilihan yang mudah namun dengan ikhlas hidup bisa lebih baik"

Dio Aprilo Reganza

🍂🍂

Nisa langsung masuk kedalam kamar duduk ditepi ranjang dan mengatur nafas yang sepersekian detik tak karuan akibat detakan jantungnya.

"Astaghfirullah" gumamnya pelan.

Ia sama sekali tak berfikir bahwa mobil kuning yang terpakir didepan rumah itu adalah mobil dokter An dan suaminya, Mas Haya. Jika ia tahu mungkin gadis itu akan lebih berlama-lama di rumah sakit dari pada pulang. Mungkin opsi berdebat dengan Ardewa dan Salsa lebih baik jika saja ia tahu saat pulang ada seseorang yang menggoyahkan hati. Allah ia hanyalah manusia biasa hatinya masih selalu tidak kondusif saat melihat lelaki yang batal menjadi calon imamnya dulu.

"Astaghfirullah"

Nisa menarik nafas dalam lalu menghembuskan. Jam sudah menunjukkan pukul enam lewat dua menit waktu sore. Gadis itu berusaha tenang, ia lebih baik membersihkan diri dan melaksanakan shalat magrib. Kemudian mengadu kepada Allah Hatinya mungkin belum kuat tapi ia yakin Allah maha bijaksana, Allah maha membantu dan hanya Allah lah yang bisa meneguhkan agar ia tidak goyah nantinya.

"Dio, udah magrib nak. Ke masjid bareng ayah sama bang Haya gih." Ucap Fahira yang berjalan ke arah Dio yang sedang duduk santai mencegah Nisa tadi.

Dio yang memang anak santri sudah siap, gayannya yang selalu memakai sarung dan baju koko menjadikan remaja berparas manis itu siap ke Masjid.

"Udah siap mah." Ucap Dio sambil memamerkan senyumnya. Fahira mengacungkan jempol melihat anak lelakinya itu bediri dengan stelan shalat lalu mendekat dan berbisik pelan.

"Pulang magrib bantuin mamah nenangin kakakmu yah."

"Siap mah, aku juga rencana mau nenangin. Aman deh."

Dua orang itu tersenyum, Zafran dan Haya menghampiri. Dio yang melihat ayahnya datang langsung berpamitan pada ibunya.

"Berangkat dulu ya Yang, Assalamualaikum" ucap Zafran bersamaan dengan Haya dan Dio.

"Wa'alaikumussalam." Balas Fahira dan Anne yang datang menghampiri setelah selesai wudhu.

Tiga lelaki itu beranjak bersama-sama jalan kaki menuju rumah Allah. Adzan sudah berkumandang dan Fahira menutup pintu.

"Shalat berjamaah ya An."

Anne mengangguk, ia ingin bertanya Nisa anak bu Fahira tidak di ajak. Tapi ane menahan diri lebih baik perempuan itu berhusnudzan bahwa Nisa shalat duluan.

Nisa yang telah selesai shalat mendadak ragu untuk turun ke bawah, gadis itu takut hatinya masih sakit melihat keromantisan Haya dengan sang istri tapi perutnya berbunyi. Ia berdecak pelan disaat seperti ini cacing-cacing di perut minta asupan makanan.

"Tok-tok-tok"

Mendengar bunyi ketukan di pintu kamarnya ia segera menoleh "siapa?"

"Ini saya kak, Dio." Remaja Laki-laki berusia 20 tahun itu sudah pulang dari masjid dan sekarang berinisiatif mengunjungi kamar kakaknya.

UNIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang