2. Sempak Doraemon

42 6 2
                                    

"Oh ayolah, sudah berjam jam belum keluar juga nih" aku dengan wajah merah mengelus benda pusaka tinggi milik ku yang terawat dengan baik.

"Ahh~ luber"

Sesudah melakukan maksiat aku menyudahi ritual mandi kembang tujuh rupa wkwk canda.

Aku merebahkan tubuhku di ranjang yang tidak begitu besar tapi nyaman buat tidur.

"Maafkan aku Haruna udah jadikan kamu objek maksiat ku" bisa bisanya aku menghayal guru tercantik di SMA Tatsuno itu. Sial aku jadi turn on.

Namun gadis itu! Aku merasa familiar dengan wajahnya tapi aku lupa dimana melihatnya. Ucapan nya malah terbayang di otak ku yang suci ini

"ch gadis macam apa itu, tidak berguna!" racau ku sinis, baru saja bertemu sudah berulah tuh bocah.

Ting...

Sebuah notif pesan masuk di handphone ku, siapa malam malam begini mengirim pesan. Apalagi dengan nomor tidak dikenal. Penasaran aku langsung membaca pesan tersebut

xxx ... :

"Oi Panjull! ban sepeda ku penyok gara gara kaki kerempeng mu!"


"Hah? Kamu siape, jangan bilang kau bocah bodoh itu!"
                         

xxx ... :

"Pokoknya ganti rugi soal ban sepeda milik ku. Jika nggak! Siap siap"

"???"

Eh anjir nih bocah, ganti rugi apanya sepeda emang udah usang kok. Ngomong ngomong dia dapat nomor aku darimana apakah dia semacam cenayang buruk rupa yang mirip mak lampir itu. Sengaja aku save nomor nya agar sewaktu waktu aku bisa melenyapkan nya hahaha. Aku melihat foto profil nya yang terkesan norak, sejak kapan cewek pakek baju prompak ada ada saja!
Lama lama makin gemas, tak ingin salah tingkah ku langsung beri nama
'si bodoh👾'

Aku mulai memejamkan mataku dan masuk ke alam mimpi, semoga dapet yang ah ah.

Selamat malam untuk yang baca, salam dari babang tamvan Fajuki heheh!.

Seperti biasa pagi ini aku akan mengajar, aku berangkat pagi pagi sekali karena jalan kaki. Itu tidak masalah lagian daerah sini sangat indah, entah siapa yang menanam kebun bunga ini aku sangat berterimakasih berkat nya hatiku serasa berbunga bunga. Penampilan ku saat ini sangat rapih seperti hal nya guru, memakai kemeja biru dan celana hitam juga rambut yang di semir rapih.

Senyum ku mengembang mengingat Haruna calon masa depan yang amat ku sukai. Akan kah ia menerima ajakan ku untuk berkencan? Bagaimana jika ia tidak nyaman. Oh my lord aku terlalu cepat untuk mengajaknya berkencan, baiklah aku akan perlahan membuka hatinya untuk ku.

"Hem pak Panjul?"

Aku menoleh ternyata bocah ini ada apa ia menemui ku disini?
"Apa?"

Dia malah tersenyum nakal, memperhatikan tubuhku dari atas hingga terpusat pada burung perkasa yang tertutup kain ini.

"Oh ho tak ku sangka murid nakal seperti mu berpikiran kotor juga, seperti apa masa depan mu nak!" Ujar ku dengan tatapan mengejek. Melihatnya saja membuatku tidak suka, bisa bisanya dia menatap buwung ku seperti itu.

Si Sensei itu mengeryitkan alisnya, apakah ia tidak mengerti apa yang aku katakan padanya?

"Guru macam apa kau ini? Gak beres! Sempak zaman kapan itu,  Doraemon?"

Shining Star [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang