15. Rasa Yang Sama

21 6 2
                                    

Fajuki fokus menonton film, sedangkan Mina sibuk bersandar di bahu lebar Fajuki. Ia merasa nyaman disana

Fajuki melihat adegan dimana Mina melakukan kiss bersama lawan main nya. Ia cukup mengerti, meski sangat sakit Fajuki tau jika pacarnya sangat populer.

Mina menyadari hal itu, ia menatap Fajuki yang masih fokus menonton, ia merasa tidak enak pacarnya melihat dirinya bermesraan dengan lelaki lain meski itu hanya demi peran

"Fajuki kamu marah?"

Fajuki memegang pipi Mina dengan wajah tak bisa gadis itu mengerti, Fajuki mendekatkan bibirnya. Melihat hal itu Mina memejamkan matanya

Sedikit lagi menyentuh bibir Mina, Fajuki berhenti menatap Mina yang memejamkan matanya ia memperhatikan paras wajah pacarnya

Bayangan di saat hujan terlintas dalam pikiran Fajuki, ia memperhatikan wajah Sensei dengan mata yang sayu.

Fajuki melepaskan tangannya dari wajah Mina, ia membuang pandangan nya ke arah lain merasa bersalah membayangkan wajah orang lain saat bersama pacarnya.

"Fajuki"

Fajuki memejamkan matanya saat Mina menyentuh pundaknya lembut, bayangan Sensei muncul di saat ia menyentuh lengan Fajuki agar berhadapan dengan nya di apartemen itu.

"Mina"

"Hmm"

"Bolehkah aku memeluk mu" Fajuki merasa sesak, ia ingin memeluk seseorang yang ia kehendaki. Mungkin Mina bisa membuat rasa sesak nya berkurang.

Mina mengangguk, memeluk Fajuki dengan pelan agar Fajuki tidak merasa terusik dengan gerakan nya. Fajuki mencoba menyentuh punggung Mina mendekatkan agar gadis itu menempel pada tubuhnya.

"Biarkan seperti ini ya" lirih Fajuki serak di tengah berpelukan dengan pacarnya. Mina merasakan cairan panas mengenai pundak nya, apakah Fajuki menangis?

"Kamu baik baik aja"

Fajuki mengangguk pelan sambil mengeratkan pelukan nya. Nafas Fajuki kian terdengar tak beraturan, Mina khawatir tubuhnya terasa berat. Tidak tahan menahan berat badan Fajuki, Mina merebahkan tubuh nya membiarkan Fajuki berada diatasnya

"Fajuki, bangun! Hey" Mina mencoba menggoyangkan tubuh Fajuki yang diam, ia semakin panik bila terjadi apa apa dengan pacarnya. Mina mencoba menyingkirkan Fajuki dari tubuhnya agar bisa melihat kondisi pria itu.

Fajuki berkeringat, rambutnya basah karena keringatnya itu. Bibirnya yang pucat membuat Mina semakin panik dan memanggil pelayan. Mina menggigit kukunya saat pelayan nya mengangkat tubuh Fajuki ke ranjang, ia menelpon dokter agar segera ke rumahnya.

Beberapa menit menunggu, dokter pun tiba. Ia mulai memperiksa keadaan Fajuki. Mulai dengan memeriksa matanya hingga denyut nadi. Mina menyaksikan itu dengan air mata yang mengucur deras, ia tidak suka meraung saat menangis cukup kuat menahan air matanya agar tidak jatuh namun kini tak terbendung lagi. Ia berdoa agar Fajuki baik baik saja. Hatinya kian tidak tenang melihat wajah tenang pria itu, Mina takut kehilangan lagi ia tidak ingin terjebak pada kesalahan yang lalu.

"Bagaimana kondisinya dokter?"
Tanya Mina, ia cemas hingga meremas tangannya sendiri

"Asma nya kambuh, dia terlihat depresi jadi biarkan dia beristirahat beberapa hari"

Mina duduk di tepian ranjang memperhatikan keringat yang semakin mengucur di wajah pacarnya. Setelah dokter tersebut memberikan obat dan pergi Mina mengambil wadah berisikan air untuk membasuh wajah Fajuki dengan handuk kecil, ia merawat Fajuki dengan teliti.

Sembari menunggu Fajuki sadar, Mina merasa kesepian tidak tau mau ngapain lagi. Ia menelpon Sensei agar mampir ke rumahnya.

"Sensei, tolong mampir lah ke rumahku" suara Mina terdengar serak

Shining Star [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang