49. Kembali

22 5 0
                                    

Malam semakin larut, Sensei berdiam diri di depan jendela apartemen nya menatap malam yang penuh bintang. Melihat hal itu ia teringat dengan janji kekasihnya yang ingin menjadi bintang terkenal dimasa depan dan menikahi dirinya.

Sensei sedikit merasa lebih ringan saat memotong rambutnya hingga pendek sebahu. Acara malam tadi sangat menyenangkan bagi Sensei karenanya ia bisa melakukan drama yang pernah terjadi di masa lalu sangat bernostalgia.

Ia juga tidak melihat kehadiran Fajuki saat penutupan acara, para tamu sangat memuji Fajuki karna bimbingan nya yang sangat memuaskan sekali. Sensei ikut senang, pria itu tidak perlu lagi cemas akan di pecat dari sekolah yang bagus ini.

Sensei teringat rencana nya untuk pergi ke luar negeri meninggalkan kenangan pahit yang sudah ia lalui bertahun tahun. Sudah cukup Sensei melakukan hal hal bodoh dan memendam sendirian, hatinya terasa berat meninggalkan teman barunya Okun, Tata, Erika dan semuanya.

Bintang pada malam ini sangat luar biasa, Sensei tak henti hentinya memuji keindahan langit yang tiada tara itu.

Tok tok ...

Sensei terbuyar dari lamunan nya, siapa yang datang pada tengah malam begini. Ia berjalan menuju pintu, sesuatu yang aneh dirasakan Sensei, jantungnya kian berdebar debar seperti menemukan penantian nya.

Sensei membuka pintu pelan, ia membulatkan matanya merasa kaget sekalian takut. Fajuki berdiri dengan wajah yang berlumuran darah, rambutnya basah karena darah. Pria itu masih menunduk tidak melihat Sensei

"Panjul? Apa yang terjadi dengan mu?!" Panik Sensei masih terus merasa ketakutan melihat darah.

Fajuki menegakkan kepalanya menatap Sensei dengan mata sayu.

"Sensei, aku merindukan mu" setelah mengucapkan kata kata itu Fajuki ambruk menghimpit tubuh Sensei. Gadis itu makin ketakutan dan panik, seolah bayangan masa lalu kembali menghantui nya. Dengan secepat kilat gadis itu menggendong Fajuki dengan sekuat tenaga memasuki mobil, ia melaju dengan kecepatan rata rata menuju rumah sakit.

Sensei menangis trauma melihat Fajuki tidak sadarkan diri, ia melihat pria itu sebagai kekasihnya.

"Bertahanlah Panjul" isak Sensei mengemudi dengan sangat cepat. Ia sampai di depan rumah sakit dan berteriak memanggil para perawat untuk membawa Fajuki melakukan perawatan yang serius.

Ia menunggu dengan lama dengan perasaan cemas dan ketakutan. Bayangan kekasihnya mulai muncul menyelimuti pikiran Sensei hingga gadis itu berteriak mengundang perhatian para suster disana.

"Kamu tidak apa apa dek? Wajah mu pucat sekali" ujar salah satu seorang suster, Sensei memegangi kepalanya yang terasa berputar putar. Sensei dibawa oleh suster tersebut untuk memeriksa kesehatan serta beristirahat menghilangkan depresi.

Flashback

Fajuki menatap langit sambil memanggil manggil nama Sensei, darah merembes membasahi lantai. Ia mengingat semuanya, Fajuki mendapatkan kembali memorinya yang lenyap beberapa tahun lalu ia ternyata memiliki momen yang begitu indah untuk hilang.

Ia berusaha bangkit, hanya satu yang ada dalam pikiran nya yaitu Sensei. Fajuki berusaha menguatkan nya demi menemui gadis itu ia melihat aula yang sudah sepi ternyata Fajuki cukup lama tergeletak hingga acara besar itu berakhir.

Ia tidak memiliki pikiran lain selain pergi ke apartemen Sensei, ia berjalan tertatih tatih sambil memegangi kepalanya agar tidak banyak darah yang keluar. Fajuki menghabiskan waktu setengah jam untuk sampai di apartemen Sensei berhubungan malam telah larut, tidak ada satupun orang yang keluar hingga Fajuki terpaksa melebarkan matanya untuk terus terbuka hingga tiba di tempat tujuannya.

Shining Star [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang