Kiesha Alvaro, atau lebih dikenal dengan Kiesha. Dia merupakan cowok famous disekolahnya, bagaimana tidak dia merupakan captain team basket dan juga lihai dalam bermain gitar maupun bernyanyi.
Dia duduk dibangku kelas 2, lebih tepatnya kelas XI IPA-1 yang katanya murid-muridnya merupakan murid yang sangat pandai.
Jam istirahat kali ini Kiesha selalu menghabiskannya dengan bermain basket dilapangan, sementara kedua temannya Rey dan Rassya selalu pergi ke kantin untuk menemui kekasihnya.
"Caa kantin yokk" Ajak Rey pada Kiesha, sesaat guru yang tadi mengajar baru saja keluar.
Rey dan Rassya berdiri dan menghampiri bangku Kiesha.
"Ogah ahh males, kalian aja berdua" Tolak Kiesha yang langsung pergi meninggalkan Rey dan juga Rassya yang masih mematung menatap kepergian sohibnya itu.
"Gini nihhh kalau ekspetasi tak sesuai dengan realita, kuyy Ssya bidadari kita dahh nunggu" Suntuk Rey gegara sikapnya Kiesha barusan.
"Yoi" Ujar Rassya yang sependapat dengan Rey.
Rey dan Rassya pun segera pergi ke kantin untuk menemui Sandrinna dan juga Aqeela yang merupakan kekasih keduanya, mereka beda kelas kekasih mereka berada dikelas XI-IPA 2 tapi kelas mereka masih berdekatan.
Sementara itu, Kiesha berada dilapangan ia tengah memainkan bola basket untuk mengisi jam istirahatnya. Saat ia ingin memasukkan bola ke dalam ring entah mengapa tembakan ia melesat, hingga akhirnya bola melambung dan hampir saja mengenai seorang gadis yang tengah berjalan dikoridor.
Tapi untungnya gadis itu dengan sigap menangkap bola yang hendak mengenainya, Kiesha malah menatapnya. Hingga gadis itu menghampirinya dan menyerahkan bolanya pada Kiesha.
"Ehh sorry sorry lo nggak papa kan?" Tanya Kiesha, gadis itu menggeleng.
"Gue duluan, lain kali kalau nggak ada niat jangan main" Ujar gadis itu yang langsung pergi dari hadapan Kiesha, Kiesha masih menatapnya entah mengapa tatapannya sulit dialihkan dari gadis cantik yang baru saja ia temui.
Sepertinya gadis itu anak baru disekolah ini, karena ia baru pertama kali bertemu dengannya.
Bel berbunyi, tandanya jam istirahat telah selesai. Semua masuk ke kelas begitu pun juga dengan Rey, Rassya, dan juga Kiesha.
"Caa lo nggak laper apa, setiap istirahat lo kagak ke kantin" Ujar Rassya.
"Iyaa Caa, semenjak gebetan lo punya pacar lo jadi pendiem kek gini kagak seru ahh. Kita mau Kiesha yang dulu, yang petakilan" Timpal Rey.
"Yoi bro" Ujar Rassya yang terduduk dibangkunya dibelakang Rey, Kiesha hanya terdiam tanpa menjawab celotehan dari kedua karibnya itu.
"Caa kok lo diem aja sihh, kesambet apaan lo?" Ujar Rassya yang langsung berdiri dari duduknya dan terduduk dimeja Kiesha seraya melambaikan tangannya tepat didepan wajah Kiesha, ia melirik kearah Rey dan Rey menggelengkan kepalanya.
"Hahh kenapa?"
"Lo kenapa Caa? Tumben diem kek gituu" Tanya Rey.
"Ga da apa-apa kok ahh, lo pada kek cewek" Jawab Kiesha.
"Dihhh" Timpal Rassya yang langsung menunjukkan wajah jijiknya, dan juga ia langsung kembali duduk dibangkunya.
****
Malam hari, seperti biasa Kiesha selalu meluangkan waktu kosongnya dikafe depan kompleks perumahannya. Jika ia tengah suntuk dan ada masalah, pasti ia selalu datang ke kafe ini.
Dan saat ini juga ia tengah memainkan sebuah gitar untuk menghibur pengunjung disini, karena kebetulan yang punya kafe nya sendiri adalah Adit, kakak kelasnya dulu yang udah lulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Still Love You
Krótkie OpowiadaniaCinta itu memang membingungkan, disaat semua sudah berjalan sesuai yang diharapkan tiba-tiba diterpa begitu saja oleh hembusan angin. Jika boleh meminta, bisakah skenario Tuhan berjalan semulus jalan tol? Dengan kisah yang indah tanpa seutas kesedih...