TDBB - Empat Puluh

25.2K 1.9K 74
                                    

Hari ini seluruh siswa kelas XII SMA Bhakti Negara, baik jurusan IPA maupun IPS dibagi berdasarkan pilihan UN nanti.

Jurusan IPA dibagi menjadi 3 kelas, yaitu : Kelas Fisika, Kelas Kimia dan Kelas Biologi.

Sedangkan Jurusan IPS juga dibagi menjadi 3 kelas, Yaitu : Kelas Ekonomi, Kelas Sosiologi, dan Kelas Geografi.

Pembagian ini dilakukan agar memudahkan siswa agar tidak lagi kesusahan pindah kelas ketika pelajaran tambahan. Pasalnya, ketika mereka akan pindah dan mencari kelasnya sesuai pilihan yang akan di UN-kan selalu ricuh dan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini tentunya bisa mengganggu bahkan mengurangi waktu belajar.

"Vi, kita mesti duduk barengan lagi, ayo!" ajak Rara yang ketika sampai dikelas Biologi langsung menarik Viona.

"Iya, pelan-pelan dong, Ra," sahut Viona.

"Yah, masih gak sekelas sama, Marcel," keluh Rara ketika sudah mendudukkan dirinya.

Viona mendelik malas. "Pindah sono, ke kelas Fisika!" ujar Viona.

"Otak gue gak mampu, Vi," jawab Rara dengan tawanya.

"Yahh, Selyn juga gak bareng kita, takjub gue dia milih Kimia," Rara kembali mengeluh.

"Ck! Ngeluh mulu, Ra. Kenapa dulu lo milih jurusan IPA kalau tiap hari kerjaan lo ngeluh," omel Viona.

"Kalau masuk IPS gue juga gak mungkin, bisa-bisa gue tidur mulu dikelas. Setidaknya dijurusan IPA gue terbangun ketika menghadapi berbagai rumus. Bukannya ngeremehin IPS, justru disana susah buat gue."

"Kantin, Yuk! Mumpung guru masih briefing," ajak Viona. Perutnya sudah berdemo minta diisi.

"Kuy!" teriak Rara dengan penuh semangat.

Setibanya dikantin, mereka bertemu dengan Selyn. Akhirnya mereka bertiga makan di meja yang sama.

Selyn melahap baksonya dengan lahap, nampaknya cewek ini begitu kelaparan.

"Lo gak makan berapa hari, Sel?" celetuk Rara yang dari tadi memperhatikan Selyn.

"Ngeledek lo, kebanyakan belajar bikin gue kelaparan, tau," jawab Selyn yang meraih satu tahu isi dan memasukkannya kedalam mangkok bakso.

"Iya benar. Belajar bukan cuma menguras otak aja, tapi juga menguras isi perut," sahut Viona membenarkan Selyn. Terbukti dirinya juga merasakan hal yang sama.

"Kok gue enggak, ya?" gumam Rara dengan heran.

"Lo bukannya kebanyakan belajar," rutuk Viona.

"Tapi kebanyakan baca novel," ujar Selyn menyambung ucapan Viona.

Rara mendengus kesal melihat Viona dan Selyn begitu kompak membully dirinya.

~oOo~

"Lo mau ke perpus, kan?" Kenzo secara tiba-tiba muncul dihadapan Viona.

Karena kaget, nyaris saja buku ditangan Viona terjatuh.

Dengan kesal Viona menatap sinis ke arah Kenzo. "Iya, kenapa?" jutek Viona.

"Beneran PMS ya?" celetuk Kenzo.

Viona mengabaikan cowok itu, dia berjalan dengan cepat meninggalkan Kenzo dibelakangnya.

"Vi! Gue ikut!" teriak Kenzo menyusul Viona.

Viona berhenti dan menatap cowok yang sudah berdiri disampingnya itu. Hari ini Kenzo berpakaian dengan rapi, seragam yang dimasukkan serta dikancingkan, sepatu juga berwarna hitam dan rambut yang tersisir rapi meski masih agak panjang.

The DEVIL Bad Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang