Setelah kejadian tamparan di bandara tiga bulan lalu, Kenzo semakin gencar mendekati Viona. Sangat sulit menghadapi Viona, sebentar-sebentar sikapnya melunak lalu tiba-tiba besoknya dia bersikap seakan masih belum memaafkan. Namun, Kenzo tetap menikmati proses, mungkin Tuhan memberikan ujian dalam membuktikan kesungguhannya terhadap Viona.
Lebih baik diberi ujian dari pada diberi karma oleh Tuhan, begitu kata Kenzo. Masih lekat di benak bagaimana senangnya dia ketika mendengar Viona memaafkannya. Pikiran melayang pada malam resepsi pernikahan Marcel dan Rara.
Malam ini adalah malam paling membahagiakan bagi Marcel, Rara dan keluarga. Setelah akad tadi siang yang terasa khidmat dan sakral, tibalah pada malam resepsi yang dihadiri oleh banyak tamu undangan.
Lokasi tempat resepsi adalah di salah satu hotel yang dikelola Marcel. Dekorasi tempatnya sangat indah dan elegan. Sangat instagram-able jika berfoto di sana. Dari tempat duduk, sedari tadi mata Kenzo tak lepas menatap Viona yang tengah di atas pelaminan bersama dengan bridesmaid lainnya. Memperhatikan setiap gerak tubuh gadis itu yang tengah asyik berfoto.
Tepukan di bahu mengalihkan pandangan Kenzo. Galang mendudukkan dirinya di kursi dekat Kenzo. "Deketin dong, Bro. Bukan malah natap dari kejauhan," tegur Galang yang sedari tadi gemas sendiri melihat Kenzo tak bergerak.
"Ck, susah. Waktu pertama kali ketemu aja gue digampar," ungkap Kenzo seolah sedang mengadu.
Mendengar itu lantar Galang cekikikan berusaha menahan tawa. Untung saja Aiden tidak di dekat mereka sekarang, kalau iya sudah pasti dia orang pertama tertawa kencang tanpa memikirkan kondisi dan situasi.
"Sialan lo!" umpat Kenzo yang tengah kesal ditertawakan.
Galang menyikut Kenzo, mengode cowok itu agar mengikuti arah pandangnya. "Ikutin gih! Keknya mau ke toilet. Kesempatan jangan dibuang, Bro!"
"Oke, thanks, Bro!"
Kenzo beranjak mengikuti Viona. Dia berdiri di depan toilet perempuan guna menunggu Viona, dengan bersandar ke dinding dan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Kenzo berdebar tak karuan dan menduga-duga reaksi Viona.
"Vi." Kenzo langsung berdiri di hadapan Viona, memblokir jalan cewek itu.
Terlihat dari raut kesal Viona bahwa dia tidak ingin bertemu dengan cowok di depannya ini. Dengan kesal Viona bergeser ke arah kanan, tetapi Kenzo juga ikut menggerakkan badan. Merasa tak akan membuahkan hasil, Viona membalikkan badan mencari jalan pintas lain.
Belum beberapa langkah, Kenzo meraih tangan Viona, membuat langkah Viona kembali terhenti. "Lepasin!" ketus Viona.
"Nggak, Vi. Kita harus bicara."
"Udahlah, Ken. Kita udah selesai, nggak ada apa-apa lagi," sergah Viona membalikkan badan setelah menyentak kembali tangannya.
"Nggak, Vi. Belum ada kata putus di antara kita berdua," keukeuh Kenzo menatap lekat ke arah Viona.
"Delapan tahun lalu kita udah selesai, Ken. Lupa?"
Kenzo menggelengkan kepala, dia menyangkal. "Oke, aku salah Vi. Aku akui itu! Tapi tolong dengar penjelasannya dulu. Itu semua bukan murni keinginan aku, Vi," terang Kenzo yang terlihat frustrasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The DEVIL Bad Boy [TAMAT]
Novela Juvenil"Biarpun lo cewek gue. Gue gak bakal segan-segan berbuat kasar sama lo kalau gak nurutin apa kata gue. karena lo itu milik gue, paham lo!" -KENZO STEVANO ANDREW- Dia layaknya setan, eh enggak ding! Lebih tepatnya iblis. Berwajah rupawan tidak menjam...