TDBB - Tiga Puluh Lima

27K 2.2K 168
                                    

Pada akhirnya Bunda menyuruh Marcel untuk pergi bersama dengan Kenzo.

Sebelum berangkat, sekali lagi Bunda menegaskan supaya Kenzo mau menemui Papanya setelah bertemu dengan sang Mama nantinya.

"Bun, kenapa gak bilang sekarang aja sih," rengek Marcel kepada sang Bunda. Dia kurang yakin jika Kenzo mau menemui Papa Arga nantinya. Jika itu terjadi pasti dirinyalah yang kesusahan membujuk anak keras kepala itu atau malah berakhir baku hantam seperti tadi.

"Itu tanggung jawab Mas Arga, Bunda hanya membantu membujuk Kenzo agar mau bertemu dengannya. Biarlah Papamu itu menyelesaikan masalah ini," jelas Bunda Evania.

Bunda tersenyum ketika Kenzo berjalan mendekat kearahnya setelah berbicara sebentar dengan Viona.

"Ingat pesan Bunda ya, Ken. Supaya semuanya clear dan tidak semakin larut. Ini demi kebaikan kamu dan kita semua. Bunda sayang kamu."

Kenzo mengangguk pelan. "Pamit ya, Bun."

Marcel dan Kenzo segera memasuki mobil, sedangkan Rara dan Viona tidak ikut karena mereka berdua menolak dengan alasan akan hang out bareng.

Sebenarnya bukan itu alasannya, mereka merasa tidak seharusnya ikut. Biarlah Kenzo menyelesaikan masalah keluarganya.

~oOo~

Saat ini Viona dan Rara sudah berada di mall. Sudah setengah jam lamanya keduanya memutar-mutar, naik-turun dari lantai ke lantai lainnya tapi belum satupun barang belanjaan yang mereka pegang.

Kata Rara, cuci mata dulu baru belanja belakangan.

Ketika mereka sampai di toko aksesoris, mata keduanya langsung berbinar senang. Dengan segera mereka memasuki toko itu, seperti dua kutub magnet mereka berdua seakan tertarik begitu saja menuju tempat BT21 dipajang.

"Surganya para Army," gumam Rara sambil mengamati pajangan itu satu persatu.

"Hhmm, Tata bentukannya simpel banget ya?" ujar Viona terkekeh geli saat memegang salah satu boneka karakter BT21.

"Iya, ya. Bentuk hati doang, no ribet-ribet," kata Rara menimpali.

Setelah selesai memilih barang-barang yang mereka inginkan, akhirnya mereka berdua keluar dari toko tersebut menenteng belanjaannya.

"Makan dulu yuk, Vi! Laper nih," ajak Rara sambil mengelus perutnya yang tiba-tiba mengeluarkan bunyi.

"Ayoklah! Keknya cacing diperut lo udah demo tuh."

"Iya anjir, mana bunyinya keras lagi," gerutu Rara.

Disaat mereka tengah asyik berbincang menuju tempat makan, Rara dan Viona melihat pemandangan yang tak biasa.

Tidak jauh didepan mereka berdua terlihat Aiden yang tengah menggandeng seorang cewek.

"Wah! si Aiden normal juga," ujar Rara dengan raut antusias melihat seorang Aiden yang akhirnya menggandeng cewek.

"Hah? Maksudnya Aiden selama ini gak normal?" tanya Viona penasaran.

"Hehehe, bukan gitu Vi. Selama gue bersekolah di Bhakti Negara tuh anak gak pernah dekat sama cewek. Kemana-mana pasti sama Kenzo dan Galang, mulu. Cewek mana sih yang mau-maunya sama cowok bobrok macam dia," ujar Rara yang malah tertawa.

Viona hanya menganggukkan kepala memahami perkataan dari Rara. Memang selama ini teman Kenzo yang satu itu tidak pernah terlibat hubungan pacaran sejak dia masuk SMA. Berbeda dengan Galang yang tiap minggu ganti pacar, gak cukup satu. Sekali jalan dia bisa memacari dua atau tiga cewek semaunya.

The DEVIL Bad Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang