"Astaga! Viona!" Teriak Rara dari kejauhan.
Rara berlari menghampiri Viona yang masih terduduk dibawah pohon. Wajahnya terlihat frustasi dan rambutnya yang berantakan karena sedari tadi tak berhenti mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Lo kenapa kacau gini? Udah kaya orang yang di apa-apain aja" tanya Rara mengambil posisi jongkok disamping Viona.
"Emang gue udah di apa-apain, Ra" Erang Viona yang terdengar ambigu di telinga Rara.
Rara terkejut mendengar ucapan Viona. "Lo di perkosa gitu?" Rara bertanya dengan suara rendah.
Viona mengangguk lesu.
"Astaghfirullah! Kenapa bisa, Vi? Lo gak berdarah-darah, kan?" Tanya Rara kemudian meraba paha Viona.
"Bibir gue udah gak perawan lagi, Ra?" Ujar Viona kemudian.
Rara yang sedari tadi mencari-cari noda darah di sekitar rok Viona sontak menghentikan aktifitasnya itu.
"Jadi, yang di perkosa itu bibir doang?" Viona mengangguk mengiyakan.
"Ya ampun, Vi! Lo bikin gue panik aja. Kirain lo di perkosa beneran ama Kenzo. Nyatanya kisseu kisseu manjah" celetuk Rara yang terkikik geli.
Mendengar perkataan Rara yang agak nyebelin, Viona mencubit gemas lengan atas temannya itu. Tentu saja Rara dibuat terpekik akibat cubitannya itu.
~oOo~
XII IPS 3
Suasana di kelas ini riuh bagaikan pasar. Bagaimana tidak? Sekarang ini adalah surga dunia bagi mereka yaitu free class. Guru yang mengajar sedang izin.
Kelas yang semula ricuh ini mendadak hening ketika seseorang memasuki kelas.
Bukan seorang guru, melainkan adalah Kenzo. Bad boy titisan iblis yang memiliki paras bak dewa yunani.
Dengan santainya Kenzo berjalan menuju bangku tempat duduknya tanpa menghiraukan keterdiaman teman-teman sekelasnya.
"Ken, lo apain cewek tadi?" Tanya Galang setibanya Kenzo di bangkunya.
Kenzo hanya mengangkat bahunya. Dia sedang tak ingin berbicara dengan siapapun saat ini.
"Dia kenapa?" Tanya Aiden kepada Galang. Tidak biasanya Kenzo terlihat agak kacau seperti ini. Ya, walaupun dia emang selalu kacau.
"Entahlah. Dia aneh, apalagi bibirnya kemerahan dan agak bengkak" jawab Galang berbisik-bisik ke arah telinga Aiden.
"Jangan-jangan cewek tadi di ciumny--"
"Lo berdua berisik, monyet!" Umpat Kenzo memotong acara bisik-bisikan antara Galang dengan Aiden.
Galang dan Aiden memilih diam tanpa melanjutkan percakapannya tadi. Saat ini Kenzo berada dalam mood yang tidak baik, senggol-bacok. Siapapun yang mengganggunya akan menjadi pelampiasannya.
~oOo~
Bel pulang telah berbunyi nyaring. Seluruh Siswa-siswi beserta para guru yang tengah melakukan Proses Belajar Mengajar alias PBM, segera membereskan peralatan mereka.
"Vi, lo pulangnya gimana?" Tanya Rara setelah membereskan alat tulisnya.
"Gue pesen taksi online aja, Ra"
"Hmmm... gak bareng Kenzo?" Tanya Rara pelan. Rara sudah mengetahui tentang Kenzo yang mengklaim Viona menjadi pacarnya.
Viona sendiri yang menceritakan kepada dirinya. Awalnya Rara tampak syok akan hal ini."Jangankan elo, gue aja masih syok sampe sekarang." Begitulah tanggapan Viona yang melihat raut wajah kaget Rara.
"Hah? Gak banget deh, Ra" jawab Viona bergidik ngeri kala harus berboncengan dengan cowok iblis itu.
Setelah mereka melewati parkiran untuk mencapai gerbang sekolah, deru motor terdengar mendekat ke arah mereka.
"Yang!" Panggil pengendara motor itu.
Rara yang hapal banget dengan suara ini akhirnya menoleh. Dia tersenyum manis ke arah sang pacar.
"Eh.. kamu udah dateng aja" ujar Rara. Cowok itu menaikkan sebelah alisnya.
"Gak suka ya aku datengnya cepat?"
"Bukan gitu, bukan ih!. Aku mau nemenin teman aku sampe taksi online pesanannya dateng. Oh iya, yang kenalin ini teman aku Viona dan Vi, ini pacar gue Marcello. Marcello Albert Pradipta." Ujar Rara mengenalkan dua orang ini.
"Gue Viona" Viona mengulurkan tangannya ke arah Marcello.
"Cukup panggil gue Marcel" ujar Marcello menerima uluran tangan Viona.
Terdengar klakson mobil yang berhenti di dekat mereka. Itu adalah taksi pesanan Viona.
Setelah pamit kepada Rara dan Marcello, Viona membuka pintu mobil. Tiba-tiba saja pergelangan tangannya dicekal dari belakang.
"Lo mau ngehindar dari gue?" Kenzo tertawa sinis ketika melihat ekspresi kaget dan takut dari Viona.
Kenzo terus mencengkeram pergelangan tangan Viona sambil terus menatap tajam tepat ke arah manik matanya. Melupakan fakta bahwa masih ada sepasang anak manusia lainnya yang berdiri disana.
Melihat raut bingung Marcel, Rara membisikkan dan mengatakan bahwa Kenzo dan Viona berpacaran.
Tentu saja Marcel dibuat terperangah."Lo apa-apaan sih? Gue mau pulang!" Sentak Viona ketus.
"Udahlah, Ken. Biarin Viona pulang dulu, kalau masih pengen pacaran ya di ajak jalan dong" seru Marcel dari tempatnya.
Kenzo menoleh ke belakang dan mendapati sepupunya itu juga berada disana. Dia mendengus sebal. Dilepaskannya tangan Viona, tanpa menunggu lagi, cewek itu masuk ke dalam taksi dan berlalu meninggalkan area sekolahan.
Melihat raut kekesalan Kenzo membuat Marcel terkekeh geli. Dia tau jika Kenzo tidak suka jika kesenangannya di ganggu.
"Lo di tungguin Bunda di rumah, dan itu artinya lo harus datang!" Perintah Marcel menyuruh sepupunya itu.
Sejak kejadian itu Kenzo lebih memilih pulang ke rumah Marcel ataupun apartement-nya daripada pulang ke rumah kediamannya.
Bunda Marcel yang notabenya adik kandung dari Papa Kenzo bersedia dengan lapang dada dan tangan terbuka menerima Kenzo di keluarganya, begitupula dengan suami dan anaknya - Marcel.
"Ingat itu, Ken! Gue mau nganter pacar gue dulu" pamit Marcel yang mulai menyalakan motor CBR- nya.
Kini tinggallah Kenzo seorang diri, tak mau menunggu lama dia segera mengambil motornya di parkiran. Tujuannya sekarang adalah rumah Marcel.
~oOo~
Tinggalin Jejak ya Guys!
Read, Vote, Comment and Share!
See You Next Part
[ 31 Juli 2018 ]
☆Fay Yolhani ☆
KAMU SEDANG MEMBACA
The DEVIL Bad Boy [TAMAT]
Teen Fiction"Biarpun lo cewek gue. Gue gak bakal segan-segan berbuat kasar sama lo kalau gak nurutin apa kata gue. karena lo itu milik gue, paham lo!" -KENZO STEVANO ANDREW- Dia layaknya setan, eh enggak ding! Lebih tepatnya iblis. Berwajah rupawan tidak menjam...