sepi

1.3K 185 22
                                    

minju lagi jalan menuju ruang musik. jam saat ini nunjuk angka 4 sore.

yuri yang liat minju dateng langsung nyuruh minju buat duduk di bangku sampingnya.

yuri, selaku ketua musik, tepuk tangannya minta perhatian.

prok

prok

"sore kalian, nak-anak pungut. kak eunbi ga dateng hari ini, doi dah nitip sesuatu." ucap yuri mengawali.

"4 bulan lagi anniv sekolah, kita disuruh buat lagu. ada yang sendiri, duo, trio, atau lebih. dan timnya udah di atur. nah, silahkan pake ide masing-masing."


minju natap kosong piano di depannya. minju kebagian, solo. minju dah ngomel-ngomel, kenapa dia yang harus kebagian solo? soalnya minju ga mau kalo sendiri.

yuri lempar jaketnya ke muka minju. "kesambet nanti ngerepotin."

oh iya, yuri dapetnya bareng yena. mereka duo.

minju mendecih, "gue lagi mikir, nyet."

"halah.. masih lama."

"iyasih, tapi gue sendirian. nanti ga sempet gimana?"

"terus audio yang ada di draft laptop lo apaan kalo bukan lagu? sound tiktok?"

"gatau, mau buat baru."

yuri mendecih sambil make jaketnya, "ribet lo, betina. gue duluan ya, di cari nyokap."

minju ngangguk aja sebagai jawabannya.

sekolah masih rame, karena ada banyak murid yang ikut ekskul.

minju yang emang masih betah, akhirnya milih buat ke rooftop. sambil ngalungin gitarnya, minju jalan sambil liat notif hpnya. siapa tau dapet ide di sana.

drt drrt

"nape kak?" tanya minju.

"mama sama papa nelpon, katanya mereka pulang bulan depan."

"bagus dong, bulan lalu juga bilangnya bulan depan."

hyewon terdengar hela napasnya, "gue juga kecewa. yaudah, gue cuma ngasih tau itu. btw pulangnya bawain soda ya."

"oke, pajak ya."

tuut
















cklek

"eh? yujin ya?" gumam minju liat cowok yang lagi duduk di pinggir.

yujin menoleh denger suara langkah kaki sambil benerin kacamatanya. "ga pulang lo? nanti diculik wewe." tanya nya begitu liat minju.

"nanti, bosen gue dirumah. lo sendiri? ga pulang?"

yujin nepuk sampingnya nyuruh minju duduk, "ngerjain pr. soalnya kalo disini enak aja anginnya. secara, gue kan anak pinter."

minju natap yujin sinis, "eleuh, serah lah."

"lo bawa gitar, mau ngamen?"

"enak aja. 4 bulan lagi anniv sekolah, buat pensinya, gue kebagian solo. suruh buat lagu pokoknya. nah, gue kesini deh, siapa tau dapet ide."

"tapi gue ga nanya."

minju nabok lengan yujin, "FYI!"

yujin terkekeh, "lo mau buat lagu kek gimana?" tanyanya sambil nutup bukunya.

"itulah, gue belum ada ide samsek."

yujin ngangguk, "kata ayah, cara terbaik membuat karya seni itu, nuangin apa yang lagi lo rasain saat itu."

"yang gue rasain?"

yujin ngangguk, "iya njir. udah ngomong tadi."

"dih, ngegas." minju mengadah natap langit di atasnya sambil jadiin tangannya pondasi.

yujin cuma ngeliatin muka minju. untuk kesekian kalinya, entah kenapa yujin nyaman.


"gue.. lagi ngerasa sepi." ucap minju noleh ke yujin.

yujin angkat alisnya bertanya. "hayu, gue dengerin."

minju terkekeh, "mama sama papa keras. dari dulu, mereka ga setuju kalo gue ikut lomba renang, lari, nyanyi, pokoknya yang gue unggulin. mereka bilang gue harus pengusaha kayak mereka. tapi gue gamau."

minju hela napasnya ingat saat-saat yang udah lalu.

"nilai gue stuck di rata-rata. mereka kecewa. dan ya, lo tau lah, 'keras'." kekeh minju sambil ngasih tanda kutip di kata 'keras'.

yujin ngangguk mengerti terus dia genggam tangan minju buat mengatakan kalo minju bakal baik aja.

minju nerima tangan yujin dan lanjut cerita,

"mereka mulai perjalanan bisnis 4 tahun lalu. jadinya jarang pulang. paling lama sih ini, udah 7 bulan ga pulang. awalnya gue seneng, karena gue bisa main musik, ikut klub olahraga."

"tapi ya, namanya anak kan? gue juga kangen mereka. gue mau tetep positif kalo mereka nyari uang, mereka cuma mau anaknya yang terbaik, tapi gabisa. bagaimanapun juga, gue juga bisa ngerasain rasa kecewa."

"dan yang buat gue makin kecewa, hal pertama yang mereka tanya waktu pulang, 'nilai kamu gimana'. maksud gue.. lo tau kan maksud gue? gue cewek, gue anak bungsu, gue pengen ditanyain 'gimana hari ini' atau 'kabar kamu gimana'." minju mulai nahan air matanya yang mau turun.

yujin nepuk puncak kepala minju, nyoba nenangin.

"kadang gue harap mereka gausah pulang. tapi gue juga kangen ama mereka." air mata minju lolos gitu aja.

yujin ngambil gitar yang ada di pangkuan minju dan naroh di sampingnya.

yujin mendekat dan nyenderin kepala minju di bahunya.

"cengeng lo. udah, nangis aja dulu. gue gatau mau kasih saran gimana. soalnya gue ga pernah di posisi lo."

minju terkekeh, "cowok aneh, masih sempet-sempetnya ngejek."

"pasti berat ya?"

"iyalah anjing! berat emang. kebetulan lo bantu ringanin."







































"tambah aja gapapa, bunda masak banyak." ucap bunda ke hyewon dan minju.

"makasih, tante." ucap hyewon.

"kalian anggap aja yujin sama wonyoung sodara kalian. kalian boleh dateng kesini kapan aja. terus jangan panggil tante dong. panggil bunda aja ya, biar deket."

jadi nih, ceritanya yujin minta ijin ke bundanya, biar hyewon ama minju ikut makan malem mereka.

terus dibolehin deh. yujin langsung nelpon tu kakak-adek dan nyuruh mereka ke rumah yujin.

pas dah sampe, bunda nanya, apa ortu mereka ga nyariin? hyewon jawab dong, katanya mereka jarang pulang. jadi biasanya nyari makan di luar atau ke rumah sepupu.

"kalian kalo nginep boleh loh, kalo mau. wonyoung juga seneng pasti." ucap ayah.

"kapan-kapan deh, yah. gabawa baju soalnya." jawab hyewon.

minju kok ga ngomong dari tadi? lagi sibuk gelut ama yujin wonyoung.



































"nju." panggil yujin ke minju yang duduk di halaman belakang.

minju noleh dan cuma senyum sebagai jawabannya.

yujin duduk di samping minju, "ga ke dalem?"

"lagi galau."

"hih, nak indie."

minju nabok pala yujin, "ejekin aja terus, dasar."

"gue kirimin rekaman tadi ya."

"rekaman apa?"

"tadi, waktu lo curhat. siapa tau lo dapet ide kalo lo denger kisah lo sendiri. kan biasanya gitu tuh." jawab yujin sambil nunjuk hp minju yang ada notif darinya.

minju terkekeh, "oke lah. thanks."

weird ; jinjoo (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang