ga

1K 154 21
                                    

sudah seminggu, yujin ngeliat minju dan chaewon yang makin deket.

rasa cemburu yujin juga makin meningkat. tapi sayangnya, yujin ga bisa ekspresiin cemburunya ke minju. yujin cuma diam. mindernya lebih tinggi.

seperti sekarang ini, lagi, lagi, lagi yujin harus liat minju yang dianterin sama chaewon.

yujin hela napasnya dan jalan mendekat.

tapi bukan menyapa, hanya lewat.

"eh? yujin!" panggil minju liat punggung yujin jalan ngedahuluin dia.

yujin berhenti, mengatur napasnya dan menoleh, "oi? kenapa?"

"bareng lah, biasanya juga jalan bareng."

yujin cuma ngangguk dan diam.

minju dibuat heran dengan yujin. "kenapa lo? tumben diem?"

"gapapa." jawab yujin singkat.

minju kerutin alisnya, "ih, jangan diem aja lah! udah dari kemarin-kemarin loh. gue ada salah? kalo iya, tolong tegur. gue ga ngerti kalo lo cuma diem." tegurnya.

yujin melirik natap mata minju sekilas sebelum membuang pandangannya, "gapapa. lagi pms aja." jawab yujin asal.

"emang cowok ada pms?"

"ada, cari google. dah ya, gue duluan." ucap yujin terus jalan ninggalin minju.






























"sebat di sekolah?" tanya hyewon liat yujin ngeluarin sekotak rokok dengan korek api.

yujin ngangguk, "mau?"

"dih, sesat. mau rapat osis gue abis ini. gabawa parfum juga."

yujin terkekeh terus naruh batang rokok itu di bibirnya.

"lo kenapa? belakangan ini nyebat mulu." tanya hyewon.

yujin menghela napasnya, "gue cemburu."

hyewon mendengus, "itu mulu. solusinya bukan bunuh paru-paru juga, jin. lagian harus berapa kali sih gue kasih saran?"

"gue.. gatau."

"yujin, ga ada gunanya lo diemin minju. yang ada nanti hubungan kalian makin rumit."

"tapi kita emang ga ada hubungan apa-apa kan?"

hyewon kembali mendengus, "lo galiat minju heran ama sikap lo belakangan ini? dia juga butuh penjelasan karena gue rasa, dia juga ada suka ama lo."

"yakali dia suka gue. deket gitu ama chaewon. lagian, gue masih ga pede." ucap yujin yang dengan berbagai alasannya.

"persetan dengan pede, jin! kalo lo laki, lo kejar. dia ga ada hubungan lebih dengan chaewon. dan lo musti kejar sampe lo sendiri dapet hubungan lebih itu! gerak jin!"

yujin terdiam mikirin perkataan hyewon.

"lo emang pinter, prestasi lo banyak, dan lo orang yang selalu mikir dua kali. tapi, dalam hal ini, kadang otak ga bisa jadi dominan. yang jadi dominan itu hati."




































seperti biasa, yujin akan ngajar les minju. mereka berdua lagi duduk di kafe depan sekolah.

yujin mengajarkan materi seperti biasa. bedanya, dia bakal diam setelah dia selesai ngejelasin.

"yujin."

"hm?"

"lo.."

"gue kenapa?" tanya yujin karena minju menggantung kalimatnya.

minju hela napasnya terus menggeleng, "gajadi." minju ngasih kertas yang udah dia kerjain.

yujin cuma ngangguk dan liat jawaban yang minju tulis.

"jawaban cowok aneh ga kaya gitu." sahut minju.

yujin noleh, "hah?"

"jawaban yujin yang gue kenal seharusnya 'dih gajelas' bukan cuma ngangguk." sambung minju sambil natap yujin.

yujin menghela napasnya, "dibilangin gue lagi pms." yujin mengangkat tangannya menepuk kepala minju pelan.

minju terdiam diperlakukan yujin kayak gitu. minju heran. sebenernya yujin sengaja baperin waktu itu atau gimana?

"btw, jawaban lo bener semua. les nya sampe hari ini aja." ucap yujin sambil beresin barang-barangnya.

minju menarik lengan baju yujin. langkah yujin jelas tertahan. yujin menoleh sambil mengangkat alisnya.

"anterin pulang."

"chaewon ga ada?"

minju menggeleng, "lo ga suka ya, gue deket ama chaewon?"











yujin menggeleng, "kaga, apaan. dah yuk pulang. keburu maghrib."

minju keliatan menghela napasnya kecewa. itu bukan jawaban yang dia mau.



































mereka sudah sampai.

tapi minju ga segera turun.

"ga turun?" tanya yujin.

"ke taman bentar yu, temenin gue."


dan sekarang mereka disini, duduk di ayunan sama seperti hari pertama yujin mampir ke rumah minju.

mereka sama-sama diam dan ga mau ngeluarin isi hati yang udah numpuk jadi beban.

entah yujin yang ngerasa ga pede.

atau minju yang ngerasain hal yang sama.


"lo mau bicarain sesuatu?" tanya yujin akhirnya.

minju masih diem ga jawab. yujin juga ikut diem karena dia tau minju mendengar pertanyaannya tadi.

"ga ada. gajadi. kalo lo mau pulang, pulang aja." ucap minju.

yujin ngangguk terus berdiri, "yaudah, gue pulang. jangan lama-lama disini. dingin."

yujin jalan ke arah motornya. ninggalin minju yang masih duduk di ayunan.






air mata minju turun. minju gabisa tahan lebih lama.

"lo beda, jin. lo jauhin gue, kan? kasih tau dong, alesannya. mungkin, cara gue buat lo cemburu salah, tapi lo bisa minta penjelasan gue kan?" gumam minju menatap langit setelah kepergian yujin.

"lo cemburu ga sih? lo sayang ama gue ga sih? kalo iya, kenapa lo malah kek gini? terus yang waktu itu apa? dan kalo engga, kenapa lo deketin gue?"

"lo emang sengaja baperin dan mau tetep stuck, atau gimana?"









"sst. udah ih. gabaik nangis-nangis diluar apalagi maghrib gini. nanti diapa-apain gimana?"

minju mendongakkan kepalanya, "cara gue salah ya?"

chaewon menghela napasnya, "gue kan dah bilang dari awal, cara ini emang ga bisa dibilang bagus. yang yujin butuh kepercayaan, bukan desakan."

minju makin terisak.

"gue cuma mau mastiin dia suka gue apa engga. bukan kayak gini."

chaewon menepuk punggung minju, "udah-udah. lo ga sepenuhnya salah kok."

"gue sayang yujin."

"iya, minju. lo ucapin itu tiap hari."

weird ; jinjoo (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang