kan?

1.3K 191 17
                                    

"kalo gue cerita, waktu nambah. mau pulangnya agak lelet? bayarannya nambah juga ya."

minju ngangguk, "dasar idung duitan. iye-iye. lagian bonyok ga dirumah, dirumah cuma ada kak delard, bosen. mukanya datar mulu."

yujin terkekeh, "gue lapor nih."

"dih cepu. mana ih? katanya mau cerita."






























flashback.


"abis ini mau ke rumah gue ga? biasa, pubg" tanya yena ke yujin.

yujin ngangguk, "hayu lah."

"yujin!" panggil salah satu temen ceweknya.

"ya? kenapa?" tanya yujin ramah.

"ada kakak sma sebelah nyariin."

yujin ngerutin alisnya, "kakak sma? cowok apa cewek?"

"cewek. katanya samperin aja di samping sekolah abis bel. dah ya, jin, yen. duluan!"

"mau gue temenin ga, jin?" tanya yena.

yujin menggeleng, "gausah, jemputan lo dah dateng masa suruh nunggu. kasian sopirnya."


















"permisi? apa bener kalian nyariin gue?" tanya yujin liat beberapa cewek yang ngerokok. pake rok abu-abu sih, tapi jelas itu bukan seragam sma.

salah satu dari mereka nyuruh buat temen-temennya bawa yujin masuk ke ruangan mereka. menyisakan 3 cewek dengan yujin.

"ohh, lo yujin?" tanya salah satu cewek tadi.

"emm, iya? kenapa ya?" tanya yujin mulai khawatir.

cewek itu mendekat ke arah yujin. yujin berjalan mundur.



"coba gapapa ya?"























BRAK!

"ANGKAT TANGAN! POLISI!"

yujin membuka matanya samar. air matanya dari tadi ga berhenti turun. badannya udah lemes gatau diapain. seragamnya berantakan. hp nya langsung dia jatohin, akhirnya dia berhasil nelpon polisi walau telat.

cewek itu langsung tiarap karena bentakan polisi.

salah satu polisi nyamperin yujin karena cuma yujin yang pake celana biru, "kamu yang telfon nak?" tanyanya sambil bantu yujin berdiri.

yujin ga jawab tapi cuma ngangguk.

polisi itu ngerasa cemas terhadap yujin. akhirnya dia tanyain beberapa pertanyaan ngecek kesadaran yujin.

"nama kamu siapa?" tanyanya sambil mapah yujin.

yujin ga jawab tapi tangisnya makin menderas. "saya berdosa kan pak?"

polisi itu natap yujin sedih, "ga nak. kamu udah bener nelpon polisi. mereka saja yang biadab, mereka yang salah. kamu korbannya dan saya jamin semuanya dapat ganjaran di mata hukum, jadi kamu jangan merasa berdosa."


flashback end.














































"akhirnya mereka ber-berapa ya? 7? 8? pokoknya kisaran segitu, masuk penjara. kasus penipuan, narkoba, kekerasan, dan.. pelecehan(?) udah ah anjing, malah sesi curhat."

yujin terdiam sebentar sambil senyum tipis natap minju. ini pertama kalinya yujin menceritakan masa kelamnya ke seorang cewek setelah kejadian itu.

"kalo.. lo ngerasa jijik, gue bisa ngerti itu. atau kalo lo mau, kita akhirin aja les nya." ucap yujin agak menunduk ga berani natap minju karena seketika traumanya muncul.

minju ngambil muka yujin dan dia hadapkan di depan wajahnya.

minju natap manik yujin. yujin balas tatapan minju.

"heh, cowok aneh! lo oke kan sekarang?" tanya minju

yujin menggeleng, "kampret ya, manggil aneh. btw, sayangnya gue masih terapi." ucap yujin sambil terkekeh.

ga sadar, air mata minju turun.



puk

minju meluk yujin saat itu juga.

yujin ga nyangka, minju bakal nangis. maksudnya, kenapa minju nangis?

dulu waktu kelas 3 smp, temen-temennya malah jauhin dia.

apa minju ga jijik?

yujin kaget pastinya. dia gatau mau ngapain. mau ngeluarin ejekan, gatau kenapa ga keluar. mau negur, gatau kenapa ga bisa.

"pasti berat ya?" ucap minju pelan.

yujin membelalakkan matanya.

perlahan senyum terangkat hangat dalam pelukan minju. yujin mengangkat tangannya membalas pelukan minju.

"tebak dong bodak! yakali ringan!" ucap yujin.

yujin menghela napasnya pelan,

"berat emang. dan kebetulan lo tambah kasih ringan. makasih."
















































"superindo?" tanya minju waktu yujin buka helmnya.

"iya, bunda nitip belanjaan. bukan bulanan sih, tapi biar lengkap, superindo aja. mau pulang duluan? silahkan gojek."

"lo aja sana gojek. motornya buat gue aja."











"lo ga gerak-gerak. di situ mulu, njir!" minju udah lelah nungguin sambil nyender troli ngikutin yujin ngeliatin bumbu sachet ga selesai-selesai.

"ya bentar. kan dicari pake hati, biar pas."

minju mendengus kesal, "dimana-mana nyari pake mata ama otak. emang suruh nyari apa sih?"

"kalo dari deretan bumbu sih.. cuma bumbu sop ayam."

minju natap yujin cengo, "hah? serius lo?"

yujin noleh, "ya iya. kalo ga percaya kita pulang, tanya bunda bumbu apa yang disuruh beli. emang kenapa?"

minju usap mukanya, "astaga yujin saputra."

yujin ngerutin alisnya, "apasih?"

minju mendekat ke arah yujin. tangannya menunjuk ke arah deretan yang ada tepat di depan muka yujin.

"ini depan mata, putra."

yujin buka mulutnya mengerti, "aah.. burem tadi."

minju nabok lengan yujin, "udah ah, sini gue aja yang nyari. hp lo?"












yujin gatau kenapa senyum-senyum sendiri ngeliatin minju yang sibuk cari sana-sini.

"boleh ga, nju?" tanya yujin tiba-tiba.

"hah?"

yujin diem. yujin ngerjapin matanya berkali-kali. "engga. ngigo tadi."

minju lemparin yujin pake sabun cuci sachet, "aneh. banyak alesan lo."

yujin terkekeh, "lo ga di cariin hyewon?"

"nanya mulu kek wawancara. di cariin sih, tadi nelpon. ya gue bilang aja lagi bareng lo. kenapa?"

"gapapa, kata ayah anak gadis gaboleh pulang malem."

minju ketawa kecil, "makanya, dijagain guenya. jangan di ejekin mulu."

yujin ngasih gestur 'ok' pake jarinya, "siap non."

"btw, sekarang kita temenan kan?"

weird ; jinjoo (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang