"Lau... Laura tunggu" teriak seorang pria dari belakang sambil berlari kearah mereka(Riko,Laura,Audi). Merasa terpanggil Laura langsung menengok ke belakang ternyata Rijal yang memanggil.
"Kenapa Rijal?" Tanya Laura menatap Rijal yang sudah berada di depannya.
Rijal memegang tangan Laura "Gue mau ngomong sama lo berdua aja plis yah"
Riko yang melihat Rijalpun merasa risih,gatau malu banget emang si Rijal udah di tolak waktu di kamar mandi tetep aja ngejar Laura yang udah bersuami.
"Ekhem.. gue tau Jal cinta itu harus di perjuangin,tapi" Riko langsung melepas genggaman Rijal dari tangan Laura. "Semakin lo maksa dia buat nerima cinta lo,semakin dia ilfeel sama lo tau gak!"
Riko kalo udah marah bisa se gentle itu padahal hatinya hello kitty banget gais wkwk.
"Eh itu mobilnya su- eh sepupunya Laura kan?udah yu Lau sepupu lo udah jemput tuh,duluan ya Jal" ucap Audi yang mulai merangkul pundak Laura.
"Maaf ya jal gue pulang dulu" ucap Laura. Laura memang tidak enakan orangnya,mungkin kalo tidak ada Riko dan Audi Laura mau untuk diajak berbica berdua dengan Rijal.
Lagi-lagi si Rijal belum bisa ngungkapin isi hatinya Laura sudah pergi begitu saja. Rijal tau Laura gasuka sama dirinya tetapi apa salah Rijal mengungkapkan dahulu isi hatinya agar ia lega? Tetapi Laura tidak memberi ruang untuk itu,pikir si Rijal.
Laura menaiki mobil sang suami dan menyalimi tangan Reynhard,Reynhard juga memberi kecupan di kening Laura.
"Gimana tadi sekolahnya?"
"Hmm? Ohh iya baik ko mas ya kaya biasanya aja"
Rey melihat Laura yang bergerak gelisah seperti tidak biasanya Laura yang ceria,"ada masalah di sekolah kamu?apa ketauan kalo kamu udah nikah sama mas?"
Laura yang tadinya melihat kearah jendela langsung menengok kearah Rey yang sedang menyetir "eum,sebenernya Audi sama Riko udah tau soal Laura nikah sama mas"
Rey yang berfokus kedepanpun jadi terkejut mendengar ucapan istrinya "tau dari mana?" Rey langsung menepikan mobilnya untuk mendengarkan cerita Laura seterusnya.
"Sebenernya Riko yang tau,Om nya itu dateng ke ke acara nikahan kita mas rekan kerja papah kamu"
Riko langsung menghadapkan badannya kesamping,ke arah Laura "terus mas harus gimana?apa mas harus ke sekolah?takut temen-temen kamu suatu hari akan keceplosan"
"Ih gausa mas,mereka sahabat Laura ko dia udah janji gabakal ngomong ke syapa-syapa soal masalah ini. Lagi pula sekolah Laura ketat banget sama peraturannya percuma kalo mas mau nyogok berapapun untuk tutup mulut,sekolah gabakal mau nerima itu,Laura masih ingin sekolah mas" ucap Laura menunduk sambil memainkan jarinya.
Rey menghela nafasnya,mengusap kepala Laura lembut,membawa jarinya lagi untuk mengelus pipi gembul Laura dan mengangkat pelan kepalanya agar menatapnya juga.
"Maafin saya ya Laura,keputusan saya memang terlalu cepat untuk menikahi kamu,saya ga berfikir panjang dengan pendidikan kamu,sekolah kamu kehidupan kamu,saya cuma memikirkan diri saya sendiri,saya hanya takut kalo Reza tumbuh tanpa kehadiran sosok Mommy disampingnya,saya minta maaf"
Laura merasa tidak enak ketika Rey mengucapkan kata-kata seperti itu,bukan ini maksud dia,bukan omongan yang ia harapkan dari mulut Rey.
Padahal Laura hanya bercerita masalah dia ketahuan menikah oleh sahabatnya,dan Laura rasapun itu hal yang tidak perlu di perpanjang dan tidak seharusnya Rey berucap seperti itu karna ia tahu sahabatnya tidak akan pernah mengkhianatinya.Laurapun membawa tangan Rey ke pangkuannya "mas.. Laura ga bermaksud kesitu,Laura cuma"
"Saya ngerti,kita pulang yah"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUREYN
Teen Fictionmasa mudaku tergantikan dengan mengurus duda berumur 26 tahun dan anaknya yang masih berusia 9bulan. aku yang masih labil dan dia yang tergolong lebih tua dariku. Suka duka menjadi seorang istri muda tidaklah gampang bagiku. Tapi aku yakin,aku bisa...