Pagi yg cerah, sebuah motor sport memasuki kawasan karya bangsa highschool. Bukan hanya satu motor ada tiga sekaligus. Mereka membuka helm fullface nya. Dan itu membuat siswi-siswi karya bangsa highscool berteriak heboh.
"Ghalih ganteng bangat sih"
"Yaampun seger mata gue pagi-pagi liat cogan"
"Gak nyesel gue dateng pagi"
"Aldo gak kalah ganteng deh"
"Alvin juga gak kalah ganteng"
Pujian demi pujian di dapat kan oleh ketiga cowok itu. Ketiga cowok itu berjalan menuju kelasnya dengan gaya cool nya.
"Cih, sok ganteng"cibir seorang gadis dari atas gedung lantai tiga,pembatas tralis.
Lalu ia membalikkan badannya, berjalan menuju pintu masuk kelas nya.
11 IPA 2.
Tak berselang lama ketiga cowok tadi sudah sampai di depan kelas nya.
"Samlikum!"ucap sekaligus teriak aldo.
Sontak semua mata yg ada di kelas menenggok ke arah di mana suara berada.
Tapi tak lama.Ketiga cowok itu berjalan menuju meja nya.
"Aldo, uang kas!"pinta seorang gadis cantik bernama ---Shiren.
Shiren. Gadis cantik, lebih tinggi dari sang sahabat --aina. Gadis yg cerewet di kelas, bendahara kelas, tetapi ia gadis yg masa bodo dengan pelajaran.
"Yaelah masih pagi ini"cibir aldo.
Shiren memutar bola matanya malas, selalu saja seperti ini kalau pada di tanggih uang kas.
"Justru masih pagi, uang nya masih utuh"sarkasnya.
"Udh, yg lain dulu deh. Gampang gue mah"ucapnya.
Shiren menendang kaki meja aldo"heh, udh berapa kali lo bilang 'gimping gii mih' tapi tetep aja kaga di bayar- bayar?!"
Aldo tak memperdulikan ucap shiren ia malah memainkan ponsel nya.
Itu membuat shiren geram. Gadis itu menuju arah ke ghalih.
"Ghal?"panggil nya dengan sorot mata, menandakan kalau ghalih harus bayar.
Ghalih mendonggak ke arah shiren. Dia tau tatapan dari mata shiren.
"Entar elah, gampang gue juga. Baru juga tuh duit di kasih mak gue masuk kantong"
"Ih emang ya lo pada ngeselin!"
Lalu ia beralih ke alvin. Cowok dengan tampang datar, sikap yang dingin.
"Alpin"panggil nya dengan nada yg sedikit merenggek.
Alvin beralih tatapan nya dari hp ke shiren.
Alvin merogoh saku celana nya lalu menggambil beberapa uang. Pergerakkan itu tak luput dari manik mata shiren. Mata shiren berbinar.
Alvin menyerahkan uang nya ke pada shiren. Dengan senang hati shiren menerimanya.
"Makasih alpin"ucap nya, refleks tangan shiren mengacak-acak rambut hitam milik alvin. Si empu nya kaget melihat perlakuan shiren padanya.
"Yeuh!pilih kasih lo, sama gue!"celetuk aldo.
"Pilih kasih apaan sih?"heran shiren pada aldo.
"Giliran alvin aja, di bae-bae in, lah gue? Di tendang"
Shiren menggak-anggukan kepala nya lalu ia meletakkan tangannya di kepala aldo"mau di usap-usap ya?"
Aldo sontak mengganguk. Dengan senyum devil ny, shiren bukan nya mengusap-ngusap rabut aldo ia malah menjambak sekuat tenaga.
sontak aldo teriak. Sementara shiren berlari menuju bangku nya sambil memeletkan lidah nya pada aldo.
"Lagi lo kurang belaian hah?"tanya ghalih setelah meredakan tawanya.
"Ya enggak lah"bantah nya sambil mengusap-ngusap rabut nya yg terasa perih.
📚📚📚📚
"aina, ntar gue liat ya?"renggek an shiren terdengar di telinga aina.
"Gak"
"Ish, aina"Renggeknya lagi.
"Belajar, shiren. Masa mau nyontek punya gue mulu sih"
Shiren menekuk wajah nya.
"Sekali ini aja ya, ya, ya. Lo kan baik, pinter lagi"bujuknya dengan pupy eyesnya.
Aina menghela napas panjang. "Abis ini kita belajar di kelas"saat ini mereka sedang berada di kantin yg cukup ramai.
"Percuma, abis bel masuk terus langsung ulangan, mana ada yg masuk di otak gue"
Sekali lagi aina menghela napasnya. "Yg penting berusaha. Kalo kata pepatah tuh ya 'usaha tak menghiyanati hasil'"
Ucapan aina membuat shiren semakin murung.
Tadi di kelas di adakan ulangan dadakan. Ulangan fisika di adakan oleh bu ---tika.
Selalu guru fisika dan juga wali kelas 11 ipa 2.
📚📚📚📚
See you 🐣
Vote, komennya⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius girl VS Genius boy
Teen Fiction"Mau sampai kapan, lo berusaha menggeser posisi gue? udahlah nyerah aja" -ALGHALIH DEWAGA. Sosok cowok genius, selalu peringkat pertama seangkatannya. Sifat yg tidak bisa di tebak. Paras yg tampan menambah kesan plus nya. "Gak akan gue nyerah!"...