Ghalih berjalan ke arah dimana ruang osis berada, menggendong tasnya di pundak sebelah kanannya. Ia menggetuk pintu, setelah di izinkan masuk dia masuk.
"Eh, elo Ghal, sini-sini duduk"suruh Bima. Di dalam ruang osis ada beberapa anggota osis.
Ghalih duduk di hadapan Bima."tumben lo ke sini?"tanya Bima.
Ghalih menggaruk tengkuknya."enggg--ini gue mau nyalonin jadi ketua osis"
"Lah berubah pikiran lo?"tanya Bima. Pasalnya pas waktu bima menanyakan Ghalih menjawab tidak mau.
"Iya ya --gitu"
"Oke deh" Bima langsung mencatat nama Ghalih.
📚📚📚📚
Pelajaran sudah di mulai sejak 10 menit yg lalu. Kelas 11 ipa 2 tengah belajar. Aina sedang menulis di papan tulis. Tugas menjadi sekertaris.
Suasana kelas hening, kaya kuburan. Iyalah orang yg ngajar guru killer. Pak Agus, guru BK sekaligus guru seni. Sefrekuensi sama Bu Tere.
"Permisi pak"ucap Bu Tika
Pak Agus memperailahkan masuk. Bu Tika dan pak Agus sedikit berbincang.
"Assalamualaikum anak-anak, hari ini kelas kita kedatangan teman baru, silakan masuk, nak"
Gadis cantik, berambut hitam panjang, kulit putih, senyum yg manis, bak model.
Membuat sekelas melongo, apa lagi para laki-laki.
"Silahkan Perkenalkan,namumu"suruh Bu Tika.
Gadis itu tersenyum. "Hai, nama gue Tridi Arminati Pramdi. Panggil aja Tridi. Gue pindahan dari London. Salam kenal"
"Silahkan kamu duduk di belakang aina. Aina angkat tanganmu"Aina menggangkat tangannya. Dan Tridi langsung berjalan, matanya menatap sosok familiar baginya.
"Hai, gue Shiren, salken"ucap Shiren kepada Tridi.
"Hai juga, semoga kita berteman dengan baik"balesnya. Shiren dan Aina tersenyum.
Keadaan di kelas menjadi bisik-bisik ada yg terang-terangan menyapa Tridi.
"Mantan comeback, do". Ujar Ghalih kepada Aldo. Raut wajah Aldo tampak schock. Sedari tadi masih tidak menyangka.
"Makin cantik aja sih"mam aldo tanpa sadar.
"Nambah lagi tom and jerry"gumam alvin.
📚📚📚📚
"Hai, mantan"sapa aldo matanya mengkedipkan sebelah mata nya genit.
Sementara yg di sapa memutar bola matanya malas. Aina dan shiren kebinggungan. Aina hendak bersuara tapi di cegah oleh shiren.
"Lo jangan meledak dulu, ok. Gue penasaran mereka ada hubungan apa"bisik shiren di telinga aina. Membuat aina mendengus. “emang dikira gue bom, apa”gumamnya.
Aina, shiren, dan tridi sudah akrab dalam beberapa jam.
Ghalih, aldo, dan alvin duduk di hadapan aina, shiren, dan tridi.
"Kapan lo balik ke indo?"tanya ghalih, sambil menuangkan saos ke mangkuk baksonya.
"Hmm.... Udah seminggu sih di indo. Baru masuk sekolah hari ini"jawab tridi.
ghalih mengganguk mengerti."Gimana kabar lo?" tanya alvin. Pertanyaan alvin membuat shiren menajamkan mata serta telinganya. Dia gak salah dengarkan?
Tridi terkekeh pelan, lalu mengganguk. "Kabar gue baik"
"Sapaan gue gak di bales nih?"kini giliran aldo. Kedua tangan yg menumpu dagunya sambil memandangi wajah tridi di hadapannya.
Tridi menggangkat kepalanya menatap malas aldo. "situ siapa?"tanya tridi dengan ketus.
"Yaelah.... Pura-pura lupa lo"bales aldo.
"Ngapain di inget"ucap tridi dengan senyum remehnya.
"Jahat, bangat ya allah"lirih aldo sambil menyuap sesendok bakso.
"Jahatan, lo. Mikir."balas tridi santai. kalimat akhir di ucapkannya sedikit di tekan.
Aldo melirik sinis tridi sambil mengusap-ngusap dadanya.
Perdebatan kecil mereka berdua menjadi tonton Aina, Shiren, Ghalih, dan Alvin.
Aina dan shiren tampak binggung. Sementara ghalih dan alvin menikmati makanannya dengan santai sesekali ghalih terkekeh geli.
"Ihh, kalian tuh ngobrolin apa si?. Baru ketemukan, tapi kok kaya udh deket bangat"tanya shiren heran. Terlihat bangat dari raut wajahnya.
"Mantan terindah"celetuk alvin. Membuat shiren dan aina kaget.
"Serius, do?kirain gue lo jomblo karatan"ujaran plus pertanyaan bahkan ejekan itu keluar dari mulut aina yg sedari tadi hanya menyimak.
"Parah, sih ini. Tridi secantik ini lo putusin?"tanya shiren.
"Bukan aldo, yang mutusin. tridi yg mutusin gara-gara.... Aldo selingkuh"bukan tridi ataupun aldo yg jawab melainkan ghalih.
Ekspresi wajah aldo biasa saja. Gak ada muka merasa bersalah, atau pun malu. Emang dasarnya buaya, ya tetep buaya.
"Udah ahh... Gue gak mau bahas masa lalu"ujar tridi agar pembicaraan nya gak melebar kemana-mana.
"Ya udah kita bahas, masa depan aja"ucap aldo genit.
"Ogah!" jawabannya membuat aina, shiren ketawa. Kapan lagi bisa menertawakan aldo, yang selalu menertawakan orang-orang yg sedang kesulitan, bukan nya bantu.
"Ghalih, itu minuman gue!"tegur aina. Ghalih meminum, minuman milik aina.
Ghalih yg mendengar itu langsung menatap gelas yg ia genggam, lalu menyengir. "Hehehe.... Gak sengaja. Minta gue, minuman gue abis"ucapnya santai dan malah meminum nya kembali hingga tandas.
"Itu namanya bukan gak sengaja, malah segaja!"decak aina.
Mulai deh adu bacot lagi, sehari tanpa harus ada nya cek-cok bisa gak sihh. Masalah minuman aja pada hal. Hal kecil.
"Yaudah gampang, sono pesen lagi"suruh ghalih santai. Sementara aina sudah geram. Manaan lagi haus bangat abis makan belum minum.
"Peseninlah!, gece"
"Males" ghalih langsung bangkit dari duduk nya keluar kantin, diri nya sudah selesai makannya.
"GHALIH!!uhuk.. Uhuk..."teriaknya sampai batuk-batuk.
"Nahkan-nahkan keselek. Nih minum"Shiren menyodorkan minuman miliknya yg sisa setengah kepada aina. Baru saja dia akan mencuri-curi perhatian kepada alvin, gara-gara aina jadi batalkan.
"Awas aja tuh anak!"gumam aina setelah menengguk air.
Tak lama Alvin bangkit dari duduk nya. Melakukan hal yang sama seperti ghalih tadi,di susul oleh aldo. "Bye... Cantik"Aldo menoel dagu Tridi membuat sang empu melotot. Sementara Aldo udah ngibrit.
"Yah tuh kan, gara-gara lo nih, Ai. Gue kan jadi gak bisa caper sama Alpin". Ucap Shiren lirih.
Membuat Aina memutar bola matanya malas. sementara Tridi menaikan sebelah alisnya.
📚📚📚📚
See you🐣
Vote, komennya⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius girl VS Genius boy
Teen Fiction"Mau sampai kapan, lo berusaha menggeser posisi gue? udahlah nyerah aja" -ALGHALIH DEWAGA. Sosok cowok genius, selalu peringkat pertama seangkatannya. Sifat yg tidak bisa di tebak. Paras yg tampan menambah kesan plus nya. "Gak akan gue nyerah!"...