📚📚:27.Genius girl VS Genius boy

185 20 0
                                    


Akhirnya yaa...

Masih ada yang nunggu cerita ini??

Udah lama banget ngga up. Sebenarnya ragu buat publish part ini tapi yaudah lah, So nikmati aja oke<3

📚📚📚📚

Setelah kejadian lusa kemarin anak kelas IPA 2 belum ada yang bertemu dengan Bu Tika. Bu Tika tidak masuk kemarin dan hari ini. Kelas mereka tidak ada pelajaran Bu Tika sih hari ini tapi niat mau minta maafnya jadi tertunda lagi.

Sepulang sekolah Aina, Shiren, Tridi, Lyla, Ghalih, Aldo, Alvin, Bian, dan Rey tidak langsung pulang mereka kerumahnya Lyla terlebih dahulu karena akan mengerjakan tugas kelompok yang akan di persentasikan besok.

Emang murid tidak ada akhlak. Milih anggota seenaknya ngelebihin peserta juga, sekarang baru mau ngerjain padahal besok sudah harus di kumpulkan. Mepet sekali. Padahal anggotanya hanya Aina, Tridi, Lyla, Alvin, dan Bian, dan sisanya seenaknya mau gabung kemereka. Aina sempat protes tapi gurunya ngebolehin dia harus apa? hanya bisa diam.

Dan yang bikin ngaret anak-anak cowoknya janjiannya besok mau ngerjain eh tapi gak jadi alasannya banyak sekali. Jadi hari ini baru ngerjain.

"BIAN!!Gilaa, bikin jantung gue mau copot aja!" pekikan itu terdengar setelah dia sudah sampai di depan rumahnya. Sumbernya suara itu dari Lyla yang di bonceng sama Bian yang bawa motornya kaya orang kesetanan. Bukan hanya Lyla yang sempat jantungan Tridi juga yang di bonceng oleh Aldo mereka saling kebut-kebutan.

"Lebay" balas Bian sambil membuka helmnya.

Lyla mencibir lalu menyuruh teman-temannya masuk.

Beda lagi sama Shiren yang masih nangkring di jok motor Alvin.

"Turun" suruh Alvin. Shiren lantas menggeleng, tangan yang memeluk pinggang Alvin semakin mengerat. "Nyaman" gumamnya.

Tidak tahu diri sekali Shiren ini sudah memaksa Alvin untuk memboncengnya sekarang tidak mau turun dan tidak mau melepaskan pelukannya dari sekolah menuju rumah Lyla.

Alvin melepas paksa tangan Shiren yang melingkar di pinggangnya bukannya terlepas Shiren semakin mengeratkannya.

"Shiren" kata Alvin dengan suara yang memperingatkan Shiren agar segera turun, tatapannya menatap lurus. Dia harap Shiren melepaskannya dan segera turun.

Shiren tetap tidak peduli rasanya nyaman sekali dia mau berlama-lama, kalau bisa dia mau menghentikan waktu di sini saja. Meskipun dia yakin Alvin tidak mau.

"Sebentar aja kenapa sih" Katanya saat Alvin menengok kebelakang. Alvin menghembuskan nafasnya, membiarkan Shiren memeluk pinggangnya lebih lama.

"Gue capek" Gumam Shiren yang nyaris tidak terdengar oleh Alvin.

📚📚📚📚

Semuanya fokus kepada tugas masing-masing, tadi anak laki-lakinya sempat nge-game tapi ponsel mereka langsung di ambil sama Aina. Bukan hanya mereka semua ponsel di kumpulkan agar tidak ada yang mainan hp. Biar adil dan biar tugas mereka cepat di selesaikan.

"Telpon Bu Tika yuk" ujar Lyla tiba-tiba dia jadi kepikiran kalau besok hari latihan upacara terakhir. Sabtu sudah gak bisa karena ekskul Pramuka.

Semuanya menatap Lyla, yang di tatap menunjukkan tampang polos. "Kenapa? Salah?"

"Ngapain telpon Bu Tika?" Tanya Rey.

"Ish, buat minta maaf, siapa tau Bu Tika gak masuk karena masih marah sama kita. Inget ya besok hari terakhir kita latihan, tadi udah gak latihan sampe besok gak latihan, mampus hari Senin bisa berantakan" katanya.

Genius girl VS Genius boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang