Seneng gak nih, up?
Gak usah lama-lama, so langsung capcus baca
HAPPY READING 📖
Upacaranya berjalan lancar.
Dan, berantakan.
Pertama, yang bertugas membaca teks kacau, bacanya ada yang kecepatan, ada yang belibet. Dan di tambah para peserta ada yang pingsan.
Dan pas mau akhir amanat, kesiswaan mengkritik para petugas hari ini. "Petugas hari ini kurang baik dalam menjalankan tugasnya" lalu kesiswaan juga mengkritik pembaca ikrar janji siswa "Pembaca ikrar janji siswanya sudah menepati janji nya belum sebagai seorang siswa?" katanya, karena dia tau kalau Bian langganan bolos atau terlambat.
Bukan hanya itu kesiswaan juga menyindir kelas 11 IPA 2.
Membuat semuanya diam, hening.
Para petugas menunduk, malu. Bukan malu sih lebih tepatnya lebih mencibir dalam hati. Kecuali Ghalih tentu, kalau dia menunduk sudah pasti di ceramahin kelas 11 IPA 2 habis-habisan bisa-bisa dua jam baru kelar tuh amanat. Dia juga mencibir dalam hati ‘Bodo amat’. Dan pembina upacara juga mau Minggu depan kelas IPA 2 menjalankan tugasnya agar lebih baik dari hari ini.Setelah semuanya selesai, anak kelas membereskan peralatannya dan menyimpannya di tempat semula. Aldo yang sudah kesal setengah mati pas upacara bubar dia langsung ngerutu begitu juga dengan Bian.
Sampai di kelas pun begitu.“Gerah bangat woii!!” Keluh Aldo dia berjalan ke arah belakang lalu merebahkan tubuhnya di lantai dingin itu di ikuti Bian, Ghalih, dan Rey.
“Gila! Tadi lo baca UUD belibet gitu dah” ujar Rey sambil mencolokkan charger ke saklar lalu di sambungkan ke ponselnya.
“Bikin gue mau ngakak, anjir untung gue bisa nahan” sahut Bian setelah itu diiringi tawa mereka.
“Bacanya di ulang-ulang lagi njirr” sambung Ghalih masih dengan tawa mereka.
“Bodo amat njing, lo juga tuh doa apa kumur-kumur!" Seru Aldo pada Rey.
“Lah, gue kan kalo baca emang gitu njirr!! Jelas itu menurut gue mah!!” sahutnya.
Aldo mencibir. Lalu mengeluarkan ponselnya dari saku dan memainkannya, mumpung belum ada guru yang masuk.
📚📚📚📚
“Oke, sampai di sini pertemuan kita hari ini. Minggu depan kita masuk ke bab baru. Assalamualaikum” setelah mengucapkan itu Pak Komar keluar kelas. Dan kelas menjadi ricuh pada keluar kelas anak laki-lakinya.Anak ceweknya ada yang memainkan ponselnya ada yang ngegosip pada ngumpul.
Kecuali Shiren, dia ikut bersama Alvin, Ghalih, Aldo, Dandi dan Rey. Bian? Gak usah di tanyain anak itu tidur di kelas.
“Anak IPA lain pada ambis bangat gak sih. Kelas kita doang kayanya yang bodo amatan” Ujar Shiren berjalan di tengah-tengah mereka.Aldo mengangguk. “Aneh bangat sih kenapa kita masuk IPA ya, kek kesasar. IPA 2 lagi”
“Untung gue masuk IPA yang anak nya kaya kalian, coba kalo di IPA 1 sama IPA 3, bisa meledak otak gue. Anak nya pada ngejar nilai” sahut Rey di angguki semuanya kecuali Alvin.
“Bisa, stress gue kalo masuk IPA 1” ujar Ghalih. Gak kebayang dia bakal gimana di kelas IPA 1, mungkin nambah beban pikirannya.
Mereka berjalan di koridor dengan santai tidak ada rasa takut sedikitpun karena sudah terbiasa.
Setelah tiba di kantin mereka memilih makanan ringan yang mereka mau makan.
“Pada bolos ya?” tanya Bu kantin.
“Enggak dongg!! Ya kali bolos. Jamkos Bu!” sahut Shiren. Padahal bukan jamkos gurunya aja yang belum datang ke kelas mereka, tapi mereka langsung ngacir ke kantin.
“Jamkos pala luh, orang Miss Yuri ada. Kitanya aja yang langsung ngacir ke kantin” sahut Dandi membuat Shiren menyengir.
Setelah mereka memilih makanannya mereka duduk di salah satu tempat.
Shiren tidak merasa risih bergabung dengan mereka, karena menurutnya lebih asik di saat-saat begini bergabung bersama mereka dari pada di kelas sama anak-anak lainnya, ngebosenin.
“Yakin nih anak IPA?” Ujar Leo, si pembully dan biang onar kelas 12 yang di segani oleh murid Karbang highSchool.
Shiren yang mau menyuap gorengan jadi terhenti lalu mendonggak begitupun dengan Ghalih, Aldo, Alvin, Dandi, dan Rey.
Leo tersenyum sinis begitupun dengan antek-anteknya. “Kayanya enggak deh, mereka cuma berlindung di kelas itu” sahut anak buah Leo.
Leo tertawa. “Bener tuh. Harusnya masuk ips ya kalau gak masuk kelas buangan, hahahah”
Shiren jadi geram dengernya. “Maksud lo apa ya?”
“Ohh,,, belum nyadar dia, yo”
Ghalih dan yang lainnya masih berusaha menahan emosi. Mereka gak pernah berurusan sama geng nya Leo, tapi sekarang Leo duluan yang mengusik mereka. Oke, kita liat nanti.
“Ya,,,, kelas kalian tuh apa ya,,,gak ada gunanya,gak meraih prestasi apapun lomba sama anak kelas lain aja kalah, terutama lo—” kata Leo dia menunjuk ke muka Alvin lalu ke Ghalih. Ghalih yang tidak suka di tunjuk seperti itu langsung menepis tangan Leo kasar. Leo tersenyum sinis. “Main basket aja kalah mul—”
Bugh
Belum sempat menyelesaikan perkataannya Leo sudah tersungkur.
“ANJING LO!!!” Ghalih yang emosinya sudah tidak terkontrol lagi dan dia orangnya gampang tersulut emosi langsung nonjok Leo tanpa ampun. Leo tidak tinggal diam dia juga membalas menonjok Ghalih.
Sementara Shiren membekap mulutnya tidak menyangka kejadian ini bakal terjadi. Sementara Aldo, Dandi, Alvin dan Rey, diam di tempat hanya menonton adu tonjok itu dengan santai, bahkan Aldo sambil memakan gorengan seperti menonton film yang sangat seru.
Dandi langsung bangkit menonjok salah satu antek-anteknya Leo yang hendak memukul Ghalih dari belakang. Alvin, Rey tidak tinggal diam di juga ikut turut melawan antek-anteknya Leo.
Aldo? Dia masih santai memakan gorengannya. Shiren menabok pundak Aldo kencang. “GILAA!! BANTUIN”
Aldo melotot kaget, lalu mengambil minumnya dan langsung menghabiskannya setelah itu botolnya dia remas dan dia lempar ke salah satu antek-anteknya Leo.
Antek-anteknya Leo ada lima orang. Di tambah sama Leo jadi 6 orang yang melawan mereka.
Kantin menjadi bising dengan suara pukulan. Ibu-ibu kantin tampak panik dan ada yang berusaha menghentikan dan salah satunya ada yang memanggil guru.
Shiren, nampak masih memperhatikan mereka, bukan-bukan... Dia terpesona sama Alvin. Alvin tampak lebih ganteng dari biasanya.
Lalu dia segera tersadar dan langsung membantu mereka. Dia bisa sedikit bela diri.
Ghalih mendorong dada Leo sampai Leo tersungkur. Leo tampak sudah tak berdaya. Lalu Ghalih berjongkok di hadapan Leo.
“Lo kalo ada masalah sama gue, sama gue aja, enggak usah ngelibatin teman-teman gue. Dan gak usah ngejelek-jelekin kelas gue! Pikirin aja diri lo sendiri, yang gak lulus-lulus! Dan satu lagi kita bisa masuk di kelas 11 IPA 2 itu karena otak kita smart. Gak kaya lo. Bodoh.” Bisik Ghalih, dengan napas ngos-ngosan dan tatapan tajam.
Leo tersenyum sinis. Tangannya melayang hendak menonjok kembali Ghalih namun terhenti.
“STOPPP!!!! KALIAN SEMUA IKUT KE RUANG BK. SEKARANG!!!”
📚📚📚📚
Vote, komennya★★★
See you🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius girl VS Genius boy
Teen Fiction"Mau sampai kapan, lo berusaha menggeser posisi gue? udahlah nyerah aja" -ALGHALIH DEWAGA. Sosok cowok genius, selalu peringkat pertama seangkatannya. Sifat yg tidak bisa di tebak. Paras yg tampan menambah kesan plus nya. "Gak akan gue nyerah!"...