Aina, shiren, dan tridi sedang berjalan menuju kelasnya. Sepanjang koridor aina dan shiren main dorong-dorongan. Bikin tridi heran.
Kehadiran tridi di antara aina dan shiren menjadi pusat perhatian. Termasuk kakak kelas mereka.
"Dasar jomblo!"seru shiren sambil mendorong aina.
"Yeuhh!! Nyadar duren!"aina membalas dorongan shiren.
"Eh, gak ya. Gue tuh punya gebetan!"serunya sambil menyibak rambutnya sampai mengenai muka aina.
"Anjirr, rambut luh, tajem bangat"protes aina sambil mengusap-usap pipinya.
"Hahahah, rasain rambut kece badai gue"shiren berjalan sedikit berlari, membuat aina menggejarnya.
Sementara tridi hanya geleng-geleng. Baru satu hari sekolah di sini, sudah heran oleh tingkah laku teman barunya. Tridi menggamati setiap sudut sekolahnya. Sepanjang dirinya berjalan ada saja pasang mata yg memperhatikannya, bahkan ada yg menggodanya. Hal seperti itu sudah biasa bagi dirinya, menjadi sorotan.
"HEH!! LIAT-LIAT DONG LO!"teriakan itu terdengar di depannya. Tempat dimana aina dan shiren berada. Tridi langsung berlari pelan.
"Maaf, kak kita gak sengaja"ucap aina sopan.
Lauren bersedakep dada."enak aja lo main minta maaf gitu aja!. Gak liat tuh sepatu mahal gue lo injek, jadi kotor kan, kaki gue juga sakit!"
"Kan kita udah minta maaf, terus harus apa lagi?"ucap shiren berusaha sabar. Shiren tidak suka sama lauren dan antek-anteknya, antek-antek nya ada empat orang.
Lauren itu kakak kelas mereka seangkatan sama bima. Lauren orang nya suka membully siswa atau pun siswi di sin. Adik kelas atau pun seangkatannya.
"Enaknya di apain ya, gusy?"
"Suruh bersihin, sepatu lo aja kak. Sekalian tuh suruh cium kaki lo kak". seru pingkan.
Pingkan, seangkatan sama aina dan shiren. Ini nih yg membuat shiren muak sama pingkan.Seruan pingkan membuat aina dan shiren melotot. Bukan hanya mereka tridi pun sama.
"Dengerkan?!.cepet!"titahkan sambil menunjuk-nujukan sepatunya.
"Heh, jangan mentang-mentang lo ratu bully, kakak kelas. Seenak nya sama adik kelas. Gue gak takut ya sama lo!! Cuma keinjek doang lebay bangat!"Seru shiren tak terima.
"Heh, songong bangat ya lo!. Hargai dong!"pingkan maju mendorong bahu shiren.
Shiren membalasnya dengan mendorong bahu pingkan juga. "Ngapain gue menghargai kakak kelas macam kalian. Yg selalu seenak nya sama adik kelasnya!. Kalau kalian ngehargain kita, kita hargai balik, kalo kalian gak ngehargai kita ngapain coba. Males bangat gue!"balas shiren sambil mengibaskan rambut nya ke belakang.
Balasan shiren membuat aina dan tridi melongo ditempat. Wihh, gass tross, ren!.
Lauren menggeram marah, tangannya hendak menampar shiren. Shiren yg tahu akan kejadian apa setelah ini, dia memejamkan matanya.
Lauren semakin geram, tamparannya tak mendarat di pipi mulus shiren.
"Lo apa-apaan sih!"sentak lauren.
Shiren membuka matanya kaget. Bima,Membelanya.
"Elo, yang apa-apaan!. Gue udah muak ya sama lo, gak ada habis-habis nya ngebully orang. Gak capek apa lo. Hah!"gertak bima.
Mereka menjadi pusat perhatian siswa-siswi. Banyak yg bisik-bisik. Rasa nya aina jadi risih. Dia pengen cepat-cepat pergi dari sini.
lauren mendengus kesal. Dia melangkah pergi di ikuti antek-antek. Tetapi sebelum pergi dia berkata. "Awas lo!"ucapnya kepada shiren dan aina, penuh ancaman.
"ih, SIAPA TAKUT! SINI LO!!"teriak shiren, bahunya di tahan oleh aina.
"Udah-udah, enggak usah sok-sok an deh lo!"bukannya aina takut, tetapi malas saja dia meladeni kakak kelas nya yang gila hormat itu. Lagi kakak kelasnya lebay bangat cuma kesenggol dikit doang, pikir aina.
Bima melirik tridi yg tampaknya terpaku akan kejadian barusan.
"BUBAR!"gertak bima. Semua murid-murid membubarkan diri.
"Thanks ya kak"ucap aina tulus.
"Iya, lain kali gak usah di tanggapi ucapan mereka dan gak usah takut"
"ngapain kita takut, emang ya tuh kakak kelas gak tau diri. Bawaannya ngajak ngelud mulu!"cerocos shiren.
bima terkekeh kecil. "Iya,udah gue balik kelas dulu"pamit bima lalu melangkahkan kakinya menuju kelasnya.
sepeninggalan bima aina menarik tangan shiren dan tridi melanjutkan langkang nya. Karna, Sebangian pasang mata masih ada yg memperhatikan mereka.
📚📚📚📚
"Hmmm..... Tadi siapa sih?"tanya tridi kepada aina.
Aina yg sedang menulis menoleh ke arah tridi yg berada di sebelahnya. Sementara shiren berada di ambang pintu kelas. Entah lah dia sedang melakukan apa. Padahal sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Masih banyak murid-murid yg masih berada di luar.
"Tadi tuh nama nya lauren kakak kelas
yang—"ucapan aina terpotong oleh tridi."Bukan itu, ihh... Yang cowok tadi?"sela tridi, menatap aina sepenuh nya. Sementara aina sedang asik menulis, lalu menoleh ke arah tridi.
"Ouh... Itu kak bima. Cowok yang setiap hari di kagum-kagumin sama shiren"jelasnya. "Emang sih, cakep"sambungnya pelan.
Tridi ber'oh' sambil tersenyum tipis. Aina menghadap tridi sepenuhnya. "Dih, dih, dih. Ngapa lo senyum-senyum sendiri?"tanyanya penuh curiga.
Tridi menenggok ke arah aina. Ia malah makin melebarkan senyumannya. "Aaaaa.... Kak bima tuh gentlemen bangat, gak sih"ucapnya sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Aina tercenggang 'hah!' bakal ada shiren kedua nih. Duh emang hanya dirinya yg waras.
Aina menggaruk kepalanya yg memang gatal dan sekaligus masih tak percaya.
"Lo punya nomernya gak?, atau ig nya tau gak?ayo dong kasih tau!"desak tridi sambil mengoyang-goyang kan tangan aina.
"Apa sih anjirr, gue aja gak punya kontak nya, apa lagi ig nya gue aja gak tau. Coba noh tanya si duren, mungkin dia tau. Lagi lo baru sehari masuk gilaa... Langsung dapet ngebetan"
"Ihh....dia ganteng bangat. Asli."ucapnya histeris.
Aina memutar bola matanya jengah. Untung saat ini shiren sedang menggangu alvin di depan kelas bersama kedua temannya. Ya... Sedari tadi dia menunggu alvin. Kalo shiren sedang ikut bicara bersamanya pasti ada debat dadakan nih.
"Di kelas ini juga banyak cogannya sih, tapi bima lebih ganteng. Kayanya gue gak salah sih, buat sekolah di sini. Gudangnya cogan"cerocosnya. raut wajah nya yg bikin aina muak. Mesem-mesem.
"terus, aldo cakep kaga?"tanya aina jahil.
Tridi melirik aina malas. "Buang aja dia mah"balas tridi malas.
Aina yg mendengar itu tertawa renyah.
📚📚📚📚
See you 🐣
vote, komennya⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius girl VS Genius boy
Fiksi Remaja"Mau sampai kapan, lo berusaha menggeser posisi gue? udahlah nyerah aja" -ALGHALIH DEWAGA. Sosok cowok genius, selalu peringkat pertama seangkatannya. Sifat yg tidak bisa di tebak. Paras yg tampan menambah kesan plus nya. "Gak akan gue nyerah!"...