"Maaf, istri anda keguguran"
Hanya satu kalimat.
Satu kalimat yang mampu membuat Hanbin runtuh begitu saja.
Baju yang berlumuran darah serta tubuh yang terkulai lemas dilantai rumah sakit itu kini bagaikan kapas yang terbang bersama angin.
Hanbin meneteskan air mata nya, memyembunyikan wajah dengan tangan yang dilipat dilutut.
Ingatannya kembali lagi pada saat ia menemukan Lisa yang terduduk dilantai dengan darah yang mengalir di kakinya.
Hanbin yang sedang terbaring diruang tamu, menunggu istrinya datang tiba tiba mendengar suara teriakan dari dapur.
Cepat cepat Hanbin menghampiri asal suara itu, saat dirinya sampai ia malah melihat istrinya yang terduduk lemas dilantai, ada darah yang mengalir serta air disekelilingnya.
Hanbin berteriak kaget melihat itu, ia langsung membopong tubuh Lisa. Membawanya kemobil untuk menuju rumah sakit. Saat dirinya memasuki Lisa kedalam mobil, tetangganya keluar dan kaget melihat baju Hanbin yang berlumuran darah.
Mereka akhirnya membantu Hanbin dan ikut masuk kedalam mobil. Rose yang duduk disamping Lisa panik karena melihat wajah temannya ini kesakitan.
Hanbin membawa mobil dengan laju, mengambil jalan motong karena jalan raya sedang macet.
Sampai dirumah sakit, Lisa langsung dinaikkan keatas brankar menuju UGD. Ditengah perjalanan mereka ke UGD Lisa menutup matanya dan tidak sadarkan diri. Setelah beberapa menit menunggu didepan ruang UGD, Lisa dipindah ruangkan keruang operasi untuk pengangkatan janin.
June dan Rose yang melihat keadaan Hanbin seperti ini merasa iba. Disaat keadaan genting seperti ini pun, suatu kejadian datang menimpa mereka kembali.
Rose memegang perutnya, rasanya aneh. Mules dan sakit menjadi satu
"Aakkhhh" keluh nya
June menoleh pada istrinya, wajahnya berubah menjadi kaget tatkala melihat Rose berpegangan pada kursi dan tangan satu nya lagi memegang pertunya. Sama hal nya dengan June, Hanbin ikut menoleh pada Rose
"Ahh sakit"
"J-June, kayaknya aku..... Aku pengen lahiran AAAAHHHH"
June berlari mendekati istrinya, sedangkan Hanbin beranjak dari posisinya untuk berlari mencari bantuan. Jangan sampai Rose kehilangan anak seperti Lisa batinnya.
Sekiat 5 menit menunggu, akhirnya beberapa suster datang membawa brankar, mereka membantu Rose naik kesana dan membawanya keruang persalinan.
Kalau dipikir pikir kandungan Rose masih berusia jalan 9 bulan. Tapi kenapa dirinya sudah kontraksi dari sekarang.
"Bin gue tinggal gak papa?"
Hanbin mengangguk "Iya gak papa"
June tersenyum kemudian mengikuti para suster itu. Sedangkan Hanbin masih setia menunggu didepan pintu operasi sampai dokter itu keluar dan selesai dari pekerjaannya.
Didalam sana seorang dokter dengan dibantu beberapa suster sedang proses pengeluaran makhluk kecil didalam perut Lisa. Walaupun kecil dan hampir tidak terbentuk tetap saja harus dibersihkan.
Dokter itu mengeluarkan segumpal darah dari bawah sana yang bisa diduga adalah janin dari Lisa. Kemudiam memasukkan gumpalan darah itu kesebuah peti kecil lalu menyimpannya. Mungkin mereka akan memberikan pada sang pasien ketika sudah sadar nanti.
.
.
.
.
.
.Beberapa tenaga teknis keluar dari ruang operasi, Hanbin yang melihatnya segera menghampiri dokter yang terlibat dalam operasi tadi.
"D-dok gimana istri saya?"
"Puji Tuhan operasi nya berjalan lancar. Walaupun tadi mengalami sedikit pendarahan untungnya bisa ditangani dengan cepat. Dan janinnya juga sudah kami angkat, sekarang istri anda masih dalam pengaruh bius nya. Kami akan memindahkan istri anda setelah sadar nanti"
"Saya boleh masuk kedalem?"
"Ohh ya silahkan. Tapi tolong pakai masker dan baju khusus dulu ya"
Hanbin mengangguk "Iya dok makasih"
Ia mengikuti sang suster yang akan membawanya keruang ganti baju. Kemudian memakai baju khas ruang operasi berwarna hijau dengan penutup kepala dan masker yang disediakan.
Setelah semua selesai barulah ia masuk kedalam ruangan itu, udaranya sangat dingin, serta bau amis ntah dari mana, untungnya dirinya memakai masker.
Dilihatnya Lisa yang terbaring dengan selimut sedada, serta peralatan seperti jarum infus dan alat bantu pernapasan yang terpasang ditubuh istrinya. Ia duduk ditepi ranjang sembari menatap wajah lemah istrinya lekat.
Disisi lain Rose sedang berusaha menahan sakitnya, dirinya sekarang sedang dalam proses lahiran. Meskipun belum tepat usia kandungannya, syukur syukur dirinya bisa lahiran normal.
Dijambaknya rambut June sembari mengeden. "Eeeeeehhhhhhh"
"Ayo buk sedikit lagi ayo. Satu.. Dua... Tiga"
"Eeeeeehhhhhh"
"Dikit lagi dikit lagi ayo. Satu.... Dua.... Tiga"
"Eeeehhhhhhh"
"Dikit lagi ayo sekali lagi"
June yang mendengar omongan dokter itu sudah misuh misuh dalam hati.
"Dikit lagi dikit lagi apa anjing. Ini sakit rambut gue dijambak, dikit lagi dikit lagi tapi gak kelar kelar"
"Oeekkk... Oeekkk... Oeekkk"
Akhirnya... Setelah bersusah payah Rose berusaha sang bayi pun lahir. June jadi ikut lega, selain senang karena anak nya lahir selamat, dirinya juga senang karena rambutnya masih utuh dan tetep ganteng ehe.
"Alhamdulillah. Anaknya lahirnya sehat ya, laki laki ya mbak jenis kelaminnya" ujar sang suster yang menggendong bayi.
Rose bersyukur kemudian setelah itu dirinya jatuh tak sadarkan diri karena kelelahan.
~TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGA MASAA GITU [END] √
AcakSebuah kisah dua pasutri yang menikah diusia muda. Mereka bertetangga dan menjadi teman suka duka maupun suka cita. Keceriaan, Kesedihan , Serta kebobrokan yang melekat pada diri mereka akan menambah suasana Komplek ini.