네 (4)

353 61 30
                                    

"Tuan Lee, sebaiknya kau ikut kami secara baik-baik. Jadi, kau pun tidak terluka."

Seungri masih setia sembunyi di balik tubuh kecil Jiyong. Jarinya semakin erat meremas ujung baju Jiyong. Tidak tahu karena tak tega melihat Seungri ketakutan seperti itu atau karena enggan meladeni orang-orang suruhan Seo Jun, Jiyong lanjut jalan lagi dengan membiarkan Seungri berada di belakangnya sambil memegangi bajunya.

"Hei, mau ke mana kalian?"

Baru lima langkah berjalan, orang-orang itu menahan bahu Jiyong yang dilirik oleh si pemilik bahu dengan tatapan dingin.

"Singkirkan tanganmu dari bahuku." titah Jiyong.

"Kau harus biarkan dia tetap tinggal di sini dan kau boleh pergi!"

"Aku tidak mau ikut dengan kalian," pekik Seungri.

"Dengar sendiri kalau dia tidak ingin ikut dengan kalian?"

Tapi sepertinya ketiga orang suruhan Seo Jun tidak peduli dengan ucapan Jiyong mau pun Seungri. Satu orang di depan Jiyong ini mencoba meraih tangan Seungri, tapi Jiyong menangkap pergerakan tangannya dengan cepat. Dipelintirnya tangan sang lawan hingga meringis.

"Dia sudah bilang tidak mau ikut! Apa kalian tidak punya telinga?"

Jiyong mendorong lawannya yang lebih besar darinya hingga mundur beberapa langkah. Dengan meringis orang itu masih mengusap pergelangan tangannya yang sakit karena ulah Jiyong. Dua di antaranya membantu temannya agar tidak sampai jatuh.

"Kau mundurlah. Jangan sampai belanjaan itu rusak semua," titah Jiyong. Dia menoleh ke samping dan hanya melihat dari ekor matanya saja. Seungri menurutinya. Dia sedikit menjauh dari Jiyong.

"Masih ingin mencari masalah denganku?" Jiyong menarik lengan sweaternya hingga siku.

"Hajar dia! Bawa Seungri pulang," perintah pimpinannya.

Terjadi pertarunga tiga melawan satu. Tendangan dan pukulan saling malang melintang berusaha untuk menjatuhkan lawannya. Segala kemampuan bela diri yang dimiliki Jiyong dikeluarkan. Biar begitu, Jiyong juga kena pukulan di sudut bibirnya hingga robek kecil. Seungri menyaksikan mereka berkelahi dari belakang dengan cemas.

Buak

Satu bantingan terakhir pada lawannya menandakan Jiyong telah mengalahkan ketiganya. Karena sekarang mereka tidak bisa lagi bangun dari tempatnya dan hanya berguling-guling ke sakitan.

"Hyung, gwaenchana?"

"Gwaenchana. Ayo, kita pulang." Jiyong mengambil lagi kantong belanjaan yang dibawa Seungri.

"Tapi hyung, itu wajahmu berdarah." Seungri menunjuk ragu pada luka di bibir Jiyong.

"Gwaenchana."

Jiyong baru akan pergi ke arah mobilnya, sampai dia mendengar teriakan orang di ujung jalan.

"Yak, berhenti! Lee Seungri, sebaiknya kau ikut kami dan pulang!"

"Shit!!" umpat Jiyong begitu melihat anak buah Seo Jun bertambah entah dari mana. "Kau bisa lari kencang?"

"Eoh?"

Belum selesai Seungri mencerna pertanyaan Jiyong, tiba-tiba tangannya diraih Jiyong dan digenggamnya erat. Tubuhnya seakan terseret cepat oleh laki-laki bertato ini.

"Lari sekencangnya!" teriak Jiyong.

Seungri mengikuti Jiyong berlari cepat sambil digandeng tangannya. Sementara orang-orang suruhan Seo Jun mengejar mereka berdua. Tak jauh dari swalayan, ada sebuah halte yang kebetulan bis-nya telah tiba dan mereka lantas menaikkinya tanpa pikir panjang. Duduk di kursi paling belakang, melihat para pengejar yang terhenti karena enggan mengejar bis yang sudah berangkat. Masih dengan susah payah keduanya mengatur napas.

The Man With The Angel Tattoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang