스물셋 (23)

315 47 41
                                    

Konten hari ini mengandung: Darah tinggi, emosi dan sesak napas yang dapat menyebabkan anda kesal dengan authornya.




























































Pyass

Seember kecil air dingin diguyur pada seorang laki-laki yang tengah terikat kedua tangannya ke atas dan kaki setengah tergantung sehingga untuk menapak pun sulit. Baju atasnya pun telah tanggal entah ke mana dan oleh siapa.

Kedua matanya terbuka perlahan masih menyesuaikan keadaan dan yang paling penting dia membalikkan kesadarannya dari obat bius yang masuk ke dalam tubuhnya beberapa jam yang lalu. Kepalanya yang terkulai pun perlahan diangkat dan samar melihat bayangan orang berdiri dengan ember tadi.

Begitu tersadar, dia telah mendapati kedua tangannya terikat, Jiyong menggerakkan kedua tangannya yang diikat terentang dengan borgol meski dia tahu itu sia-sia.

"Well well ... jagoan kita sudah bangun dari tidurnya. Bagaimana? Nyenyak?" Suara bass-nya menarik atensi Jiyong.

"Teddy? Mau apa kau?"

"Hummm, sepertinya tidurnya tidak akan nyenyak tanpa seseorang di sisinya. Benar begitu Kwon Jiyong?"

Jiyong masih usaha untuk melepaskan ikatan di tangannya yang sebenarnya sia-sia dan Teddy menikmati pemandangan itu.

"Bukan aku yang menginginkanmu, tapi dia."

Teddy menyingkirkan badannya seakan memberi jalan pada seorang laki-laki yang pernah Jiyong lihat di layar monitor, Lee Seo Jun.

"Jadi ini yang bernama Kwon Jiyong. Orang yang dengan beraninya membawa pergi adikku."

Seo Jun mendekati Jiyong, meraba tubuhnya yang setengah telanjang. Dari dada hingga punggung. Jiyong hanya melirik dari ujung matanya.

"Bukan aku yang membawanya pergi, tapi dia yang kabur darimu!" tegas Jiyong.

"Berani membantahku?"

"Tak ada yang perlu kutakuti hanya dengan orang seperti kalian!"

Seo Jun menarik rambut Jiyong hingga lelaki bertato ini harus menengadah dan meringis kesakitan.

"Arkkh!!"

"Apa jadinya jika tubuh bertato ini diberi sedikit tambahan hiasan?" Seo Jun memberi aba-aba pada algojo yang siap menyiksa Jiyong.

Ctar

"Arkkhh!!"

Cambukan keras mengenai punggung Jiyong menimbulkan luka beset dan berdarah.

"Baru satu kali menerima cambukan, bagaimana kalau lebih dari ini?"

Dan lagi, sang algojo mencambuk Jiyong berkali-kali hingga tangannya mengepal dan menggeram menahan rasa sakit.

"Urhmm!!!"

"Bagaimana?"

"Apa maumu?" tanya Jiyong dengan suaranya yang serak, serta tatapan yang tajam.

"Kau pikir dengan menatapku seperti itu akan menyusutkan nyaliku. Aku hanya ingin memberimu pelajaran atas kerugian yang telah kau perbuat."

Sudut bibir Jiyong terangkat, "kerugian? Aku bahkan tidak melakukan apapun."

Seo Jun semula masih menahan amarahnya, kini mulai tersulut. Dia mencengkram rahang tirus Jiyong dengan kencang.

"Seungri adalah barang yang akan kujual. Tapi kau tidak mengembalikannya padaku, malah kau simpan dan milikki sendiri sehingga klien besarku membatalkan pembeliannya."

The Man With The Angel Tattoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang