다섯 (5)

346 64 27
                                    

Lampu disko berkedap kedip berganti warna, cahayanya memantul pada mirror ball yang berputar di atasnya. Orang-orang menari, bergoyang di atas lantai dansa layaknya orang sedang melupakan kepenatan. Satu orang duduk dengan santai menyeruput vodka yang ada di tangannya sekarang. Ditemani oleh penghibur tepat di sebelahnya.

"C'mon honey, kita bersenang-senang malam ini?" rayu si pria penghibur di sebelah Jiyong.

Namun Jiyong tidak menggubrisnya. Matanya tetap terfokus pada satu ruangan yang menjadi perhatiannya sekarang. Tak mau menyerah, pria ini membuka kancing baju Jiyong satu persatu untuk menarik perhatiannya. Tapi Jiyong menenggak habis isi gelasnya.

"Kau tahu bagaimana aku bisa masuk ke ruang itu?"

Tangan pria itu terhenti, melihat ruangan yang ditunjuk Jiyong.

"Wae? Kau mau cari barang bagus? Tidak suka denganku lagi?"

"Jadi di sana aku bisa mendapatkan barang bagus?"

"Biasanya begitu dan hanya orang-orang penting saja yang bisa masuk."

Laki-laki ini melanjutkan aksinya kembali. Meraba tubuh bagian dalam Jiyong, berusaha mencari perhatian dari pelanggannya ini. Jiyong menoleh padanya.

"Orang penting? Jadi sudah banyak orang penting yang datang ke sini?"

"Uhm, kenapa kau baru menyadarinya?" Laki-laki ini terus saja meraba dada Jiyong yang masih tersembunyi oleh kemeja putih yang dia kenakan.

"Honey, let's have some fun!"

"As your wish, baby. Temani aku minum dulu, eoh," ajak Jiyong.

"Oh no, babe. You will ruin everything!" protes lawannya.

"Aku tidak suka ditolak, baby."

Jiyong menuang kembali vodka ke dalam gelasnya dan menenggaknya habis. Dia lakukan itu berulang kali hingga dirinya mabuk.

Kakinya terus saja bergerak ke sana kemari di depan pintu kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakinya terus saja bergerak ke sana kemari di depan pintu kamar. Menunggu kepulangan pria bertato malaikat itu pulang dari kepergiannya sejak tiga jam yang lalu. Bahkan jam dinding sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Dia bukan kekasihnya, juga bukan saudara apalagi suaminya. Tapi kegelisahan merayapinya. Seungri bahkan baru mengenalnya beberapa hari saja. Tapi pria Kwon itu sudah berhasil membuatnya tidak tenang.

Clek

Keluar kamar merupakan keputusan terakhir yang diambil Seungri. Berjalan menuju dapur hanya untuk melepas dahaga. Matanya kembali melihat jam dinding yang baru bergerak satu menit saja. Pintu kamar lainnya terbuka, menampakan Daesung yang keluar dengan kaos putih dan celana pendeknya. Rambutnya sedikit agak berantakan sisa dirinya tidur.

"Eoh, Ri ... kau ada di sini?"

"Aku haus hyung."

"Hmm, aku juga."

The Man With The Angel Tattoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang