열네 (14)

512 52 65
                                    

Jiyong nampak tidak tenang seperti biasanya. Berkali-kali dia menuangkan whisky ke dalam gelasnya. Mungkin sudah lebih dari lima tenggakan sejak Daesung mengobati luka Seungri. Yongbae yang memperhatikan temannya itu cemas akan Jiyong yang mabuk. Jika itu terjadi kekacauan akan lebih parah.

"Yongie-ah, jangan minum lagi. Seungri tidak apa-apa. Lukanya tidak parah."

Top melihat Yongbae berusaha menenangkan Jiyong sementara mata Jiyong terus terfokus pada Seungri yang masih mendapat pengobatan dari Daesung.

"Bajingan itu berusaha merebutnya dariku. Dia juga dengan beraninya melukai wajahnya."

Jiyong menggeram, tangannya meremat gelas dengan erat. Matanya terlihat lebih bengis dari sebelumnya dan Yongbae tahu Jiyong sudah mulai mabuk. Yongbae menoleh pada Top dan hanya diberi anggukan padanya.

"Jiyongie, kau sudah mabuk. Hentikan, jangan minum lagi!"

"Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Aku akan meluluh lantahkan Black Rose." Mata Jiyong semakin mengilat. Amarah sudah di ubun-ubunnya.

"Kau menyukai Seungri?"

Pertanyaan frontal akhirnya keluar dari mulut Yongbae. Manik coklat almon itu bergerak terarah Yongbae. Jiyong diam seribu bahasa, begitu juga dengan mereka yang ada di ruangan yang sama menunggu jawaban dari si pria bertato ini. Tiba-tiba saja suara Jiyong terdengar lirih.

"Apa aku tidak boleh menyukainya? Aku akan bayar berapa pun, asalkan dia bebas dari Seo Jun."

Bingo, tebakan Yongbae dan Top benar. Sejak Jiyong menemukan dan menyelamatkan Seungri, di situ mulai tumbuh benih cintanya. Sikap dingin yang selama ini dia tunjukkan hanya untuk menutupi kegugupannya di depan Seungri. Top dan Yongbae menyadari itu, karena Jiyong tak pernah mau bertindak lebih jauh jika bukan hal yang membuatnya tertarik. Semenjak Seungri hadir, dia sudah tidak lagi keluar malam dan berakhir dengan para jalang di hotel.

"Jadi benar kau menyukainya?"

"Iya, aku menyukainya dan aku tidak suka orang lain menyentuhnya."

Yongbae tersenyum dan menepuk bahu Jiyong, "dia baik-baik saja. Jangan khawatir. Pacarmu hanya luka ringan. Sekarang kau harus berhenti minum dan bawa Seungri ke kamar untuk istirahat. Jika kau mabuk siapa yang akan menolongnya lagi?"

Sisa-sisa kesadarannya agaknya sedikit muncul, karena sekarang matanya tertuju pada Seungri yang masih tertegun dengan penuturan Jiyong.

"Daesung hyung, apa yang dikatakan Jiyong hyung itu benar?"

"Seungri-ah, biasanya yang dikatakan oleh orang mabuk itu benar. Jiyong mengatakan yang sebenarnya. Sekarang dekati dia dan ajak dia ke kamar, ne? Kalian butuh istirahat."

Seungri tidak mengatakan apa-apa. Dia menurut pada Daesung. Mendekati pria yang baru saja menyatakan rasa sukanya terhadap dirinya. Tangannya meraih tangan Jiyong. Akhirnya genggaman Jiyong pada gelas itu terlepas, matanya semakin menyendu.

"Ayo hyung kita ke kamar dulu. Kau sudah terlalu banyak minum."

Tak pakai perlawanan, Jiyong bagaikan anak anjing yang akhirnya menemukan induknya. Mengikuti Seungri ke kamar tanpa protes. Ketiga temannya lega, karena pada akhirnya ada yang membuat Jiyong takluk di saat dia mabuk tanpa harus tarik urat dengan Jiyong.

 Ketiga temannya lega, karena pada akhirnya ada yang membuat Jiyong takluk di saat dia mabuk tanpa harus tarik urat dengan Jiyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Man With The Angel Tattoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang