스물 (20)

331 51 31
                                    

Memilih tempat yang cukup ramai untuk jalan-jalan dirasa pilihan yang tepat saat ini. Jiyong lakukan agar menjauhkan mereka dari bahaya. Melihat kekasihnya bisa tertawa lepas juga tujuan utamanya sekarang.

Seperti sekarang ini, Seungri seperti anak kecil yang sedang diajak pergi oleh kakaknya. Melihat-melihat keramaian di daerah Myeongdong. Binar matanya tidak henti terpancar. Bahkan terkadang dia meninggalkan Jiyong beberapa langkah di belakangnya.

"Hyung, cepat ke sini! Lihat ini."

Dia berhenti pada satu stan penjual aksesoris. Mengibaskan tangannya meminta Jiyong agar cepat menghampiri dirinya. Jiyong hanya tersenyum melihat tingkah Seungri layaknya bocah.

"Jangan terlalu jauh dariku, by."

"Kau saja yang jalannya lambat."

Seungri tak menggubriskan ucapan Jiyong, karena matanya sedang terfokus pada sebuah anting berbentuk salib. Sedikit aksen gothic.

"Sepertinya ini cocok. Kemari, coba ini," Seungri menarik tangan Jiyong, mendekatkan antingnya di telinga kiri Jiyong.

"Nah, benar kataku. Ini cocok untukmu. Aku ambil ini ahjumma."

Seungri menyerahkan anting salib itu pada sang penjual untuk dibungkuskan. Matanya yang masih menunjukkan binar bahagia melihat pada Jiyong, seperti menanti sesuatu.

"Mwo?" tanya Jiyong tidak paham diberi tatapan seperti itu.

"Bayar hyung. Aku kan tidak punya uang."

"Kalau begitu tidak usah beli."

"Ahh, hyung!!"

Seungri merajuknya, kakinya dihentakan ke jalan dan Jiyong tidak sanggup melihat kelucuan pacarnya itu.

"Araseo araseo ... jadi sebenarnya aku yang beli atau kau yang beli?!"

Meski menggerutu, Jiyong tetap membayar apa yang sudah pujaan hatinya beli. Seungri jelas menjadi senang.

"Kalau aku punya uang juga pasti aku yang bayar, hyungku sayang. Hyung harus pakai ya. Anggap saja itu hadiah dariku sebagai tanda kita sepasang kekasih."

"Tapi aku tidak memberimu apa-apa dan bukannya seharusnya kita memakai barang yang sama?"

Seungri merangkul tangan Jiyong dan mengajaknya kembali berjalan, "ah, sudahlah tidak perlu dipikirkan. Dengan kau yang ada di sisiku sekarang itu sudah hadiah bagiku."

"Kalau begitu jangan jauh-jauh dariku, eoh!" Jiyong mengusak rambut Seungri yang ditemani dengan senyum merekahnya.

"Ye, Kwon Jiyong-ku."

"Ada lagi yang mau kau beli?"

"Itu," tunjuk Seungri pada pedagang odeng. "Aku mau makan itu. Sepertinya enak."

"Hari ini selera makanmu sedang baik."

"Karena kau."

"Ayo, kita ke sana dan beli yang kau inginkan."

Banyak kata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan Seungri saat ini. Bersama dengan orang terkasih itu sungguh menyenangkan. Apalagi orang itu selalu menjadi pelindung baginya.

Namun sepertinya Jiyong lengah akan sesuatu. Karena sejak mereka tiba di Myeongdong, seseorang tengah mengikuti mereka. Langkahnya cukup halus hingga keberadaannya tidak disadari Jiyong yang sedang kasmaran ini.

"Hyung, aku ingin sesuatu boleh tidak?" Seungri bicara dengan mulut yang masih mengunyah makanan.

"Mwonde?"

The Man With The Angel Tattoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang