두 (2)

413 77 29
                                    

"Jadi bisa jelaskan siapa dia?"

Saudara paling tua di antara mereka bertiga mulai menuntut penjelasan dari Jiyong yang masih menggosok rambutnya yang setengah basah dengan handuk kecil, satu tangannya membawa kotak kecil seperti sebungkus rokok yang dia lemparkan ke atas meja. Sementara orang yang menjadi pembicaraan menggenggam cangkir berisi teh hangat pemberian Daesung.

"Dia Seungri. Itu saja yang aku tahu."

Ingin rasanya Top memukul Jiyong yang memberi jawaban seenaknya. Tapi itu juga tidak ada salahnya dengan yang dikatakan oleh pimpinan mereka. Kini mata ketiganya mengarah pada Seungri.

"Dari pada aku bertanya pada si brengsek ini, lebih baik aku tanya padamu," umpat Top.

"Tsk! Mau rokokmu kuambil lagi, eoh?!" Top mendapat delikan mata dari Jiyong, namun diabaikannya.

"Seungri-ssi, siapa kau sebenarnya dan bagaimana bisa kau dibawa olehnya? Kau tidak takut dengannya?"

"Yak, hyung ... pertanyaan apa itu?"

Jiyong tidak terima dengan ejekkan Top, menandakan dia seperti orang yang berbahaya.

"Diam atau kubungkam mulutmu dengan lakban!" ancam Top. Dua orang sisanya menahan tawa.

"Isshh," desis Jiyong.

"Silahkan dijawab, Seungri-ssi," pinta Top.

"Aku yang memintanya untuk membawaku ke sini, Top-ssi. Jiyong-ssi menolongku dari orang-orang yang ingin membawaku ke Black Rose."

Ketiganya saling pandang begitu mendengar nama Black Rose disebut. Hanya Jiyong yang sepertinya terlihat biasa saja.

"Black Rose? Bukannya itu sebuah club malam?" tanya Yongbae.

"Black Rose berkedok sebagai club malam dan tempat di mana kau bisa mencari pelacur terbaik dan bahkan bisa membelinya dengan harga mahal jika kau menginginkannya," jelas Jiyong yang menyulut rokok. Handuk kecil tersampir di lehernya dan merebahkan diri di sofa panjang tepat sebelah Top.

"Kau tahu itu, Jiyongie?"

"Aku dan Jiyong sudah lama memperhatikan mereka. Bisnis mereka sepertinya sulit untuk disentuh oleh polisi sekali pun," Top menambahkan.

"Jadi, bagaimana kau bisa berurusan dengan mereka, Seungri-ssi?" Daesung semakin penasaran.

"Itu ... itu karena aku mengenal pemiliknya," jawab Seungri.

"Nde? Apa kau bekerja di sana juga?" pertanyaan tegas terlontar dari Yongbae.

"Ani. Aku tidak bekerja di sana. Tapi aku adik dari pemilik Black Rose. Lee Seo Jun." Mata Seungri tak berani menatap mereka yang ada di sana.

"Mwoya? Kau adiknya tapi dia mau menjualmu? Apa dia sudah gila?" pekik Top tak percaya.

"Yang kau ucapkan itu tidak bohong?" tegas Yongbae.

"Aku tidak bohong. Kami memang bukan saudara kandung. Eommaku menikah dengan Tuan Lee Ye Jun, pemilik Black Rose sesungguhnya."

"Jadi maksudmu, Lee Ye Jun lah yang mendirikan club malam itu? Dan dia juga yang melakukan bisnis kotor seperti itu?" tanya Daesung.

"Ani. Black Rose memang club malam pada umumnya. Tapi setelah appa meninggal, usaha itu jatuh pada Seo Jun hyung dan dia memanfaatkan keadaan. Aku mendengar pembicaraannya dengan salah satu pelanggannya yang sedang mencari mangsa baru. Ternyata dia melemparku ke kandang macan. Aku melarikan diri, tapi anak buahnya mengejarku. Seperti yang kalian tahu sisanya."

Cerita yang begitu mengerikan sekaligus memilukan. Bagaimana seorang saudara mampu berbuat tega pada saudaranya sendiri meski itu tiri. Seungri menahan air matanya agar tidak jatuh. Hidupnya semakin terombang ambing tidak jelas setelah kejadian ini.

The Man With The Angel Tattoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang