열 여덟 (18)

339 49 33
                                    

Minuman yang masuk ke tubuh Seungri sekarang telah melemahkan kesadarannya perlahan. Dia ingin berontak, tapi tubuhnya berkata tidak. Seolah dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.

"Aisshh, kenapa panas sekali?"

Jari-jarinya tanpa sadar membuka satu-persatu kancing kemeja yang dikenakan Seungri. Ketiga orang yang masih di dalam ruangan yang sama menatap lapar pada orang yang berstatuskan kekasih Kwon Jiyong. Satu orang memberi aba-aba pada yang lainnya untuk segera menjalankan aksinya.

"Kalian mau apa?"

Badan Seungri kembali dihempaskan ke sofa oleh dua orang lainnya. Suaranya mendayu, menambah mereka yang mendengarnya semakin ingin cepat-cepat menikmatinya.

"Mari kita bersenang-senang, sayang. Aku penasaran bagaimana rasanya bermain dengan dengan adik Tuan besar."

Pria ini mulai menjamah tubuh Seungri. Dengan kurang ajarnya menciumi urat-urat leher Seungri yang menonjol.

"Arkhh, jangan sentuh aku!" Seungri mendorong tubuh lawannya, sayang badannya seolah tidak bertenaga.

"Ayolah, kau juga menginginkannya."

"Ahhh hyung~"

"Panggil saja pacarmu itu, dia tidak akan bisa menolongmu."

Yang didesahkan Seungri memang Jiyong. Dalam benaknya dia ingin disentuh Jiyong. Celaka sudah, dirinya menolak namun tubuhnya menginginkan lebih.

"Kami juga tidak kalah hebat dengan pacarmu itu. Dijamin kau akan ketagihan."

Bret

Seluruh kancing kemeja Seungri berhamburan di lantai hanya dengan sekali tarik oleh salah satu bawahan Seo Jun. Tersingkap tubuh putih nan mulus milik Seungri yang membuat para pelakunya tak lagi bisa membendung air liurnya. Sedangkan Seungri sendiri menggeliat tidak nyaman dengan sensasi yang terus menjalar di tubuhnya. Dengan mata terpejam, dia membayangkan Jiyong lah yang terus menjamah tubuh putih itu.

"Lihat! Tidak salah jika Tuan Choi Siwon menginginkan dia. Sayangnya dia sudah pernah dipakai orang. Tapi aku tidak akan menolak meski dia sudah tidak suci lagi."

Laki-laki itu hendak menciumi ceruk leher Seungri, tapi tiba-tiba rambutnya ditarik agar menjauh dari badan Seungri. Jelas dia mengerang kesakitan.

"Arkhhh!!!"

"Tapi aku menolaknya."

Jiyong menghantamkan kepala laki-laki itu ke meja tak jauh dari sofa, membuatnya tidak sadarkan diri.

"Sial! Mengganggu saja!" maki laki-laki kedua.

Prang

Gelas wine dihantamkan oleh Jiyong ke kepala laki-laki kedua tadi hingga dia terhuyung dan berdarah.

"Jaga ucapanmu padaku, bajingan!"

"Siapa kau? Bagaimana bisa masuk kemari?" hardik laki-laki ketiga.

"Aku, orang yang sudah membuat pembelinya membatalkan transaksinya. Kwon Jiyong!"

"Sudah bosan hidup rupanya?"

Laki-laki ketiga ini hendak meninju Jiyong, tapi tinjunya ditahan oleh tangan Jiyong. Diremasnya dan ditekuk ke atas, membuatnya menjerit kesakitan.

"Kau yang sudah bosan hidup, karena beraninya menyentuh dia."

Melirik sekilas pada Seungri yang masih menggeliat bak cacing kepanasan, setelahnya Jiyong menghajar kedua laki-laki yang masih sadar menjadi tidak lagi sadarkan diri. Puas memukuli mereka, perhatiannya langsung tertuju pada Seungri.

The Man With The Angel Tattoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang