36

1.8K 289 56
                                    


"ini di tambah, lalu di kurang, habis itu di kali lalu di cari akar pangkatnya lalu-"

"widih semangat bener, inget tidur loh haru-chan, kau belum tidur dari kemarin malam!" hawks cengo

"berisik, tar lagi ada ujian mid semester. Aku payah banget di mtk" tanganku terus saja menulis

"yah... Santuy ajalah" hawks melahap ayamnya

"arghh! Aku harus lebih banyak belajar belajar!" api semangatku berkobar kobar

"o-oi belajar itu secukupnya saja" hawks panik, paling trauma gara gara waktu itu aku pernah hampir mecahin seluruh barang yang mudah pecah di apartemennya. Suruh sapa dong waktu itu bikin emosi

"lukata lu lucas dari lapak SIBAP gituh?"

Hawks nampak memikir mikir "paling, wadoh gans banget gw"

"gantengan dia mon maap ya" aku melempar penghapus dan mendarat tepat mengenai jidatnya yang duh gede banget

"astagfirullah jahat banget kau wahai kakanda" hawks berakting bak sinetron indosiar 'temanku lebih memilih seorang penyihir dari pada si kanibal'/gaga

"bodo ah" atensiku kembali fokus pada setumpuk buku matematika di hadapanku "eh, hawks"

"hm?" mata hawks melirik ke arahku

"ano mungkin ini agak pribadi, tapi aku penasaran kenapa kau seperti menyembunyikan nama marga keluargamu? Ah i-itu hanya pemikiranku saja" buru buru aku menghentikan ucapanku melihat muka hawks yang tiba tiba memucat

Hawks menghela napas "yah.. Memang cukup pribadi" ia tersenyum "tapi tak apa mau ku katakan?"

Aku menggeleng pelan "tidak, i-itu kalau merepotkanmu"

"ayahku serorang villain.." ia menatap langit langit apartemen "sementara ibuku dulu pernah membantu ayahku kabur dari kejaran polisi. Kelahiranku sama sekali tidak diinginkan mereka atau bisa dibilang mereka berharap aku tak ada"

Ah rasanya lidahku keluh, aku hanya bisa menyimak hawks yang bercerita. Tatapannya pun berubah drastis, yang biasanya selalu ceria berubah menjadi sedih

"aku selalu menjadi korban kekerasan dari kedua orang tuaku. Suatu saat ayahku kabur bersamaan dengan datangnya Endeavor. Saat itu aku terkejut bisa melihat hero dihadapanku secara langsung, tapi ibuku yang ketakutan langsung membawaku kabur" hawks menekuk lututnya

"setelah kami kabur dari rumah, ibuku selalu memaksaku untung mencari uang bagaimana pun caranya. Hingga suatu saat kakekmu ah perusahaan kakekmu itu mendatangiku, mereka menjanjikan kehidupan baru untukku dengan syarat.." ia menjeda kata katanya "..nama asliku tidak diperbolehkan untuk digunakan lagi"

"tapi.. Waktu itu kau mengenalkan dirimu secara lengkap pada keluargaku?" aku bertanya khawatir

"yah.. Bisa dibilang aku belum terbiasa. Toh keluargamu juga tidak membocorkan nama asliku sembarangan aku sama sekali tidak masalah"

Aku menunduk "tapi suatu saat namamu pasti terbongkar hawks" gumanku

"aku tau"

"apa tidak apa apa kau mengatakan rahasiamu padaku? Bisa saja aku menyebarkannya loh"

Hawks beralih menatapku "he? Serius kau ingin menyebarkannya?" ia tersenyum jahil

"tidak sih.. Aku bukan orang yang seperti itu" mataku melirik tumpukan buku yang kusiapkan untuk belajar "aku tau mana yang pribadi dan mana yang umum. Jika aku menyebarkan ini seumur hidup aku akan merasa bersalah"

Hawks tersenyum lebar "tuhkan! Haru yang ku kenal tidak mungkin menyebarkan sesuatu yang pribadi tanpa alasan yang jelas" ia menghabiskan ayam yang ia beli tadi "terima kasih haru-chan.." gumannya

My second life [BNHA x OC] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang