Author kebelet ngepublish book baru
(。ŏ_ŏ)***
Di sebuah kota di Jepang, lebih tepatnya di Chiba ratusan tahun yang lalu lahirlah dua orang anak kembar. Mereka saat itu berusia 10 tahun. Anak pertama bernama Makoto Mizu dan anak kedua bernama Makoto Zumi.
Author jadi pendongeng bagus kali yak.
Meski anak kembar mereka mudah bahkan sangat mudah untuk di bedakan. Dimulai dari kedua surai anak tersebut yang berbeda. Mizu berwarna putih sementara Zumi bewarna Hitam. Lalu model poninya juga berbeda, Mizu lebih mendominasi ke arah kiri sementara kembarannya diarah sebaliknya.
Lalu perbedaan selanjutnya terletak pada sifatnya. Banyak yang bilang anak pertama selalu memiliki sifat pemberani dan sebagainya.
Tapi tidak untuk Mizu.
Gadis kecil itu sangatlah penakut. Sekali dihentak ia akan menangis sepanjang hari. Zumi sang anak kedua justru yang memiliki sifat layaknya sang anak pertama. Zumi anak pendiam dengan sorot mata tajam seolah siap memenggal kepala siapapun yang membuat kembarannya menangis.
Orang tua mereka adalah seseorang yang terpandang pada masanya. Hal itu membuat nama Makoto Mizu dan Makoto Zumi cepat tersebar luas hingga ke seluruh Chiba.
"kita mau kemana, Zumi?"
Zumi melirik kembarannya yang mengenakan yukata bewarna merah "jalan jalan"
"apa tidak apa apa berjalan jalan tanpa pengawal?" Mizu menatap takut Zumi yang mengenakan yukata hijau.
Zumi mendengus kemudian menarik lembut tangan kembarannya "kan ada aku. Aku akan melindungimu!"
"t-tapi kan aku anak pertamanya.." Mizu menunduk.
"aku.. Tidak peduli" jawab Zumi seenaknya.
"he? Nande?"
"menurutku seseorang yang kuat harus melindungi yang lebih lemah darinya tidak peduli seberapa muda dirinya"
Waktu berlalu, kini usia mereka menginjak 15 tahun. Kembaran beda fisik itu kini sudah mulai menghadiri acara acara bersama orang tuanya. Terkadang mereka juga pergi untuk menggantikan orang tua mereka yang berhalangan hadir.
Dan saat itulah hari terberat bagi Mizu.
Cemohan, makian, sindiran oleh orang lain yang berada disekitarnya ia dengar tiap harinya. Terkadang beberapa pelayan juga suka membicarakan kembaran itu.
Mulai topik soal Mizu yang lebih baik dari Zumi karena lebih bersikap dewasa, lalu pembahasan soal penggantinya sang ayah.
Kaki Mizu bergerak menaiki anak tangga menunu sebuah kuil. Tidak terlalu ramai dan sepi. Tiap minggu Mizu pasti akan menyempatkan diri untuk datang.
"kau kembali kemari, apa ada masalah nak Mizu?" sang pendeta menyambut kedatangannya.
Mizu tersenyum tipis "hanya berdoa saja. Arigatou sudah membiarkanku berdoa disini tuan pendeta"
"haik haik ojou-san, semoga tuhan memberkatimu selalu" pendeta berlalu pergi 'aura magisnya mulai pekat ya'
15 menit ia selesaikan kegiatannya di kuil lalu berjalan pulang. Jarak kuil dan rumahnya hanya sekitar 50 m.
Di tengah perjalanan ia bertemu seorang pelayan yang tengah berlari.
"nyonya! Nyonya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My second life [BNHA x OC]
Random[SEMI REVISI] 1.35 ───•───── 4.00 ↻ « | | » = Peace sign // op bnha s2 // Kenshi Yonezu ♬ ♬ • ♬ ° ♬ ♬ ...