Jessica Vanier, wanita yang terkenal dengan sifat kepahlawanannya dia adalah seorang kepala bagian WHO bukannya hanya karna itu kecantikannya juga membuat terkenal dengan selalu memperjuangkan keadilan bagi wanita didunia.
Tapi dibalik itu dia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Helena pov
"saya adalah Patricia Jequela Halbert" dia cantik dengan rambutnya merah keorenan dengan wajah yang galak memang cocok menjadi pemeran antagonis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
^ patricia
"nona halbert?" dia mengangguk, "anda bisa memanggil saya patricia" wajahnya tidak dingin seperti dinovel nada bicaranya juga tidak sombong.
Kenapa dia jadi pemeran antagonis? "anda bisa memanggil saya Helena nona patricia" dia terlihat senang mendengar itu.
"anda sangat cantik bila dilihat dati langsung saya hanya pernah mendengarnya dari rumor" dia ramah, aku tersenyum kecil "terima kasih nona anda juga tampil cantik".
Mendengar aku memujinya matanya langsung berbinar, "benarkah?" aku mengangguk dia terlihat polos dan tidak jahat menurutku.
Dia mengajakku mengobrol sampai aku lelah dan ingin mencari angin akupun berjalan kearah taman saat menikmati udara ada langkah kaki.
"siapa?" aku berbalik ternyata orang itu adalah gabriel, "lama tidak bertemu nona helena" aku mengangguk sambil tersenyum kecil.
"apakah manamu sudah menyatu" aku terkejut mendengarnya dan sepertinya dia paham "aku tau dari zayden bagaimanapun kami dekat bukan?"
Aku mengangguk paham, "yaa untung saja mananya sudah menyatu sempurna aku juga berlatih pedang makanya memakan waktu lama".
Dia mendekat kearahku, "apa batu mana yang kuberi masih ada?" aku mengangguk lalu melihatkan tangan kananku kulihat dia tersipu sangat imut.
"ini cocok untukmu bawa kesini aku akan memberi mana tambahan" aku memberi tanganku dia sedikit salting, "ini tuan gabriel" dia memengang telapak tanganku.
"a-ah iyaa" dia memberi mana sambil memerah, "ini selesai" batu mana yang kujadikan gelang itu mengkilat semakin indah, "terima kasih tuan gabriel" dia mengangguk.
"apa kabarmu selama 3 tahun terakhir?" aku berusaha mencari topik pembicaraan walaupun aku sangat tidak pintar dalam bidang tersebut.
"aku sudah menjadi salah satu kepala penyihir kerajaan, dibagian kesehatan itu membuatku mendapatkan banyak gaji" aku terkekeh mendengar itu.
