Nala Jemima is a slut? No, dia hanya pemuda dengan hormon berlebih yang mudah terpancing gairahnya. Menganggap sex seperti hobby layaknya olahraga pada umumnya. He's shining and free. Bersikap polos di depan banyak orang namun menyimpan gairah yang...
Nala termenung menatap langit langit kamarnya sambil berbaring terlentang di kasurnya yang nyaman. Siang tadi setelah beristirahat paska kegiatan panasnya dengan pasangan Johnny dan Ten, Nala memutuskan untuk pulang ke apartementnya sendiri. Mengurungkan niatnya untuk menghabiskan waktu dengan mereka dan membiarkan mereka menikmati kemesraan mereka berdua. Nala sedikit tergelitik akan perasaan tidak nyaman saat dia melihat kemesraan kedua orang tadi.
flashback
Nala keluar dari kamar mandi di kamar mewah tersebut dan melangkah kembali mendekati ranjang king size itu. Setelah tadi terbangun dengan tergesa dan sedikit tertatih karena dirinya yang sudah sesak ingin buang air kecil. Sambil berjalan pelan kesana, dilonggarkannya tali bathrobe yang sedang dia gunakan. Bersiap melanjutkan ronde berikutnya kegiatan panas mereka. Namun tiba tiba langkahnya terhenti melihat apa yang sedang terjadi di ranjang.
Dilihatnya Johnny yang sedang memeluk Ten dengan mesra sambil sesekali mengecup pelipis, dan bahu mulus pria cantik itu diiringi kekehan pelan Ten. Tak urung matanya menangkap bagaimana kedua orang itu saling memandang penuh cinta dan saling berbisik mesra. Aura kebahagiaan tercetak jelas pada raut wajah mereka berdua. Tanpa disadari keduanya Nala terdiam sejenak di tempatnya. Menatap mereka dengan tidak nyaman. Ada perasaan aneh yang menyelimuti hatinya. Dieratkan kembali tali bathrobe yang sempat dilonggarkannya lalu melanjutkan langkahnya dengan pelan dan ragu. Diselipkannya senyum tipis di wajahnya dan beranjak menuju barang barangnya untuk bersiap pulang.
Nala tidak bodoh, walaupun logikanya menolak mengakui namun dia tahu apa yang dia rasakan.
Dia.. iri...
Nala masih berkutat dengan pikirannya. Hari sudah menjelang sore ketika dia masih asik bergelung dengan selimut tebalnya. Perasaannya masih tidak nyaman. Dia sadar rasa iri yang menyelimutinya benar benar menghancurkan moodnya. Dia iri dengan Ten. Bukan karena Johnny. Tentu tidak. Hubungannya dengan Johnny murni sebatas friend with benefits . Tidak ada perasaan lebih diantara keduanya. Nala dapat menjamin hal itu. Ada hal lain yang membuatnya iri.
Dicintai..
Itulah hal yang benar benar membuatnya iri. Sejauh ini dia tidak pernah merasakan hal itu. Tidak juga mempermasalahkannya. Dirinya terlalu tidak ambil pusing dan memikirkan hal hal romantis seperti itu. Seperti yang selama ini dia tekankan pada pasangan partnernya, dia tidak pernah percaya akan suatu hubungan begitu pun dengan cinta.
Menurutnya cinta adalah suatu kesemuan, suatu kesia siaan. Sesuatu yang sementara dan akan hilang oleh waktu. Hubungan berdasarkan cinta menurutnya adalah omong kosong. Sulit dia percaya bahwa ada orang yang mau bertahan dengan pasangannya berpuluh puluh tahun lamanya tanpa menghilangkan rasa cinta. Namun hubungan yang dipertahankan tanpa cinta pun hanya saling menyakiti saja.
Jadi dia berpikir, untuk apa menjalin suatu hubungan jika akhirnya hanya saling menyakiti?
Namun melihat Johnny dan Ten tadi, Nala merasakan hal itu. Kehampaan. Dan iri yang sebelumnya tidak dia rasakan. Diraihnya ponselnya di nakas. Menimbang nimbang atas apa yang akan dia lakukan. Sedikit ragu, hingga akhirnya dia memberanikan diri mengirim pesan pada seseorang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.