01 : Si On The Way Terlambat

210 43 25
                                    

Suara jam alarm terus berbunyi keras. Kamar dengan bernuansa cream itu terasa dingin dan hanya terdengar suara dengkuran halus sambil diselingi dengan suara alarm yang begitu nyaring.

Pintu kayu berawarna putih itu terbuka lebar, dan menampakkan sosok cowok dengan badan bongsor dan tinggi. Dia sudah berpakaian rapi dengan helm yang menutupi kepalanya.

Dia melototkan matanya lalu berdecak pinggang. Matanya menangkap sapu lidi yang sedang nganggur di ujung kamar cewek itu. Tangannya meraih sapu lidi itu lalu sapu itu ia layangkan untuk memukul bokong adiknya.

"Bangun, gembrott. Sekolah, anjer!! Bangun!! Woy!! Bangun, gak??!!"

Namanya Louis. Cowok kelahiran San Fransisco, tahun 1999. Dia adalah seorang mahasiswa angkatan akhir. Ambil jurusan arsitek dan bercita-cita sebagai koki. Yap, memang aneh, tapi itulah Louis. Mahasiswa akhir yang dulunya dikenal dengan wajahnya tampan dan sikapnya yang lumayan blak-blakan. Mahasiswa tingkat akhir yang mempunyai banyak fans dan secret admirer. Hari-harinya di kampus selalu diisi dengan surat yang entah darimana asalnya. Makanan dan bekal yang mungkin juga sudah menetap di lokernya entah berapa lama. Bayangkan saja, wajah tampan Louis yang selalu meramaikan majalah dan banner kampus.

"Hah? Hah? Kenapa?"

Dan itu, namanya Luna. Nama lengkapnya Aurelia Luna Mawar Mateo. Gadis kelahiran Jakarta, tahun 2004. Statusnya sekarang ini adalah pelajar, pelajar dengan kasus keterlambatan yang banyak. Dan sekarang ini, mungkin saja dia akan terlambat kalau tidak segera bangun dari kasur empuknya itu.

"Bangun! Ini udah mau jam tujuh. Lo yang sekolah, gue yang pusing." Ujar Louis lalu melepaskan helmnya.

Mata Luna melirik kearah jam yang sudah tergantung di dinding. Matanya terbelak. Hari ini, adalah hari yang paling dibenci oleh para pelajar.

Tebak,

Senin!

Ya, hari ini adalah hari Senin. Hari dimana seluruh pelajar Indonesia melaksanakan upacara bendera. Berdiri di tengah-tengah lapangan dengan tangan yang harus mereka angkatkan untuk menghormati para pahlawan yang telah gugur beberapa tahun yang lalu.

"Cepetan! Gue tunggu diluar!! Nggak pake lama!" ujar Louis lalu keluar dari kamar adiknya.

Dan dengan cepat, Luna berlari ke kamar mandi dan siap-siap.

Tidak sampai tiga menit, Luna sudah keluar dari kamar mandi dengan seragamnya yang masih urak-urakkan. Setelah mengambil dasinya, ia keluar dari kamar dan turun ke bawah untuk menyusul Louis yang sudah menunggunya sembari tadi.

Luna sudah melihat Louis yang sedang duduk diatas motornya sambil memainkan ponselnya. Saat mendongkak, Louis dikejutkan dengan singa yang ada di hadapannya.

"Ramb-"

"Jalan! Cepet!!" Suruh Luna yang tanpa aba-aba langsung naik ke atas motor Louis.

"Alon-alon, ih. Nih motor hampir tumbang gara-gara lo." Omel Louis.

"Cepetan! Nggak usah banyak omong!!" Ucap Luna yang sudah memakai helmnya.

Louis sempat berdecak, namun tak lama, dia menjalankan motornya dan motornya melaju kencang. Membelah kata macet di kota Bandung pada hari Senin pagi.

DARREN ; on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang