"You know, you knoww. I gak ngerti," Ucap Stiven yang mendumel sebab Darren tidak masuk hari ini. Habisnya, hari ini ada ujian Kimia. Jadi dia membutuhkan sumber jawaban.
"Daripada lu bilang gak ngerti, you know, I know. Mendingan lo hafalin sifatnya si Eter. Karna gua gak ngerti." Cetus Rangga yang sudah melipat kedua tangannya sambil menutup mata untuk menghafal sifat fisis dan kimia dari Eter.
Stiven menggeleng. "No-no, gue mau hafalin rumusnya Ester. Karna rumusnya kocak geming," Jawab Stiven yang sudah menyusun rumus di kertas kecil.
/Kumpulan Dewa Tampan/
Darren | Udah mulai kimianya?
Stiven | Maaf, untuk kali ini gue baperan perihal kimia.
Stiven | Jadi lo gak usah nanya-nanya keadaan kimia.
Stiven | Gw sampe bela-belain liat tulisan keriting punya Rani :)
Stiven | Gw gak ngerti kenapa dia suka banget nulis warna-warni keriting gini.
Darren | Katanya itu estetis.
Stiven | Ha?
Rangga | Ini lagi satu. HAHAHAHA. Aesthetic, anjing.
Darren | Bahasa indonesianya estetis. Rasya juga kalau nulis kayak gitu.
Stiven | Lo kapan pulang?
Darren | Kamis udah sekolah. Doain aja.
Rangga | Tiap hari juga gue doain lo, Der.
Stiven | Halahhh! Basi!
Tiba-tiba, Stiven mengirim foto Rangga yang sudah beberapa tahun lalu teranggur di galerinya. Foto itu saat Rangga dan Stiven sdedang tampil dalam pentas drama. Dan Stiven tak sengaja mendapaati aib wajah Rangga yang telah dipajang secara terang-terangan di mading sekolah pada saat mereka SMP lalu.
Stiven | /Played Ekspetasi by Okin.
Rangga | Ya astaga. LO DAPET DARIMANA?!
Darren | Foto itu udah ada di platform smp. Pas lo pentas drama, wkwkwk.
Rangga | Ampuni.
Rangga lansgung berbalik badan ke belakang. Melihat Stiven yang sedang tertawa ngakak sambil menatap ponselnya.
"Lo hapus, gak?!"
Suara itu membuat Stiven langsung menatap lurus ke depan, mendapati Rangga yang sudah menggebu-gebu menahan kesal. Stiven tersenyum kecil, tak lama, dia tertawa ngakak saat melihat komuk Rangga yang seperti ingin menghantamnya.
"Awas lo," Gumam Rangga yang gemas sendiri dengan kelakuan usil kawannya. Kalau dibandingkan, sebenarnya Stiven memiliki banyak foto aib, tapi bukan Rangga yang menyimpannya, melainkan Darren yang suka banyak mengabadikan foto mereka.
~
Luna mengetuk ujung ponselnya ke meja berulang kali. Berharap orang yang ia lihat kemarin bukan orang yang ia duga selama ini.
Kemarin, Luna mendapatkan panggilan dari Louis, dan dia ijin untuk keluar dari ruangan sebenatr. Namun hal yang ia dapati adalah, Pak Jono sedang berdebat pelan dengan seorang anak remaja yang sepertinya seumuran dengannya. Awalnya dia mengira kalau itu adalah anak Pak Jono yang kebetulan dirawat di rumah sakit yang sama dengan Darren. Namun lama mendengar dan lama menyimak, ternyata dugaannya salah. Berawal dari Pak Jono memanggilnya dnegan sebutan "Non" dan membawa nama Darren ke dalam debat kecil mereka. Serta ucapan Pak Jono yang menekankan agar cewek itu mengaku ke Darren kalau dia sudah ada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARREN ; on going
Teen FictionSosok Darren Christopher Pratama di mata orang itu... "Kak Darren itu ganteng." "Darren, yaaa.... Orangnya pinter, berprestasi." "Lumayan irit bicara, lebih banyak mingkem daripada bicara." "Rival gue, karna dia pinter." Sosok Darren selalu dikagumi...