03 : Gue Ketemu Orang Ngeselin Bat!!!

127 34 14
                                    

"Luna!" Satu sahutan itu langsung membuat kepala Luna tertoleh ke belakang. Sementara orang yang memanggilnya, langsung berlari lumayan cepat kearah cewek itu.

"Nape?" Tanya Luna malas. Dia sudah menjadi badmood gegara disuruh bersihin toilet dua bilik terus di ghsoting karna orang yang nyuruh gak dateng-dateng.

"Lo darimana aja, sih?! Udah gue kosongin juga barisan tadi." Gerutu Bella.

Bella Xefanza Kurniawan, lebih akrab dipanggil Bella oleh orang sekitar. Anak kelahiran Jakarta, dan pindah ke Bandung karna ingin mencoba hal baru. Dia adalah sahabat Luna sejak kelas 1 SMA.

Mereka kenal pada saat MOS. Bella lah yang mengajak Luna berkenalan duluan. Ada beberapa sifat mereka yang sangat bertolak belakang, namun ada juga beberapa sifat mereka yang sama. Perbedaan dan persamaan itulah yang membuat mereka menjadi sahabat baik.

Jangan kalian pikir, perkenalan mereka seperti cerita yang ada di drama-drama Korea. Tidak, mereka tidak seperti itu. Waktu MOS, Bella tidak menyukai Luna, hanya karna wajah Luna yang terlihat tegas dan menyeramkan. Jujur saja, saat itu Bella hanyalah takut untuk berurusan dengan Luna, namun dengan adanya kerja kelompok yang mengharuskan Bella dan Luna menjadi satu tim, membuat mereka menjadi teman baik, walaupun awalnya tidak.

"Lo diem. Hari ini gue kena sial." Jawab Luna yang malas untuk berbicara.

Bella tertawa kecil sambil merotasikan matanya, "Keknya, mulai dari kemaren-kemaren kena sial terus. Kali ini sial apa lagi?" tutur Bella.

"Kali ini sialnya beda, Bel. Kali ini nih ya, gu-"

"E-eitss, sebelum lo lanjutin. Gue punya kabar bagus." potong Bella yang mendapatkan kerutan penasaran dari Luna.

"Apa?" tanya Luna.

"Hari ini, Bu Fatimah ada menu, loh." ucap Bella terkekeh.

"Gue kira apa, nyet! Pokoknya, no batagor, no life. No batagor, I no makan." ucap Luna menggeleng.

Bella memanyunkan bibirnya, "Lo itu kebanyakan makan batagor, makanya lo jadi dodol. Sekali-kali kek makan risol, soto, atau apa lah. Batagor mulu." ucap Bella.

"Batagor itu enak, kecuali lo suk-"

"Bella!!"

Pembicaraan mereka terhenti saat ada seseorang yang memanggil nama Bella dari belakang.

Bella menolehkan kepalanya, begitupun juga dengan Luna.

"Kenapa, Bu?" tanya Bella.

"Tolong bawakan buku ini ke perpustakaan, ya. Ibu ada urusan di kantor guru." ucap guru itu sambil menyodorkan beberapa buku pada Bella.

"Yahh, Bu, nggak bisa bawa sendiri aja?"

"Lun!" seru Bella kaget.

Luna tertawa kecil, "Canda doang, Bu " jawabnya.

Guru itu menggelengkan kepalanya, "Tolong ya, Bella. Perpustakaannya tidak di kunci, kok." ucap guru itu sambil berjalan cepat melewati Luna dan Bella.

Sepeninggalannya guru itu, Bella hanya bisa menghelakan nafasnya pasrah, "Lo ikut?" tanya Bella.

Luna menggeleng masam, "Lo kembaliin aja tuh buku, gue nyari meja di kantin supaya nggak sold out semua. Byee." Jawab Luna lalu berlari ke kantin sendirian.

Pada saat dia sampai di kantin, kepalanya tak berhenti untuk celangak-celinguk mencari meja kantin yang masih kosong. Setidaknya cukup untuk dua orang. Untuknya dan untuk Bella.

Sampai-sampai...

Dubrak!

Prang!!

"Lo punya mata nggak sih?!" Bentak Darren.

DARREN ; on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang