14

593 137 20
                                    

Udah satu bulan, dan bodohnya Jiyoon yang baru nyadar akan semuanya.

Dia baru sadar, kalau cinta itu rumit.

Jangankan cinta, perasaan dan hati aja udah rumit.

Jiyoon selalu inget kata kata Jake yang sampai saat ini masih terngiang ngiang dikepalanya.

"Didunia ini nggak ada yang instan yoon, kecuali pop mie sama tea jus gula batu dan se sebangsaan mereka."

"Pekerjaan lo, kehidupan lo, bahkan masa depan lo nanti, semua pasti ada masa masa sulitnya. Dan jangan lupain hati lo. Apa lagi diusia kita yang terbilang masa masa nya remaja jatuh cinta."

"Gue juga pernah kok ngerasain yang namanya jatuh cinta. Beda sama lo yang bahkan nggak pernah mau deket sama cowok, semua lo anggep temen. Sekalinya lo jatuh cinta, malah ke orang yang salah."

"Sunghoon, Monday, Jay udah sahabatan dari lama. Gue juga udah pernah bilang kan, nggak ada persahabatan antara cewek cowok. Gue bilang ke lo buat ga deket sama Sunghoon, kenapa? Karena gue tau, pada akhirnya lo cuma jadi tempat pelampiasannya Sunghoon. Jay selalu menang buat dapetin hati Monday. Gue nggak mau lo ada diposisi lo sekarang yoon."

"Ya karena kedeketan lo sama Sunghoon nggak menjamin Sunghoon bisa suka ke lo juga. Kalo hati Sunghoon masih ada dan selalu buat Monday, perjuangan lo sia sia. Sama aja Sunghoon jadiin lo simpenan. Dia nganggep lo penggantinya Monday, tapi semua rasa sukanya sepenuhnya buat Monday, bukan buat lo."

Dan yang Jake bilang 100% bener.

Jiyoon emang nggak pernah bilang ke Sunghoon kalo dia suka Sunghoon.

Mau sebanyak apapun Jiyoon nunjukin rasa sukanya ke Sunghoon, Sunghoon sendiri selalu nunjukin rasa sukanya ke Monday.

Pada akhirnya Jiyoon cuma jadi pelampiasan.

Sunghoon selalu nyari Jiyoon setiap kali Monday sama Jay.

Ibaratkan Sunghoon aladin, dan Jiyoon adalah jin nya. Dipanggil saat dibutuhkan. Dan pergi setelah semuanya selesai. Bedanya, Jiyoon nggak bisa ngabulin 3 permintaan. Tapi dia hanya bisa tanya dalam hati. 'Salah ya gue suka sama lo? sedangkan lo suka sama sahabat lo, yang mana dia juga sahabat gue.'

Jiyoon nggak pernah marah ke Monday. Walaupun dia tau, dia nggak pernah bilang ataupun cerita ke Monday.

Cukup Jiyoon yang tau gimana sakitnya jadi pelampiasan Sunghoon.

Lagian, Sunghoon pernah bilang ke Monday, kalo Monday nggak bisa ngelarang Sunghoon buat tetep suka ke Monday.

Lalu masih adakah tempat untuk Jiyoon di hati Sunghoon?

Tentu aja enggak.

Dan semuanya terjadi kayak sekarang ini. Sunghoon ngajak Jiyoon pergi ke danau tempat mereka pergi pertama kali. Tapi nggak berdua, ada Monday juga disana.

"Gue mau beli minum, lo ikut nggak mon?" Tanya Jiyoon menunjuk warung yang jaraknya cukup jauh dari tempat mereka sekarang.

"Enggak ah, gue mager."

"Ya udah, gue mau nemenin Jiyoon" sahut Sunghoon lalu berjalan menyusul Jiyoon.

Jiyoon kira Sunghoon bakal manfaatin waktu buat berdua sama Monday, tapi cowok itu malah milih buat nemenin dia beli minum.

"Lo nggak nemenin Monday?" Tanya Jiyoon melirik wajah Sunghoon yang terlihat tenang.

Sunghoon menoleh ke arah Jiyoon. Memergoki Jiyoon yang melirik nya terus menerus.

"Kalo gue nggak nemenin lo ntar lo bisa diculik" balas Sunghoon menggandeng tangan Jiyoon.

Sebuah pergerakan yang cukup membuat Jiyoon tersentak.

[3] Beginning Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang