Petunjuk

5.5K 328 45
                                    

Akhirnya....setelah sekian lama, eh engga deng beberapa hari doang, Cerita ini bisa lanjut Alhamdulillah
Monggo di baca para Readres dan Author pengen tau gimana nih Reaksi kalian di Part ini

Bau antiseptik yang begitu terasa di ruangan itu dengan seorang pemuda yang terbaring lemah di atas Brankar.
Dia adalah Deon, sang Ketos dingin yang mungkin sedang menikmati mimpi panjangnya.

Orang tua dan mertuanya bersilih ganti menjaganya. Hey...kenapa Lena dan Seno lebih mementingkan Deon? Sedangkan di sana di balik jeruji besi anaknya tengah berkorban sendiri.

Bukannya mereka tidak mau menjenguk anaknya, tapi memang Kia yang selalu menolak saat mereka menjenguknya. Kia takut jika berbicara dengan Lena pengorbanannya akan sia-sia karena dia tau Lena bisa menebak kebohongannya. Namanya juga ibu, pasti tau mana saat anaknya jujur dan mana saat anaknya berbohong.

"Deon... Apa kamu tidak berniat bangun nak? Kamu tidak mau mengatakan semuanya? Mama tau Kia gak mungkin melakukan semua itu...cuma kamu yang tau semuanya nak, mama mohon kamu cepet bangun" ucap Lena diselingi tangisnya.

Tok tok tok

"Masuk" ucap Lena.

"Assalamualaikum tante" ternyata yang datang adalah Galih, Radit, Nada dan Jihan.

"Waalaikumsalam" jawab Lena.

"Kami temannya Deon tante, kami dengar Deon koma jadi kami kesini untuk melihat keadaannya" ucap Galih.

"Oh boleh-boleh, silahkan"

"Tante Lena kok disini? Tante kenal sama Deon?" Tanya Galih.

"Eh kamu gak tau Galih? Deon sama Kia kan-"

"Saudara jauh" jawab jihan.

"Iyakan tante?" Sambungnya.

"E-eh iya saudara jauh" Lena paham maksud Jihan.

"Ohhh, kami juga turut berduka ya tante atas masalah yang Kia hadapi saat ini. Tapi kami yakin Kia bukan orang yang akan dengan sengaja dan tega melakukan semua itu" ucap Galih.

"Iya tante berterimakasih banget atas perhatian kalian sama Kia"

"Eh ayo duduk dulu, tante sampe lupa nyuruh kalian duduk"

"Hehe gapapa tante santai aja" ucap Nada.

Mereka pun duduk di sofa yang ada di ruangan Deon, maklum saja karena Kamar inap yang Deon tempati adalah kamar VVIP ya namanya holang kaya.

Galih menghampiri Deon yang mukanya pucat dengan bibir yang kering.

"Bro ! Lu jangan lama-lama tidurnya, gue pusing ngurusin tugas Osis sendiri. Masa lu tega bebanin semua ke gue" ucap Galih, hatinya benar-benar tak tega melihat kondisi Deon saat ini.

"Gue tau lu suka sama Kia, pasti lu bakalan marah pas tau Kia sekarang di penjara. Lu pasti marah pas tau di sekolah berita lu sama Kia rame banget. Kasian Kia bro ! Dia jadi topik perbincangan guru dan murid saat ini. Lu harus cepet bangun buat normalin semuanya"

Setelah itu Galih kembali duduk bersama teman-temannya dan Lena.

"Bagaimana sekolah kalian?" Tanya Lena.

"Alhamdulillah baik tante, tapi...Kia...."

"Tante paham, ini memang udah jalan takdir buat Kia. Gapapa kok, Kia juga pasti maafin mereka. Tante tau banget gimana anak tante yang satu itu" ucap Lena sambil tersenyum.

"Sebelum kami kesini tadi kami sempatkan mau menjenguk Kia, tapi Kia menolak" ucap Nada.

"Tante pun sama, entah apa yang sedang Kia pikirkan dia tidak mau menerima jengukan siapa pun" balas Lena.

MY COLD KETOS IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang