Rindu Itu

412 49 0
                                    

Beberapa Bulan Kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa Bulan Kemudian

Apa bagian terburuk dari sebuah hubungan jarak jauh? Ya jawabannya selalu soal perbedaan ruang dan waktu, jaemin kini benar benar memahami itu. Perbedaan waktu 9 jam antara seoul dan edibrugh selama lima bulan lebih ini benar-benar menguras segalanya, emosi, kesabaran hingga menguji perasaanya sendiri.
Jaemin tidak pernah mengira kalau hidup berjauhan dengan jeno adalah sesuatu yang sangat sulit untuk ia tangani. Seringnya ketika ia baru memulai hari, jeno sudah uring-uringan karena telponnya yang tidak terangkat, atau ketika jaemin pergi pamit tidur jeno malah cemberut karena ia baru rehat dari aktivitas latihannya.
Namun jaemin mencoba berkompromi dan ia harap jeno juga melakukan hal yang sama, setidaknya ia tidak perlu mengkhawatirkan jeno di korea karena ada teman-temannya yang menjaga. Ia sudah memberikan semua resep masakannya pada renjun agar bisa menangani rewelnya jeno soal makanan.
Sudah hampir enam bulan jaemin sendirian di edinbrugh menjalani hidup yang sangat diimpikan olehnya, tanpa sorot lampu dan kamera yang mengarah padanya setiap waktu, tanpa dikejar sasaeng gila yang di seoul bisa saja ia lempar dengan batu bata kepalanya. Pelatih dan manajer park masih tetap memantau semua proses latihannya karena jika semunya lancar seharusnya bulan depan ketika sampai di korea dia sudah kembali ke panggung bersama teman-temannya.
Sebuah link baru dikirimkan dari kantor unicef di jantung london, jaemin baru tiba dari edibrugh sejam yang lalu, alih-alih naik taksi ia memilih naik kereta bawah tanah dan hal itu sungguh sangat dinikmati olehnya. Sebuah kemewahan yang biasanya jarang ia dapatkan saat tinggal di korea.
Seminggu yang lalu perwakilan dari unicef menelponnya dan menawarinya sebuah pekerjaan di asia tenggara minggu depan, sebuah acara amal selama seminggu penuh dan jaemin tidak mungkin bisa menolaknya.
Jaemin keluar dari tangga bawah tanah dan kantor unicef london langsung terlihat hanya sekitar lima puluh meter di hadapannya, ia berjalan hati hati melewati trotoar yang masih basah bekas hujan. Untungnya orang dari unicef sudah mengingatkannya tentang london yang masih turun hujan meski di awal bulan juli begini, dan jaeminpun sudah mulai terbiasa memakai pakaian lapis tiga juga payung yang selalu ia bawa di dalam tasnya.
"Jaemin? Na jaemin from NCT aaaaaarrggghhh..." seorang gadis muda usianya sekitar enam belas tahun yang berjalan berpapasan dengannya tiba tiba menjadi histeris. Rupanya jaemin masih belum bisa menyembunyikan wajahnya meski masker dan syal menutupi sebagian wajahnya.
"Neee..." jaemin mencoba tersenyum ramah. "Berhentilah berteriak, kau mulai menarik perhatian orang-orang.." jaemin memandang tak enak pada sekitarnya.
"Cant we took a photos?" Tangan gadis itu gemetar dan mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya, melihat hal itu jaemin langsung mengambil ponselnya dan membuka kameranya.
"Tangan gemetarmu bisa membuat ponselmu jatuh.." ia merangkul gadis tersebut kemudian mereka mengambil selfie. Sementara gadis tersebut tak henti menangis dan tersenyum bahagia karenanya.
"Terimakasih, kau sangat ramah sekali.." ujar gadis itu sambil menyimpan kembali ponselnya ke saku jaketnya.
"Emmh bisakah kau tidak mempostingnya dulu hari ini, karena rencananya besok aku akan kembali ke korea dan akan memberikan kejutan buat memberku.."
"Yes sure.." ujar gadis itu sambil menutup mulutnya dengan tangannya. "Ku dengar kau melanjutkan studimu di luar negeri aku tidak menyangka kau memilih inggris.."
"Maaf, aku sedang ada urusan, semoga harimu menyenangkan, bye.." jaemin menepuk bahu gadis tersebut sebelum menyebrang jalan dan memasuki kantor unicef. Ia disambut oleh seorang wanita yang menyapanya ramah dan setelah memastikan kalau jaemin sudah punya janji di sana perempuan tersebut langsung membawanya ke lantai atas di sebuah ruang pertemuan.
"Mr Jaemin?" Seorang pria masuk setelah jaemin duduk di kursinya. "Namaku Clay Smith, aku yang menghubungimu kemarin di telpon juga aku yang akan menemanimu selama berada di Bangkok dan Jakarta.." usai berjabat tangan jaemin kira orang itu akan mengajaknya duduk namun ia malah berpamitan pergi lagi. "Masih ada orang yang kita tunggu temanmu juga dari korea, katanya mereka masih di jalan apakah kau tidak keberatan?"
"Yaa tidak apa-apa.." pertanyaan dari Clay membuat jaemin langsung bertanya tanya siapakah teman yang dimaksud, apakah temannya dari NCT atau dari SM juga. Jika salah satu member yang datang maka rencananya untuk memberikan kejutan pasti akan berakhir berantakan.
"Jaemin?" Pintu terbuka dan donghae menyerbu masuk dari sana. "Ah betulkan kataku, jaeminlah yang mereka maksud, dia sedang kuliah di edinbrugh Yeobo.." ujarnya pada orang yang berjalan di belakangnya, hyungnya yang lain.
"Ah na jaemin, aku pikir key atau lucas, aku sudah sangat sakit kepala kalau harus menghadapi mereka.." siwon langsung memeluk jaemin dan menyuruhnya duduk kembali.
"Sunbaenim, kalian sedang apa di london?" Jaemin tak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya mengingat grup mereka saat ini tengah sibuk-sibuknya menjalani promosi.
"Bisakah kau tidak menceritakannya pada yang lain?" Todong donghae. "Kami sedikit berlibur dan berbelanja, sampai kemarin dia ingat harus menghadiri pertemuan dengan unicef makanya dia meminta bertemu di sini saja.."
rupanya perkataan haechul beberapa bulan lalu soal hubungan rahasia antara siwon dan donghae benar adanya, kini keduanya tampak memakai pakaian serasi bahkan aroma parfum mereka saja sama. Jaemin tidak perlu lagi bertanya apakah mereka tidur di kamar yang berbeda di hotel.
"Kalau begitu, aku juga punya permintaan.." jaemin yang duduk di hadapan mereka berdua langsung melipat kedua tangannya di atas meja. "Kalian juga harus merahasiakan kepulanganku besok ke korea pada teman teman memberku, aku berencana memberi kejutan.."
"Ah kau menyuruh donghae menyimpan rahasia? Rahasianya yang paling aman hanya soal pertunangan kami, selebihnya..."
"Diam!!!" Donghae menatap marah orang yang duduk di sebelahnya itu. "Apakah aku boleh memberitahu jeno?"
"Hyung..." jaemin menatapnya tak percaya.
"Lihatlah reaksinya" donghae menatap siwon sebelum bersandar pada punggung kursi, anehnya wajahnya menunjukan seakan akan dia baru saja menang lotre. "Sudah aku bilang mereka itu berkencan, makanya anak ini sedikit marah ketika aku menahan jeno di pesta akhir tahun lalu.."
Pintu terbuka dan Clay sudah kembali dengan sebuah map di tangannya. "Ah ku rasa aku tidak perlu memperkenalkan kalian lagi, bukan? Aku hanya akan menjelaskan tentang rencana kegiatan kita nanti selama di bangkok dan jakarta.."
Ketiganya dengan serius memperhatikan, donghae bereaksi agak kikuk karena seharusnya ia tidak ada di pertemuan ini "lanjutkan saja, aku tidak akan menganggu.."
"Terimakasih, kamu masih tetap bisa berada di sini tenang saja, meskipun yang ku butuhkan adalah Siwon dan Jaemin.."
Donghae mengangguk faham.
"Kalian akan ikut membagikan perlengkapan sekolah untuk anak-anak dan ikut marathon sebagai bagian dari acara amal.."
"Marathon?" Jaemin terbelalak.
"Ya, marathon jaemin, tidak apa-apa jika kau nanti hanya berlari selama lima kilo, asalkan kalian berdua terlihat di garis start.."

Day Dream [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang