T i g a

5.2K 904 309
                                    

Kapan terakhir kali senyum itu benar-benar lepas? Dia bilang, entahlah. Sudah sangat lama, ia rasa. Dan dia bilang, aku sudah menjadi alasan dia tersenyum lepas hari ini … untuk pertama kalinya.

- Bintang Rezayn -

3. Alasan

Pulang sekolah, Bintang diberi tahu oleh Lily bahwa Raffa sakit. Katanya, cowok itu memakan mie ayam pedas dan penyakitnya kembali kambuh.

Memang dasar manusia ngeyel, sudah tahu tidak kuat makan pedas. Masih kekeuh memakannya.

Bintang baru saja menjenguk Raffa. Cowok itu sudah tertidur sekarang.

Boby juga sudah pamit pulang bersama Lily.

Saat melangkahkan kakinya ke lantai luar, ia melihat Crystal yang tengah duduk di teras seraya menatap lurus ke arah gerbang.

"Crys?"

"Eh, Bintang?"

Crystal mengerjapkan matanya beberapa kali. Gadis itu tersenyum tipis kemudian membuang arah pandangnya menghindari tatapan Bintang.

Ada apa dengan gadis itu? Pikirnya.

"Aku suka sama cowok yang Sayang sama Mamanya. Mamaku bilang, kalau cowok Sayang sama Mamanya, dia juga bakal sayang sama pacarnya," kata Crystal.

Bintang menatap wajah gadis itu yang terlihat senang. Hanya karna itu ia bisa tersenyum? Bintang menggelengkan kepalanya berusaha menepis pikirannya sendiri.

"Tapi gue bukan pacar lo."

"Aku tau. Kita juga emang gak bisa pacaran kan, Bintang?"

Bintang diam, cowok Itu mengangguk pelan. Ya, Bintang dan Crystal tidak bisa menjalin sebuah hubungan.

"Tunggu, Tang, lo gak suka sama Crystal, kan? Terus maksud lo ngasih pinjem baju olahraga lo ke Silva apa? Lo—"

"Gue gak suka Silva! Gue juga gak suka Crystal. Apaan sih, sempit banget otak lo," sahut Bintang kesal.

Kejadian di kamar Raffa tadi, masih terekam jelas di kepala Crystal. Jika Bintang tidak menyukainya, untuk apa cowok itu menyapanya terus menerus?

Bintang duduk di samping gadis itu. "Lo kenapa?" tanya Bintang.

"Kamu gak pulang?"

"Lo kenapa?" Bintang masih tetap bertanya.

Crystal tersenyum tipis dan menggeleng. Gadis itu hendak beranjak. Namun Bintang menahan tangannya. "Crystal, lo kenapa?" tanya Bintang dengan nada lembut.

"Aku gak papa, Bintang. Aku cuman lagi kangen sama Mama sama Papa aja." Crystal tersenyum tipis.

Bintang menatap mata gadis itu dengan intens. Ia menggeleng pelan, "Lo bohong?"

"Kenapa kamu tau?"

"Karna lo bohong."

Crystal menarik tangannya yang masih disentuh oleh Bintang. Gadis itu menarik napasnya pelan, "Kita jangan deket-deket ya, Bintang?"

Cowok itu terdiam. Hatinya merasa tak terima saat kalimat itu keluar dari dalam mulut gadis itu.

Namun, bibirnya terasa kelu. Ia juga tak bisa memaksa orang lain untuk dekat dengannya.

After we met [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang