D e l a p a n

3.5K 811 118
                                    

8. Perbedaan

Bintang dan juga Crystal sampai di sekolahnya. Kedua remaja itu masuk ke dalam kelas yang sudah nampak begitu ramai.

Menyimpan tasnya, Bintang duduk di kursi biasanya. "Gue ada gorengan." Bintang membuka tasnya, dan mengambil sebungkus gorengan yang ia beli dari Silva tadi.

"Cakep!" Boby mengambilnya, cowok itu memakannya dengan lahap.

"Ini lontongnya gak ada?" tanya Boby seraya mengangkat gorengan di tangannya.

Lily mencibir, gadis itu melempar bukunya pada Boby. "Udah mah dikasih, nawar lagi. Makan mah makan aja, udah!" ujarnya.

"Diem lo Bunga bangke!"

"Lo yang diem! Enak aja lo marahin Lily kayak gitu. Lo banting sekalian ke lantai," sahut Raffa seraya mengambil satu gorengan di plastik.

Bintang menggeleng pelan. Cowok itu membalikan tubuhnya menatap ke arah Crystal. "Mau gak?" tanya Bintang.

Crystal mendongak, gadis itu mengangkat sebelah alisnya. "Apa?"

Bintang mengambil satu gorengan. Kemudian, ia menyodorkannya pada Crystal. "Buka mulutnya," ucap Bintang.

"Itu apa?"

"Gorengan. Enak kok, cobain deh. Buka mulutnya cepet."

Boby menyenggol lengan Bintang. Cowok berparas bule itu tertawa, "Mau dong disuapin sama Aa Tang, Obeng, Gergaji," goda Boby.

Bintang mendengkus kesal. Cowok itu menarik tangannya kembali. "Crys, kalau mau ambil aja."

"Gak jadi disuapin?" tanya Crystal terdengar sengaja menggoda Bintang.

Wajah Bintang memanas, cowok itu mengusap pipinya sendiri mengalihkan rasa malu. "E-em … gue kayaknya mau beli minum ke kantin, dah!" Bintang beranjak kemudian berlari meninggalkan kelasnya.

Crystal tertawa pelan, gadis itu menggeleng melihat tingkah Bintang.

"Boby, aku mau coba dong."

"Mau gue suapin?" tanya Boby.

Lily mengambil bungkus gorengannya. Gadis itu melirik Boby sinis, "Gue mah gak pernah tuh lo gituin. Emang ya, jaman sekarang apa-apa liat muka dulu. Bagian good looking aja—"

"Mau banget lo disuapin Boby?" tanya Raffa kesal.

"Bukan gitu, Raf. Jadi gini–"

"Iya, gitu. Lo mah gitu terus sama gue!"

Di sisi lain, Bintang duduk di pinggir lapangan. Cowok itu memainkan ponselnya sendiri.

Alisnya berkerut ketika menemukan sesuatu di layar berandanya. Detik berikutnya, senyum di bibirnya terpancar. "Gue bakal bilang ini sama Crystal."

"Lo kalau jalan yang bener! Kaca mata lo kurang tebel, hah?"

Bintang mematikan ponselnya, cowok itu mendongak kala mendengar suara keributan di sebrang sana.

Ia beranjak, berjalan mendekat.

"Maaf, Kak. Aku gak sengaja."

Krek!

"Ka-kacamata aku," lirih gadis yang saat ini tengah merangkak mencari kacamatanya.

Bintang menghampiri cowok yang tengah memegang bola basket di tangannya. Tanpa aba-aba, ia mendorong bahu cowok itu sedikit kasar. "Pantas lo kayak gitu?" tanya Bintang.

After we met [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang